Monday, June 2, 2014

"PENYIARAN WAHIDIYAH".

FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW !
KISAH DAN PETUAH

Catatan Kecil 107 : "KESAKSIAN" SEBAGAI PERSONAL (PENGAMAL) APA YG KAMI KETAHUI, RASAKAN DAN ALAMI DALAM PERJUANGAN WAHIDIYAH TTG : "PENYIARAN WAHIDIYAH".

Shalawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah disamping kita amalkan sendiri sekeluarga supaya disiarkan kepada masyarakat luas tanpa pandang bulu, tidak pilih-pilih. Siapa saja, golongan apa saja, dari tingkatan bagaimanapun juga, dari agama dan bangsa mana saja, pokoknya dari lapisan mana saja supaya diajak mengamalkan Shalawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah.
Dasar penyiaran “tidak pandang bulu” ini antara lain mengikuti jejak Rasulullah SAW yang ke-Rasulannya meliputi seluruh umat manusia sebagaimana firman Allah:

وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَيَعْلَمُونَ (سبأ : ٢٨)

Dan tiada KAMI mengutus Engkau (Muhammad) melainkan untuk umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. [34] Saba’ : 28)

وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (الأنبياء : ١٠٧)

Dan KAMI tidak mengutus Engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS. [21] al-Anbiya’: 107)

Setiap manusia dan bangsa apa/ mana saja dan dari tingkatan mana saja pasti ingin kepada kejernihan hati, ketenangan batin, dan ketentraman jiwa untuk membangun kehidupan yang selamat sejahtera dan bahagia lahir batin di dunia dan akhirat.

Shalawat Wahidiyah alhamdulillah, sebagaimana terbukti dalam kenyataan yang dialami oleh para pengamalnya dikaruniai atsar (manfaat) terutama berupa kejernihan hati, ketenangan batin dan ketentraman jiwa yang dibutuhkan oleh setiap orang tersebut. Dan disamping itu juga dikaruniai kebaikan-kebaikan dan manfaat-manfaat yang tidak sedikit macamnya. Bermacam-macam kesulitan, kesusahan dan kebingungan dalam berbagai bentuk problem hidup soal ekonomi, soal keluarga dan rumah tangga, soal kesehatan, soal pekerjaan, soal pendidikan dan lain-lain banyak yang dikaruniai mendapatkan jalan keluar dengan sebabiyah mengamalkan Shalawat Wahidiyah. Maka sudah seharusnyalah Shalawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah disiarkan kepada masyarakat luas tanpa pandang bulu, oleh karena secara manusiawi setiap orang membutuhkannya.

Maka dari itu diserukan kepada, terutama para yang sudah mengamalkan Shalawat Wahidiyah, dan umumnya kepada siapa saja yang mengetahui agar Shalawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah disiarkan kepada masyarakat luas dengan ikhlas tanpa pamrih serta bijaksana. Dengan ikhlas tanpa pamrih, baik pamrih yang bersifat moril lebih-lebih pamrih yang bersifat materiil. Memungut imbalan jasa berupa apa saja dengan dalih apapun atas penyerahan Lembaran Shalawat Wahidiyah sama sekali dilarang, tidak dibenarkan oleh Beliau Muallif Shalawat Wahidiyah Qs wa Ra. Menyiarkan dengan bijaksana, artinya harus disertai keterangan dan penjelasan secukupnya sesuai situasi dan kondisi agar tidak timbul salah paham lebih-lebih menjadi heboh di kalangan masyarakat.
Penyiaran Wahidiyah harus dilaksanakan secara lahir dan secara batin. Secara lahir dengan memberikan keterangan dan penjelasan-penjelasan seperti diatas. Dan secara batin dengan memohonkan kepada Allah SWT. semoga dibukakan pintu hati kita dan diberikan hidayah taufiq sebanyak-banyaknya. Yang disiarkan adalah Shalawat Wahidiyahnya dan Ajaran Wahidiyah. Atau salah satu yang telah dimampuinya.

Firman Allah dalam Al Qur’an :

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (آل عمران : ١٠٤)

  Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. [3] Ali Imron : 104).

Di dalam al-Qur’an Terjemahan Departemen Agama RI diterangkan bahwa arti “Ma’ruf”, ialah segala perbuatan yang mendekatkan kepada Allah Swt, dan arti “Mungkar” ialah perbuatan yang menjauhkan kita dan pada-NYA. Dan alhamdulillah Shalawat Wahidiyah sekali lagi berdasarkan pengalaman nyata boleh dikatakan sebagai “sarana” untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dan sekaligus menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya. Dengan kata lain sarana untuk menuju yang ma’ruf dan meninggalkan yang mungkar sekaligus.

Bersabda Rasulullah SAW :

مُرُّوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوْهُ كُلَّهُ وَانْهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَإِنْ لَمْ تَجْتَنِبُوْهُ كُلَّهُ (رواه الطبرانى فى الأوسط عن أنس بن مالك - صحيح - )

Menyuruhlah (mengajaklah) kamu sekalian kepada yang ma’ruf sekalipun engkau belum mengerjakannya, dan mencegahlah dari yang mungkin sekalipun engkau belum menjauhinya. (HR. Thobroni dari Anas bin Malik - Shahih).

Dikatakan pula, Rasulullah Saw bersabda :

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً (رواه والبخارى والترمذى عن ابن عمر)

Sampaikanlah (kepada masyarakat) apa yang kamu sekalian peroleh dari pada-KU sekalipun hanya satu ayat. (HR. Bukhori dan Thirmidzi dari Ibnu Umar).

1 comment:

  1. باب مروا بالمعروف وإن لم تعملوا به

    12185-عن أنس بن مالك قال‏:‏ قلنا‏:‏ يا رسول الله لا نأمر بالمعروف حتى نعمل به ولا ننهى عن المنكر حتى نجتنبه كله‏؟‏ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏

    ‏"‏مروا بالمعروف وإن لم تعملوا به وانهوا عن المنكر وإن لم تجتنبوه كله‏"‏‏.‏

    رواه الطبراني في الصغير والأوسط من طريق عبد السلام بن عبد القدوس بن حبيب عن أبيه وهما ضعيفان‏.‏

    ReplyDelete