III. 03. 3001 "ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR, KAMI MENJAWAB DAN MENANGGAPI/ MENJELASKAN"
021.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Gus Thoifur - Keempat) - TTG "KECAMAN TERHADAP YANG TIDAK MENANGIS"
TANGGAPAN DAN PENJELASAN atas
KEJANGGALAN GUS THOIFUR TERHADAP AJARAN WAHIDIYAH
----------------------------------------------------------------------------
IV. Kejanggalan Keempat Gus Thoifur :
Pada halaman 37 PEDOMAN POKOK-POKOK AJARAN WAHIDIYAH di sebutkan bahwa dalil "KECAMAN TERHADAP YANG TIDAK MENANGIS" adalah alquran s. annajmu 59-61 dan hadits:
Jika kita memahami hadits tersebut "Orang yang di dunia berbuat maksiat dengan tertawa maka besok di akhirot masuk neraka dengan menangis", jadi menangisnya BESOK KETIKA MASUK NERAKA tidak di dunia, kenapa WAHIDIYAH mengecam yang tidak menangis dalam mujahadah dengan memakai dalil tersebut ?
Tanggapan dan penjelasan atas kejanggalan keempat :
Gus Thoifur yang terhormat, kami sangat suka dengan sampean, karena sampean itu lucu, meskipun kadang-kadang suka mengeluarkan kalimat-kalimat yang mengecoh. Darimana kami mengatakan sampean itu lucu dan kadang sok suka mengecoh, adalah dari setelah kami membaca redaksi kejanggalan sampean diatas. Kenapa demikian, karena sulitnya sampean dalam memahami hadits Rosululloh SAW sebagai berikut :
مَنْ أَذْنَبَ وَهُوَ يَضْحَكُ دَخَلَ النَّارَ وَهُوَ يَبْكِي (رواه أبونعيم عن ابن مالك)
“Barang siapa berbuat dosa sedangkan ia masih sempat tertawa, maka dia masuk neraka dengan menangis (lihat dalam buku kami pada halaman yang sama)”.
Secara logika, hadits diatas kan sangat mudah difahami. Jadi kalau nangisnya seseorang besok di neraka diakibatkan oleh masih bisanya dia tertawa tatkala dia melakukan perbuatan dosa di dunia, maka supaya dia tidak menangis di neraka, hendaknya dia menangis di dunia tatkala dia melakukan perbuatan dosa, sehingga besok dia dapat tertawa gembira tatkala dia melihat dirinya tidak masuk neraka. Dan Insya Alloh dia akan masuk surga, jika ia mau bertaubat menangisi dosa-dosanya. Karena taubat adalah bagian dari ketaatan.
Untuk supaya lebih mudahnya lagi memahami maksud hadits diatas, dibawah ini kami kutipkan sebuah hadits yang kami dapatkan dalam Kitab Nashoihul ‘Ibad halaman 5 :
مَنْ اَذْنبَ ذَنْبًا وَهُوَ يَضْحَكُ فَإِنَّ اللهَ تَعَالى يَذْخُلُهُ النَّارَ وَهُوَ يَبْكِي وَمَنْ أَطَاعَ وَهُوَ يَبْكِي فَإِنَّ اللهَ تَعَالى يَذْخُلُهُ الْجَنَّةَ وَهُوَ يَضْحَكُ.
“Barang siapa berbuat dosa dan dia masih sempat tertawa, maka Alloh Ta’ala akan memasukkan dia ke neraka dalam keadaan menangis, dan barang siapa to’at kepada Alloh dan dia menangis, maka sesungguhnya Alloh Ta’ala akan memasukkan dia ke surga dalam keadaan tertawa gembira”.
Adapun sampean kami katakan sok suka mengecoh, karena dalam kejanggalan sampean diatas, sampean mengatakan “kenapa Wahidiyah mengecam yang tidak menangis dalam mujahadah dengan memakai dalil tersebut”.
Wahidiyah bukan mengecam orang yang tidak menangis dalam mujahadah, tetapi yang dikecam adalah orang yang tidak menangis karena banyak melakukan perbuatan dosa. Dalil diatas kan sudah cukup jelas. Sedangkan kecaman Wahidiyah terhadap yang tidak menangis sebagaimana yang tertera didalam Buku Pedoman Pokok-pokok Ajaran Wahidiyah, sifatnya memberi sebuah peringatan, agar seseorang tidak mudah/ gampang main-main dengan perbuatan dosa. Dan buku-buku kami yang diterbitkan, sebenarnya untuk kalangan sendiri. Jadi isinya untuk memberi motivasi kepada para pengamal Sholawat Wahidiyah, agar meningkatkan ketaatan dan ketaqwaannya kepada Alloh wa Rosuulihi SAW. Dan juga untuk mengantisipasi agar mereka tidak terjerumus kepada perbuatan dosa atau perbuatan yang dilarang oleh Alloh wa Rosuulihi SAW, serta perbuatan yang merugikan pihak mana dan siapapun.
Sedangkan mengenai Surat An-Najm ayat 59-61, sebagaimana yang anda maksudkan pada redaksi kejanggalan sampean diatas, adalah juga sangat jelas, bila kita memperhatikan tafsiran Imam Nasyafi dalam Kitab Tafsirnya an-Nasyafi ;
(أفَمِنْ هَذَا الحَدِيْثِ) أي القرأن (تَعْجَبُوْنَ) أي إنكارا (وَتَضْحَكُوْنَ) أي إستهزاء (وَلاَ تَبْكُوْنَ) أي خشوعا/ تَحزّنا على فرطتم (وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ) أي لاهون او مستكبرون أو غافلون لاعبون .
Karena dalil-dalil sebagai pendukungnya juga sangat banyak sekali, antara lain : Sabda Rosululloh SAW.
مَنْ ذَكَرَ اللهُ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ حَتَّى يُصِيْبَ الأَرْضُ مِنْ دُمُوعِهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ يَوْمَ القِيَامَةِ (رواه البخاري)
“Barang siapa yang ingat Alloh kemudian mengalir airmatanya dari takut kepada Alloh hingga bumi kejatuhan airmatanya, maka Alloh tidak akan menyiksanya dihari kiamat”.
Jika makna ayat dan makna hadis diatas dikorelasikan, maka maknanya tidak seperti persepsi sampean yang tidak tepat. Akan tetapi “orang yang tidak mempercayai kandungan Al-Qur’an (baik yang berkaitan dengan tabsyir maupun tandzir), mereka akan menghina (tertawa dengan ejekan) serta tidak menangis (sambil menundukkan wajah lahir maupun batin) DIDUNIA, akan mengakibatkan mereka menangis DIAKHIRAT.
Sebagai penutup pada tanggapan dan penjelasan kami diatas, kami bertanya kepada diri kami sendiri juga kepada sampean. Tidakkah kita ingin menjadi golongannya orang-orang yang bersyukur kepada Alloh SWT atas ni’mat-ni’mat yang diberikan kepada kita ?. Tidakkah kita ingin menjadi golongannya orang-orang yang diangkat oleh Alloh SWT, sebagaimana diangkatnya orang-orang yang bersama nabi Nuh As ?. Tidakkah kita ingin menjadi golongannya orang-orang yang diberi petunjuk oleh Alloh SWT ?.dan tidakkah kita ingin menjadi golongannya orang-orang yang dipilih Alloh SWT ?. Jika ingin, jawabannya ada pada Al-Qur’an Surat Maryam ayat 58 :
اُوْلئِكَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيِنَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوْحٍ وَّمِنْ ذُرّيَّةَ اِبْرَهِيْمَ وَاِسْرآئيْلَ ق وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا ط اِذَا تُتْلى عَلَيْهِمْ أيَاتُ الرَّحْمنِ خَرُّوْا سُجَّدًا وَبُكِيّاً (19-مريم: 58).
“Mereka itulah orang-orang yang Alloh berikan ni’mat kepadanya dari golongan para nabi keturunan Adam, dan orang yang telah kami angkat bersama nabi Nuh, dan dari keturunan nabi Ibrohim dan Isroil dan dari orang-orang yang telah kami beri petunjuk dan telah kami pilih. Jika kepada mereka dibacakan ayat-ayat Alloh yang Maha Pemurah, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis”.
No comments:
Post a Comment