Thursday, June 18, 2015

C.   Tafakkur Dan Ta’bir.
1.    Beberapa Pandangan.
Manusia merupakan mahluk yang paling misteri. Penyelidikan dan pandangan tentang keberadaannya, merupakan obyek yang sangat menarik dan paling rumit, hingga tak kunjung selesai untuk dibicarakan. Kajian tentang manusia dan prilakunya telah melahirkan berbagai disiplin ilmu. Ilmu sosial, budaya, politik, ekonomi, seni, etika dan aneka ragam paham filsafat. Diantara penyelidikan yang sangat menarik dan sangat rumit, adalah menjawab pertanyaan; Apakah ada  manusia sempurna itu ?. Jika ada, berapa jumlahnya?. Serta apa ukuran untuk menentukan dan mengetahuinya ?.
Berbagai pandangan telah dimunculkan oleh para ahli. Pertama, ada yang berpandangan kesempurnaan manusia ditinjau dari kekuasaannya. Semakin luas dan besar kekuasaan seseorang, semakin sempurna jati dirinya. Manusia, dapat dikatakan sempurna, jika telah menjadi raja perkasa diatas bumi yang tidak ada yang mengalahkannya. Kedua, ada yang meninjau kesempurnaan manusia dari sisi kepuasan dan kebebasannya. Semakin bebas ia berbuat tanpa ada yang menghalangi, maka semakin puas hidupnya, dan berarti sempurna pula kemanusiaannya. Kedua paham ini dimunculkan oleh kaum kafirin (atheis).
Ketiga, kaum humanis  berpandangan bahwa  kesempurnaan manusia, ditinjau dari sisi etika, prilaku serta sikapnya terhadap sesama dan alam lingkungannya. Semakin banyak darma yang dilakukan untuk pengembangan dan kemajuan lingkungan, maka semakin sempurna kemanusiannya. Dan keempat, ada pula yang berpandangan kesempurnan manusia ditinjau dari tingkat kesadarannya kepada Tuhan Pencipta dan Penguasa Alam semesta. Seseorang, ketika berinteraksi dengan makhluk, jiwanya dapat terbebas dari ketergantungan kepada makhluk yang ada dilingkungannya maupun ego diri, dan hanya tergantung kepada Allah Swt. Semakin tinggi pendakian ruhani yang dicapai, ia akan naik ketingkat pemahaman dan kesaksian terhadap ketunggalan wujud Tuhan Yang Maha Esa (maqam Wahidiyah dan Ahadiyah, atau dalam istilah lain disebut maqam wahdatus syuhud). Dengan pencapaian ini seseorang akan mendapat anugrah paling agung dan sempurna, berupa sinar Asma dan Akhlaq Allah Swt.[1] Anugrah inilah yang diperuntukkan kepada para nabi dan rasul sejak Nabi Adam As sampai Rasulullah Saw.

2.    Strata Kehidupan
Dalam setiap sudut kehidupan terdapat tingkatan-tingkatan. Keadaan terendah, menengah dan teratas. Ada kelompok terbelakang, berkembang, maju dan paling maju. Ada orang yang terkaya, agak kaya, kaya, miskin dan termiskin. Dalam kemampuan akal, ada seseorang yang pandai, terpandai dan ada pula yang masih primitive. Dalam bidang kwalitas dan mutu, ada yang terbaik, berkembang dan ada pula yang terburuk. Begitu pula dalam sudut kehidupan lainnya.
Contoh-contoh dalam beberapa strata kehidupan berikut ini, akan lebih memperjelas adanya makhluk terbaik dalam setiap kehidupan, misalnya :
1)                Dalam sosial masarakat, ada yang manusia terbaik (karena kwalitas atau karena keturunan) yang dijadikan pemimpin, yang mana ia sebagai pusat pengaturan dan pembagian kekuasaan dalam lingkungannya.
2)                Dalam setiap lingkungan masyarakat, terdapat markas/ kantor sebagai tempat pusat pengaturan atau kekuasaan. Misalnya setiap negara, propinsi, atau daerah kabupaten memiliki tempat  pusat pemerintahan yang disebut Ibu kota.
3)                Dalam dunia olah raga juga terdapat pemain atau team yang tergolong ringking ter-bawah, bawah, menengah, atas, dan ter-atas.
a.       Dalam setiap kompetisi sepakbola dunia yang diselenggarakan 4 tahun sekali, melahirkan tim serta pemain ter-baik.
b.      Dalam setiap pergantian tahun, kita mengenal nama-nama olahragawan terbaik. Misalnya dalam tahun 1980 – 1900, kita mengenal nama Andre Agassi, Steffi Graff, Martina Navratilova, Gabrille Sabatini, Yayuk Basuki (tenis lapangan). Dalam sepak bola, kita mengenal nama Pele, Ronaldo, Romario, Digo Amandow Maradona, Josh Weach, Rutt Gullit, Fans Basten dll. Dalam dunia bulutangkis, kita mengenal Rudi Hartono, Lim Swi King, Morthen Van Hanshen, dll.
4)                Bila dibandingkan dengan planet lain, bumi merupakan planet paling lengkap komponen kimiawinya, hingga dapat memberikan keperluan hidup yang dibutuhkan oleh manusia dan hewan.
5)                Bila dibandingkan dengan mahluk lain, susunan kimiawi jasmani manusia merupakan susunan yang paling lengkap dan sempurna.
6)                Dalam organ tubuh manusia terdapat saraf sebagai pusat penggerak dan pengendali organ lainnya. Gerakan tubuh, bukan muncul dari masing-masing organ, tapi dikendalikan oleh saraf yang besarnya kurang lebih 4 cm. Organ yang sangat kecil ini dapat mengendalikan organ lain yang besarnya beratus-ratus kali. Bahkan syaraf manusia ini mampu mengendalikan sebuah organisasi atau Negara yang besar.
7)                Jiwa manusia merupakan jiwa paling sempurna bila dibandingkan dengan jiwa mahluk lain (hewan, jin, setan, malaikat dan lainnya).
8)                Tingkatan iman dan taqwa seseorang kepada Allah Swt wa Rasulihi Saw, ada yang rendah, menengah, tinggi dan tertinggi.
D.  Jadi, kehidupan ini telah menunjukkan adanya satu mahluk yang tertbaik dan paling semurna organ tubuh dan  jiwanya, yang karenanya ia menjadi pusat dari seluruh mahluk. Dan dalam konsep Islam, pusat mahluk tersebut terdapat pada manusia yang masih hidup dalam alam fana, dan bukan pada mereka yang telah pulang kerahmatullah. Setiap manusia organ tubuhnya mengandung komponen dari seluruh kimiawi yang ada didalam alam semesta ini. Oleh Allah Swt, manusia ditempatkan pada planet bumi yang susunan kimiawinya juga meliputi seluruh kimiawi yang ada pada planet lain. Jika manusia, dapat mengembangkan jiwa spiritualnya sampai kepada tingkat kesempurnaan, maka ia akan menjadi pusat makhluk secara batiniyah.  

E.   Pembimbing Ruhani

Manusia dilahirkan dalam keadaan bodoh.



Sedangkan akhlak para waliyullah Ra didapatkan dari pancaran Rasulullah Saw. Seseorang, setelah melalui latihan (mujahadah) serta menaiki beberapa tahapan jiwa, barulah ia mendapatkan anugrah akh[1]. Kemuliaan akhlak yang dimiliki oleh Rasulullah Saw didapatkan secara langsung dari Allah Swt. lak yang karimah. Diantara tahapan jiwa tersebut; pertama, takhalli : pembersihan jiwa dari akhlak yang tercela (syirik, ujub, riya’ dan linnya). Kedua, tahalli : pengisian jiwa dengan akhlak yang terpuji (taqwa, ihsan, sabar, ridla, syukur dan lainnya). Baru kemudian memperoleh tajalli : Allah Swt menampakkan diri serta menyinarkan akhlak-Nya.

No comments:

Post a Comment