Monday, June 2, 2014

HAL TASYAFFU’ MEMBACA SHALAWAT DENGAN BERDIRI

HAL TASYAFFU’ MEMBACA SHALAWAT
DENGAN BERDIRI

Maksudnya adalah untuk mengekspresikan / mencetuskan rasa ta’dzim mahabbah, memulyakan dan mencinta sedalam-dalamnya kepada beliau Rasulullah SAW wa Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra. dengan hati yang tulus semurni-murninya.
Beliau Hadrotul Mukarrom Mbah KH. Abdul Madjid Ma’roef Qs wa Ra dalam salah satu fatwa amanatnya didalam acara kuliah Wahidiyah di suatu daerah mengemukakan : sudah menjadi tradisi (kebiasaan) bangsa Arab (dan hampir menjadi budaya seluruh bangsa) dalam memberikan penghormatan kepada para pemimpinnya dilakukan dengan berdiri.
Dan cara memberikan penghormatan kepada para pemimpin dengan berdiri ini dilakukan juga oleh semua negara di dunia dewasa ini terhadap pemimpin-pemimpin negarawan dan lebih - lebih kepada tamu negara. Maka wajar sekalilah bagi kita umat Islam dalam memberikan penghormatan kepada Junjungan kita Kanjeng Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW yang pemimpin jagad dan pembimbing manusia / umat, juga dengan berdiri. Sesungguhnya cara kita menghormat itu masih jauh sekali, belum sepadan dengan kemulyaan dan kebesaran pribadi Beliau Kanjeng Nabi SAW.
قُوْمُوا إِلَى سَيِّدِكُمْ أَوْ خَيْرِكُمْ (حديث صحيح رواه الديلمى عن أبى سعيد)
Berdiri semualah kamu sekalian untuk menghormati pemimpinmu atau orang - orang pilihanmu sekalian. (Hadits shahih riwayat ad-Dailami dan Abi Sa’iid).

Para ulama ahli ilmu (ilmu kesadaran kepada Allah wa Rasuulihi SAW), ulama-ulama ahlil fadli, ulama-ulama ahlit taqwa, ulama-ulama shufiyyin sangat berhati-hati sekali di dalam menghormat beliau Rasulullah SAW. segala adab sopan santun lahir batin dipegangnya baik-baik, dilaksanakannya dengan sepenuh hudlur dan tawaddlu’. Didalam kitab Targhiibul Mustaqqiin hal. 17 disebutkan antara lain:
وَقَدْ سَنَّ أَهْلُ العِلْمِ وَالْفَضْلِ وَالتُّقَى قِيَامًا عَلَى الأَقْدَامِ مَعَ حُسْنِ إِمْعَانٍ بِتَشْخِيْصِ ذَاتِ الْمُصْطَفَى وَهُوَ حَاضِرٌ بِأَيِّ مَقَامٍ فِيْهِ يُذْكَرُ بَلْ دَانِى
            Para ahli ilmu dan ahlul fadli serta ahlit taqwa dengan sungguh-sungguh membiasakan berdiri tegak diatas kaki (ketika membaca shalawat) menghormat kepada Rasulullah SAW yang dapat hadir di tempat manapun ketika nama beliau SAW disebut-sebut (diingat). Bahkan dapat berjajar dengan dekat sekali.

Petunjuk pelaksanaan Tasyaffu’ dan Istighoutsah dengan Berdiri
Setelah nida’ berdiri yang menghadap ke selatan selesai, kemudian semua menghadap ke arah pusat di tengah-tengah hadirin hadirot (tetapi kalau mujahadah sehabis sholat maktubah dan mujahadah menghadap kiblat, tasyaffu’ dan istighoutsah berdiri dilakukan menghadap ke arah kiblat juga). Membayangkan seolah-olah Rasulullah SAW. dan Ghoutsu Hadzaz Zaman RA. hadir di tengah-tengah kita (tempat mujahadah). Tangan ngapu rancang, tangan kanan di atas tangan kiri dan kepala menunduk, penuh hormat. Sikap batin merasa benar-benar dihadapan Rasulullah SAW dan Ghoutsu Hadzaz Zaman RA. menghormat sepenuh ta’dzim, mahabbah, memohon syafaat tarbiyah, nadroh. Merasa sangat malu dan takut sebab penuh dosa dan berlarut-larut. Tidak konsekwen sebagai umat, tidak konsekwen sebagai hamba Allah, bahkan menodai perjuangan Fafirruu Illallah wa Rasulihi SAW.
Kalimat-kalimat yang dibaca adalah :
AL-FAATIHAH                                                             1x.  
YAA SYAFI’AL KHOLQI ......... (dilagukan) 1x.
YAA SAYYIDII YAA RASUULALLAH.      3x.
YAA AYYUHAL GHOUTS .......(dilagukan) 1x.
AL-FAATIHAH        

No comments:

Post a Comment