Monday, March 3, 2014

025.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Gus Thoifur - Kedelapan) - TTG KERUGIAN DAN KECAMAN TERHADAP YANG TIDAK SADAR BILLAH.

FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW !
III. 03. 3001 "ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR, KAMI MENJAWAB DAN MENANGGAPI/ MENJELASKAN"

025.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Gus Thoifur - Kedelapan) - TTG KERUGIAN DAN KECAMAN TERHADAP YANG TIDAK SADAR BILLAH.

TANGGAPAN DAN PENJELASAN atas
KEJANGGALAN GUS THOIFUR TERHADAP AJARAN WAHIDIYAH
----------------------------------------------------------------------------

VIII. Kejanggalan Kedelapan Gus Thoifur :

Pada halaman 9 PEDOMAN POKOK-POKOK WAHIDIYAH menggunakan ayat :

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللهِ إِلاَّ وَهُمْ مُشْرِكُونَ – يوسف : 106

"Dan sebagian besar dari mereka tidak sadar BILLAH melainkan mereka masih mempersekutukan ALLOH" (fersi wahidiyah).

Ayat tersebut di jadikan dalil KERUGIAN DAN KECAMAN TERHADAP YANG TIDAK SADAR BILLAH, dan disitu wahidiyah menjelaskan bahwa orang yang tidak sadar BILLAH masih tergolong orang yang syirik khofi.

Tanggapan dan Penjelasan atas Kejanggalan Dedelapan :

Gus Thoifur yang terhormat,

Ayat :   وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللهِ إِلاَّ وَهُمْ مُشْرِكُونَ  jika diartikan “Kebanyakan mereka tidak beriman kepada Alloh” itu benar, tidak salah; karena termasuk tafsir bil ma’tsur, tetapi jika diartikan “Kebanyakan mereka tidak sadar Billah” juga tidak salah, karena termasuk tafsir bil isyari.

Sedangkan kami menjadikan ayat tersebut sebagai dalil kerugian dan kecaman terhadap yang tidak sadar billah, dengan alasan antara lain :

1. Ketika kata BILLAH dirangkai dengan SYIRIK, bermakna : menyekutukan Alloh dengan makhluk. Yakni, tanpa DIA, segalanya menjadi tiada. Dengan demikian, orang yang musyrik hatinya, adalah orang yang tidak menyadari bahwa segalanya sebab DIA. Atau dengan kata lain; segalanya sebab makhluk itu sendiri. Dan dalam tafsir an-Nasafi, dan fatwa Imam al-Ghozali Ra, hal itu merupakan paham qodariyah.
Tidak sadar atas kehendak-Nya (BILLAH), termasuk bagian dari perbuatan SYIRIK. Sebagaimana yang tercermin dalam Qs. an-Nahl : 53 - 54  :

وَمَا بِكُمْ مِن نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمْ الضُرُّ فَإِلَيْهِ تَجْئَرُوْنَ. ثُمَّ إذَا كَشَفَ الضُرُّ عَنْكُمْ إِذَا فَرِيْقٌ مِنْكُمْ بِرَبِّهِمْ مُشْرِكُونَ

“Nikmat apa saja yang kamu peroleh, datangnya dari Allah. Dan apabila kamu mengalami kesulitan kepada-Nya kamu minta pertolongan. Kemudian apabila Tuhan menghilangkan kesulitan itu padamu, maka sebagian dari kamu, dengan Tuhannya mempersekutukan”.

2. Syekh Abul Barakat Abdullah Mahmud an-Nasafi di dalam kitab tafsirnya (Madaarik at-Tanzil) menjelaskan, bahwa makna iman BILLAH berkorelasi dengan kemusyrikan  :

(وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللهِ إِلاَّ وَهُمْ مُشْرِكُوْنَ – يوسف : 106)
وَقَالَ الجُمْهُوْرُ : أَنَّهَا نَزَلَتْ فِي المُشْرِكِيْنَ. لأَنَّهُمْ يُقَرِّرُوْنَ بِاللهِ خَالِقَهُمْ وَرَازِقَهُمْ. وَإِذَا حَزِبَهُمْ أَمْرٌ شَدِيْدٌ يَدْعُوْنَ اللهَ وَمَعَ ذَالِكَ  يُشْرِكُوْنَ بِهِ غَيْرَهُ. وَمِنْ جُمْلَةِ الشِرْكِ مَايَقُوْلُهُ القَدَرِيَّةُ مِنْ إِثْبَاتِ قُدْرَةِ التَخْلِيْقِ لِلعَبْدِ. وَالتَوْخِيْدُ المَحْضُ مَايَقُوْلُهُ أَهْلُ السُنَّةِ, وَهُوَ أَنَّهُ لاَخَالِقَ إِلاَّ اللهُ.

“Dan jumhur ulama mengatakan bahwa ayat tersebut turun kepada kaum musyrikin. Karena sesungguhnya mereka mengikrarkan iman kepada Alloh (billah) yang menciptakan mereka dan yang memberi rizki mereka. Dan ketika mereka ditimpa perkara yang berat, mereka berdoa kepada Allah. Dan bersamaan itu pula mereka menyekutukan-Nya dengan lain-Nya. Dan dari bagian syirik adalah pemahaman yang diucapkan oleh kaum QODARIYAH, yang menetapkan kekuasaan penciptaan perbuatan hamba pada hamba itu sendiri”.

“Sedangkan tauhid yang murni adalah pemahaman yang diucapkan oleh kaum ahlussunnah, yakni “tidak ada pencipta kecuali Alloh”.

3. Imam Ghozali di dalam kitab Roudlatut Tholibin nya (pada muqaddimah), menjelaskan:

إِعْلَمْ أَنَّ الوَقُوْفَ مَعَ الخَلْقِ حِجَابٌ عَنِ الحَقِّ وَرُؤْيَةُ الأَفْعَالِ شِركٌ, لأَنَّ أَفَعَالَ العِبَادِ مُضَافَةٌ إِلَى اللهِ تَعَالَى خَلْقَا وَإِيْجَادًا وَإِلَى العَبْدِ كَسْبًا لِيُثَابَ عَلَى الطَاعَةِ وَيُعَاقِبَ عَلَى المَعْصِيَةِ.

Setelah kami paparkan penjelasan diatas, kami bertanya, janggalkah bila kami menjadikan Qs. Yusuf : 106, sebagai dalil motivasi terhadap KERUGIAN DAN KECAMAN TERHADAP YANG TIDAK SADAR BILLAH ?, kalau sampean tetap menganggap janggal, atas dasar apa dan dari mana ?. dan apakah aqidah sampean bukan aqidahnya kaum asy’ariyah ?.

Gus, dengan keterangan yang berdasar kaidah muktabarah ini, masihkah sampeyan menganggap kemusyrikan yang kami uraikan dalam buku kami, hanya berdasar VERSI WAHIDIYAH  (Perjuangan Wahidiyah) ?.

4. Nabi Saw  bersabda :

  إِتَّقُوا الشِرْكَ فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيْبِ النَمْلِ :  “Takutlah kalian akan syirik. Sungguh syirik itu lebih samar dari pada semut hitam diwaktu malam”. (HR. Imam Ahmad),

  الشَهْوَةُ الخَفِيَةُ وَالرِيَاءُ شِرْكٌ   : “Keinginan yang samar dan riya’ itu syirik” (HR. Imam Nasai),

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الإِشْرَاكُ بِاللهِ أَمَّا إِنِّي لَسْتُ أَقُولُ يَعْبُدُونَ شَمْسًا وَلاَ قَمَرًا وَلاَ وَثَنًا ولَكِنَّ اعْمَالاً لِغَيْرِ اللهِ وَشَهْوَةً خَفِيَةً.

“Sesungguhnya kekawatiran yang paling aku takutkan akan menimpa umatku, adalah syirik billah, bukannya aku mengatakan kalau mereka itu menyembah matahari, dan tidak pula menyembah bulan, dan tidak pula mnyembah berhala, akan tetapi mereka beramal untuk selain Alloh dan arena syahwat yang amat samar”. (HR. Imam Ibnu Majah ),

Kesimpulan  :

a. Kami merasa heran kepada sampean Gus. Karena sampean mengaitkan pendapat dengan merujuk kepada kitab sufi seperti Iqodzul Himam dan Sirajut Tholibin serta beberapa kitab tafsir al-Qur’an. Namun, anehnya sampeyan mempermasalah syirik khofi. Sampeyan memang aneh sekali.

b. Dalam kaidah kaum sufi, paham Qodariyah yang musyrik tersebut, adalah orang yang menolak dan mengingkari prinsip iman BILLAH. ----------------


No comments:

Post a Comment