masail wahidiyah - 13. mahabbah
MAHABBAH
Mahabbah atau cinta, yang dimaksud di sini adalah cinta kepada Alloh wa Rosuulihi SAW cinta kepada Anbiyaa wal Mursaliin wal Malaikatul Muqorrobiin ‘alaihimus-sholaatu wassalam, cinta kepada para keluarga dan para Shahabat Beliau dan kepada para Auliya kekasih Alloh RodiyallohuTa’ala ‘anhum, cinta kepada para Ulama, kepada pemimpin, kepada orang tua dan keluarga dan seterusnya, umumnya kepada segenap kaum mukminin, mukminat, mislimin, muslimat dan kepada segala makhluq ciptaan Alloh pada umumnya.
Cinta kepada Kholiq, harus cinta juga kepada makhluq ciptaan-Nya. Akan tetapi cinta kepada Kholiq sudah barang tentu harus tidak sama dengan cinta kepada makhluq-NYA. Dalam prinsipnya segala makhluq berupa dan berbentuk apa saja dan bagaimanapun juga wujudnya, kita harus cinta. Kita cintai karena ia adalah ciptaan Alloh. Sekalipun berupa sesuatu yang menjijikkan, atau menakutkan. Sekalipun berupa maksiat atau munkarot sekalipun, atas pengertian bahwa itu semua ciptaan Alloh, kita harus cinta. Akan tetapi, disamping cinta, kita diperintah supaya menjauhkan diri dan tidak menyukai maksiat dan munkarot. Jadi pandangan harus dobel. Disamping cinta atau senang, harus pula tidak senang, harus menjauhkan diri daripadanya. Kita senang terhadap dzatiyahnya maksiat dan mungkarot mengingat itu adalah ciptaan Alloh yang kita cintai. Tetapi kita harus tidak senang dan harus menghindarkan diri dari perbuatan maksiat dan munkarot karena memang diperintah begitu oleh Alloh.
Jadi kita senang atau cinta kepada dzatiyah-nya maksiat dan munkarot karena sama-sama ciptaan Alloh, dan kita harus tidak senang (menjauhi) perbuatan maksiat dan munkarot karena dilarang melakukannya. Hanya senang dan cinta saja kepada maksiat dan munkarot, tidak membenci dan menjauhi, berarti melanggar perintah. Dan hanya membenci saja, tidak ada rasa senang sebagai itu makhluq, berarti melukai kepada makhluq. Melukai atau lebih-lebih menghina makhluq, berarti juga melukai kepada Kholiq / penciptanya.
Ada suatu hikayah, pernah terjadi, ada salah seorang Nabi ‘ala Nabiyinaa wa’alaihis-sholaatu wassalaam pada suatu ketika melihat seekor anjing yang (maaf) bermata empat dan menjijikkan. Nabi tersebut (maaf) berkata dalam hatinya: “anjing kok bermata empat menjijikkan sekali”.Tak terduga-duga anjing tersebut menjawab : ”Tuan mencaci saya, jijik terhadap diri saya, itu sama saja mencaci yang menciptakan saya”. Nabi tersebut menjadi terkejut dan spontan lalu bertaubat dengan memohon ampun kepada Alloh.
Cinta atau senang maupun benci atau tidak senang itu harus didasari LILLAH BILLAH. Jika tidak dijiwai LILLAH BILLAH, otomatis dasarnya adalah nafsu LINNAFSI BINNAFSI. Dan jikaLinnafsi Binnafsi pasti ada pamrih untuk kesenangan nafsu. Cintanya cinta gadungan, cinta palsu, tidak mulus, tidak murni, bukan cinta sejati. Cinta sebab ada udang di balik batu. Ini membahayakan. Jika apa yang menjadi daya tarik cinta itu hilang atau tidak kelihatan, menjadi tidak cinta lagi. Begitu juga benci atau tidak senang harus dijiwai LILLAH BILLAH Jika tidak, berarti hanya menuruti kemauan nafsu, bukan dasar menjalankan perintah.
Seperti keterangan di atas, cinta kepada makhluq harus tidak sama cinta kepada Kholiq. Cinta kepada makhluq haruslah hanya sebagai realisasi atau pelakanaan cinta kepada Kholiq. Atau sebagai manivestasi atau cetusan rasa cinta kepada Kholiq. Jangan sampai memadu antara cinta kepada Kholiq dan cinta kepada makhluq. Berbahaya sekali. Lebih-lebih jangan sampai cinta makhluq sampai mengalahkan cintanya kepada Kholiq.
Alloh telah berfirman:
قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِّنَ اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيْلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ ( 9- التو بة 24 )
Artinya kurang lebih:
“Katakanlah (wahai Muhammad ), jika bapak-bapak kamu sekalian, anak-anak kamu sekalian, saudara-saudara kamu sekalian, suami / istri kamu sekalian, keluarga kamu sekalian, harta benda yang kamu sekalian kumpulkan, per-niagaan yang kamu sekalian takut menderita rugi dan rumah tempat tinggal yang kamu sekalian senangi, jika semua itu lebih kamu cintai daripada ِAlloh wa Rosuulihi SAW dan dari pada berjuang di jalan-Nya, maka bersiap-siaplah sampai Alloh menurunkan perintah penyiksaan-NYA dan Alloh tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (9-At_Taubah-24).
Mari kita renungkan dan koreksi diri kita masing-masing. Dan mari senantiasa berusaha meningkatkan mahabbah kepada Alloh wa Rosuulihi SAW
Rasululloh, SAW bersabda :
لاَ يـُؤْ مِنُ أَحَـــدُكُـمْ حَـتَّى أَكُــوْنَ أَحَــبَّ إِلَـيْـهِ مِــنْ نـَفْـسِهِ وَمَـالِـــهِ وَالـنَّاسِ أَجْـمَـعِـــيْنَ . (رواه البخاري ومسلم وأحمد والتر مذي وابن ماجه عن انس y)
Artinya kurang lebih :
“Tidaklah sempurna iman salah satu dari kamu sekalian sehingga Aku lebih dicintai dari pada dirinya sendiri, hartanya dan manusia semuanya”. (Riwayatbukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Anas).
Jadi cinta kita kepada badan kita sendiri, kepada orang tua, kepada suami, istri, kepada keluarga dan lain-lain itu seharusnya hanya sebagai pelaksanaan atau cetusan rasa cinta kita kepadaAlloh wa Rosuulihi SAW. Ini dapat timbul dari hati yang senantiasa menerapkan LILLAH BILLAH, LIRROSUL BIRROSUL dan LILGHOUTS BILGHOUTS dan rajin melakukan Mujahadah Wahidiyah serta memperbanyak tafakkur. Tafakkur di dalam ke-Agungan Alloh, takkafur kepada kebesaran, kemuliaan / keluhuran budi Rasulullah SAW, dan takkafur tentang keindahan-keindahan yang terdapat pada segenap makhluq Alloh.
Mahabbatullah dapat bertambah mendalam dan bertambah murni dengan mahabbatur-Rosul SAW dan mahabbatur-Rosul SAW dapat men-jadi subur antar lain dengan memperbanyak berangan-angan atau mengingat Rosullullah SAW di mana saja kita berada, dan memperbanyak membaca sholawat khususnya Sholawat Wahidiyah serta memperbaiki dan meningkatkan hubungan batin dengan Ghoutsu Haadzaz-Zaman Rodliyallohu Ta’ala ‘anhum. Antara lain, mempraktekkan “Haqiqotul Mutaaba’ati Rukyatul Matbu’ ‘inda Kulli Syaiin” seperti sudah kita bahas pada bab “At-Ta’alluq Biijanaabihi SAW di muka.
Bersabda Rosullullah SAW :
مـَـنْ أَحَـبَّ شَـيْئاً أَكْــثَرَ مِــنْ ذِكْـــــرِهِ (رواه الد يلمي عن عا ئشة)
“Barang siapa mencintai sesuatu, dia banyak menyebut / mengingat sesuatu itu”. (Riwayat Dailami dari Aisyah R.A)
أَلاَ لاَ إِيـْمَـانَ لِـمَـنْ لاَ مَحَـبَّـةَ لَـهُ , لاَ إِيـْمَـانَ لِـمَـنْ لاَ مَـحَـبَّـةَ لَـــهُ ( الصا وي الثـا لث : 41 )
“Perhatikanlah, tidak disebut beriman orang yang tidak
mempunyai rasa cinta…( Showi juz 3 halaman 41 )
Jadi mahabbatulloh dan mahabbatur-Rosul SAW itu merupakan pakunya iman. Iman tanpamahabbah adalah iman yang goyah, tidak mantap. Hanya bagaikan plakat tempelan yang mudah luntur, mudah lapuk dan mudah mreteli.(lepas).
Pengakuan iman dan mahabbah tidak cukup hanya dengan pernyataan lisan saja. Harus menjadi keyataan yang meresap ke dalam, tembus di dalam hati dan buahnya dapat dilihat padaahwal lahir. Ahwal atau tindakan lahir baik yang hubungan di dalam masyarakat maupun yang hubungan kepada Alloh dan kepada Rasululloh SAW. Mengaku cinta Alloh wa Rosulihi SAW tetapi tidak ada kenyataan yang dapat dilihat pada haliyah lahir, jelas suatu pengakuan palsu dan pura-pura. Berat sekali akibatnya di akhirat kelak.
لَيـْسَ فِي الْـجَنَّـةِ نـَعِـيْمٌ أَعْـلَى مِنْ نـَـعِــيْمِ أَهْـلِ الْـمَحَـبَّـةِ وَ الْـمَــعْـرِفَــةِ وَلاَ فِي جَهَـنَّـمَ عَـذَابٌ أَشَـدُّ مِــنْ عَـــــذَابِ مَـــنِ ادَّعَــى الْــمَــحَـــبَّةَ وَ الْـمَـعْرِفَـةَ وَ لَـمْ يَـتَحَــقَّـقْ بـِشَيْئٍ مِـــنْ ذَلِـك
( سـراج الــطـالـبـين)
(Di surga tidak ada kenikmatan yang lebih tinggi dari pada kenikmatan orang-orang ahli mahabbah dan ma’rifat, dan di neraka tidak ada siksa yang lebih dahsyat lebih mengerikan dari pada siksanya orang yang mengaku mahabbah dan ma’rifat tetapi tidak ada kenyataannya). (disebut di dalam kitap Sirojut Tholibin).
Seseorang jika sungguh-sungguh mahabbatulloh dan mahabbatur-Rosul SAW mestinya lebih senang menjalankan apa saja yang diperintahkan oleh Alloh wa Rosuulihi SAW, dan menjauhi apa saja yang dilarangnya. Amal ibadahnya sungguh-sungguh ikhlas tanpa pamrih, demi untuk mahbub (yang dicintai). Senantiasa LILLAH dan LIRROSUL ! Ia selalu ingat kepada mahbub (yang dicintai) dalam keadaan bagaimanapun juga. Ketika mengalami musibah hidup yang bagaiman saja, ia tetap sabar, ridho dan gembira oleh karena yang menguji adalah Mahbub (Alloh yang dicintainya).
Adapun yang hubungan di dalam masyarakat, dengan sesama makluq pada umumnya dia senantiasa takholluq biahklaaqi mahbuubihi (berbudi pekerti meniru budi pekerti Alloh Wa Rosuulihi SAW. Seperti kasih sayang dan senang terhadap apa saja yang dikasihi mahbubnya. Bersikap rouf rohim, senang memberi pertolongan kepada siapa saja. Tindak lakunya selalu menyenangkan dan membuahkan manfaat bagi masyarakat. Tidak menonjolkan diri, selalu tawadhu’dan ramah tamah. Akan tetapi dimana perlu bertindak tegas patriotic dan heroik bersikap pahlawan di dalam membela kebenaran dan keadilan yang dikehendaki oleh mahbub-nya yakni Alloh SWT wa Rosulihi SAW. ” Yajtahidu fil sabiilillah” bersungguh-sungguh di jalan Alloh. Tidak sayang mencurahkan tenaga, harta dan apa saja yang dimilikinya demi buat yang dicintai.
Diantara tanda-tandanya cinta secara umum adalah sifat “cemburu”. Cemburu terhadap orang lain yang ikut mencintai mahbubnya. Ini tanda-tanda cinta antar sesama manusia. Akan tetapi cinta kepada Alloh wa Rosuulihi SAW justru sebaliknya dari itu. Ya cemburu, kuatir dan resah hatinya melihat orang lain yang tidak cinta kepada Alloh wa Rosuulihi SAW. Maka ia berusaha agar orang lain ikut mencinta kepada Alloh wa Rosuulihi SAW. Kalau perlu dengan segala pengorbanan. Apa yang ada padadirinya dicurahkan demi agar orang lain ikut mencinta kepada Alloh wa Rosuulihi SAW.
Mahabbah atau cinta itu ada tingkat-tingkat ukuran dan kualitasnya.
1). Mahabbah Sifatiyah,
2). Mahabbah Fi’liyyah,
3). Mahabbah Dzatiyyah.
MAHABBAH SIFATIYAH.
Cinta karena tertarik kepada sifat-sifat dari yang dicintai-nya. Gagah, cantik, simpatik, lincah, pandai dan sebagainya. Cinta semacam ini mudah berubah dan mudah kena pengaruh. Jika sifat-sifat yang menjadi daya tarik itu hilang atau berubah atau tidak kelihatan, maka cintanyapun berubah bahkan bisa hilang sama sekali. Bahkan mungkin bisa menjadi kebencian.
MAHABBAH FI’LIYAH
Cinta karena tertarik pekerjaan, jabatan atau kekayaan orang yang dicintai. Cinta semacam ini juga tidak wantek, mudah berubah seperti halnya mahabbah sifatiyah. Yang wantek adalah :
MAHABBAH DZATIYAH
Cinta terhadap dzat atau wujudnya yang dicintai, bagai-mana pun keadaan dan rupa serta bentuknya. Inilah cinta sejati.
Mahabbatulloh wa mahabbatur-Rosul SAW, seharusnya terkumpulnya ketiga macam cinta tersebut. Yakni mahabbah sifatiyah, mahabbah fi’liyah, dan mahabbah dzatiyah. Dan ini dapat ditumbuhkan di dalam hati dengan melatih hati, memperbanyak tafakkur dan melaksanakan Mujahadah Wahidiyah dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan bimbingan Muallifnya.. Tafakkur-berfikir terhadap sifat
JAMAL, sifat JALAL dan sifat KAMAL Alloh SAW. Berfikir tentang keluhuran budi dan kemuliaan Rasulullah SAW, dan terhadap jasa-jasa Beliau SAW yang tidak bisa kita gambarkan besar dan agungnya itu.
Di antara melatih mahabbah yaitu seperti kata orang Jawa mengatakan “Witing trisno jalaran soko kulino” (asal mula datangnya cinta itu dari kebiasaan) Ini diterapkan sebagai latihan hati. Melihat bekasnya (Jawa-labet) mahbub, kelihatan orangnya. Melihat pakaiannya, kelihatan orangnya. Mendengar suaranya, kelihatan orangnya dan seterusnya.
Begitu itu kita terapkan untuk melatih hati kita cinta kepada Alloh wa Rosuulihi SAW. Segala makhluq ini adalah milik Alloh dan dari Jiwa Rosululloh, SAW Maka ketika melihat, mendengar, merasa sesuatu seharusnya langsung ingat kepada Alloh wa Rosuulihi SAW. Dengan melatih hati seperti itu dalam menghadapi segasla sesuatu, Insya Alloh lama-kelamaan akan tumbuh dalam hati tunas-tunas mahabbatullah wamahabbatur Rosul SAW. Sehingga betul-betul lebur / tenggelam di dalammahbub. Dikatakan :
الْـمَحَـبَّةُ أَنْ تـَهَـبَ كُــلَّـكَ فِي الْـمَـحْـبُــــوْب ِ (قاله صاحب الصلوات الواحدية)
“Cinta yang sejati yaitu apabila engkau menjadi lebur ke dalam yang engkau cintai” (Muallif Shalawat Wahidiyah).
Di dalam kitab syarah Al Hakim Ibnu ‘Ibal juz II , hal 63 dikatakan :
حَـقِـيْـقَـــةُ الْـمَحَـبَّةِ أَنْ تـَـهَـبَ كُلَّـكَ لِـمَــنْ أَحْـبَـبْـتـَهُ
حَـتَّى لاَ يـَبْـقَى لَـكَ مِـنْـكَ شَيْئٌ ( ابـن عباد الثاني: 63)
“Hakikat cinta adalah sekiranya engkau meleburkan seluruh dirimu demi untuk orang yang engkau cintai sehingga tidak ada sesuatupun dari engkau yang tertinggal untuk dirimu sendiri”.
جَـعَـلَـنَا اللهُ وَإِيــَّاكُـمْ مِنَ الَّــذِيـْنَ يـُحِــبُّـوْنَ الله وَرَسُـوْلُـهSAW
وَيـُحِـبُّـهُـمُ الله وَرَسُـــوْلُـه SAW آمِـــيـْن . يَا رَبَّ الْـعَـالَـمِـــيْن.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mencintai dan dicintai oleh Alloh wa Rosuulihi SAW. Amin!.
إِلـــهِـي لَـسْتُ أَهْـلاً لِلـشُّــهُـوْدِ
|
*
|
وَلاَ أَقْــوَى عَـلَى نـَارِ الْـبـِعـَــادِ
|
فـَهَـبْ لِي رَحْـمَـةَ رَبِّي إِلـهِــي
|
*
|
فَـعِـنْـدَكَ كُــنْ لِـتـَأْهِـيْـلِ الْعِبَادِ
|
بـِجَـاهِ الْـمُـصْـطَـفى خَـيْرِ اْلأَ نـَامِ
|
*
|
عـَلَـيْهِ صَـلِّ سَـلِّـمِ بِازْدِ يـَـادِ
|
Terjemah:
Yaa Ilaahii, aku bukanlah orang yang ahli syuhud kepada MU, tetapi aku tiada tahan berada di neraka-jauh dari-MU.
Maka limpahkanlah rahmat-kasih-MU kepadaku, duhai Tuhan-ku yaa Ilaahii, dan jadikanlah aku orang yang ahli ibadah di sisi-MU.
Dengan keagungan Nabi yang terpilih sebagai manusia terbaik (SAW) limpahkanlah shalawat salam kepada Beliau yang berlipat-lipat.
ReplyDeletesaya ibu lilis posisi sekarang di malaysia
bekerja sebagai pembantu gaji tidak seberapa
setiap gajian selalu mengirimkan orang tua
sebenarnya pengen pulang tapi gak punya uang
sempat saya putus asah dan secara kebetulan
saya buka internet ada seseorng berkomentar
tentang MBAH LIMPAH katanya perna di bantu
melalui jalan togel saya coba2 menghubungi
karna di malaysia ada pemasangan
jadi saya memberanikan diri karna sudah bingun
saya minta angka sama MBAH LIMPAH
angka yang di berikan 6D TOTO tembus 100%
terima kasih banyak MBAH
kemarin saya bingun syukur sekarang sudah senang
dan rencana mau pulang ke indo untuk buka usaha
bagi penggemar togel ingin merasakan kemenangan
terutama yang punya masalah hutang lama belum lunas
jangan putus asah HUBUNGI MBAH LIMPAH
DI NO: 085~312~407~999
tak ada salahnya anda coba
karna angka ritual MBAH tidak perna meleset
saya jamin MBAH LIMPAH tidak akan mengecewakan..