Monday, April 21, 2014

لِلْغَوْثْ-بِالْغَوْثْ - LILGHOUTS BILGHOUTS

YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
لِلْغَوْثْ-بِالْغَوْثْ
LILGHOUTS – BILGHOUTS
“LILGHOUTS”
Cara pengetrapannya sama dengan pengetrapan LILLAH dan LIRROSUL. Yaitu disamping niat ikhlas ibadah kepada Alloh dan niat mengikuti tuntunan Rosuululloh SAW, supaya ditambah lagi niat mengikuti bimbingan Ghoutsu Haadzaz-Zaman RA - LILGHOUTS. Ini pengetrapan niat di dalam hati. Jadi tidak merobah ketentuan keten-tuan lain di bidang syari'at. Dan juga terbatas kepada soal-soal yang diridloi Alloh wa Rosuulihi SAW. Hal-hal yang terlarang seperti maksiat misalnya, sama sekali tidak boleh disertai niat LILGHOUTS !. Finnan Allah :
وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ (31-لقمان:15)
Artinya kurang lebih :
"Dan ikutilah jalannya orang yang kembali kepada-KU". (31 Luq-man -15).
Kita yakin bahwa "ASHDAQU MAN ANAABA" pada zaman se-
karang ini adalah Ghoutsu Hadzaz-Zaman RA. Beliau adalah seorang yang "AALIMUN BILLAHI WABI AHKAAMIHI" orang yang 'Arif Billah dan menguasai (faham dan mengetrapkan) hukum-hukum Alloh. Beliau adalah seorang Mursyid yang Kaamil Mukammil. Keterangan lebih Ian jut tentang Ghouts lihat bab Ghouts di belakang.
“BILGHOUTS"
Pengetrapan juga sama dengan pengetrapan BIRROSUL. Sadar dan raerasa bahwa kita senantiasa mendapat bimbingan ruhani dari Beliau Ghoutsu Hazaz-Zaman RA, Sesungguhnyalah bimbingan ruhani dari Ghoutsu Haadzaz-Zaman RA seperti itu selahi memancar kepada selu-ruh ummat dan masyarakat. Baik tidak disadari oleh masyarakat lebih-lebih jika disadarmya. Sebab, pancaran bimbingan Ghoutsu Hadzaz-Zaman RA yang meauntun "inaabaji". kembali kepada Alloh atau pan­caran "FAFIRRUU ILAllOHI WA ROSUUUHI SAW" itu jnemancar secara otomatis sebagai fautir-butir mutiara yang keluar dari hibuk hati seorang yang lakholluq bi akhlaaqi Rosuulillahi shoilaHohu 'alaihi wasallam yang "rohmaUn 13 'alamin " itu.
Pengetrapan LILGHOUTS BILGHOUTS boleh dikatakan terma-suk menyempumakan syukur kita kepada Alloh SWT. Artinya, disam­ping kita bersyukur kepada Alloh Pelimpah segala taufiq, hidayah dan segala ni'mat, kita harus syukur/terima kasih, sekurang-kurangnya mengerti kepada siapa yang menjadi sebab datangnya ni'mat tersebut. Kalau tidak demikian, yakni hanya syukur kepada Alloh saja dan tidak mau tahu kepada orang yang menjadi sebabnya ni'mat diberikan oleh Alloh, maka syukur yang demikian itu sesuai sabda Rosuululloh SAW masih belum bisa dikatakan syukur yang sesungguh-sungguhnya syukur.
مَنْ لاَيَشْكُرِ الناَّسَ لَمْ يَشْكُرِ الله َ(رواه الترمذى عن ابى هريرة)
Artinya kurang lebih :
"Barang siapa tidak syukur / terhna kasih kepada manusia, dia tidak bersyukur kepada Allot", (Riwayat Tirmidzi dart Abu Hu-roiroh).
Yang dimaksud "manusia" dalam Hadits tersebut adalah orang yang menjadi perantara atau sebabnya kita memperoleh ni'mat. Kita yakin bahwa Beliau Ghoutsu Haadzaz-Zaman RA merupakan "WASIILAH" (Perantara), dan Rosuululloh SAW adalah "WASIILATUL-'UDHMA" (Perantara Agung) dari segala ni'mat yang kita terima dari Alloh SWT dan Pengantar kita di dalam berjalan menuju wushul - sadar kepada-NYA.
Pengetrapan LILGHOUTS BILGHOUTS jika dipelihara dengan baik dan dengan segala adab-adabnya, besar sekali menimbuikan rangsang di dalam pengetrapan LILLAH BILLAH dan L1RROSUL BIRROSUL, Malah seperti otomatis. Begitu mengetrapkan LILGHOUTS BIL­GHOUTS spontan terasa LILLAH BILLAH dan LIRROSUL BIRRO­SUL.
Mari terus kita terapkan di dalam hati kita !.
LILLAH BILLAH - LIRROSUL BIRROSUL - LILGHOUTS BILGHOUTS harus diterapkan bersama-sama di dalam hati "haalan wa dzauqon". !. Spontan retlektif rasa dalam hati !. Jika belum dapat ber-sama-sama, ya mana yang sudah didapati lebih dahulu, itu dipelihara dan terus ditingkatkan!. Yang penting harus mempunyai perhatian yang sunggnh-sungguh. Insya Alloh lama kelamaan dikaruniai pening-katan.
Tidak bedanya dengan orang belajar naik sepeda. Permulaan berkali-kali jatuh. Akan tetapi tidak putns asa. Jatuh, bangun lagi belajar lagi, jatuh, bangun belajar iagi dan seterusnya, lama-lama berhasil dapat menguasai naik sepeda. Bahkan. dengan lepas stir sekali-pun, tidak bisa jatuh. Bcgitu juga melatih hati soal kesadaran. Hams tlaten terus menerus beriatih dan jangan putus asa !. Qrang yang putus asa berarti memagari membatasi rohmat Alioh yang "wasi'at kulla syai-in" - meiiputi segala sesuatu itu. Di samping melatih hati terns menerus supaya giat Mujahadah Wahid iyah !. Hanya latihan saja, tanpa atau kurang Mujahada, ibarat tanaman kurang pupuk. Begitu juga jika hanya Mujahadah saja, tidak atau kurang perhatian melatih hati, ibarat tanam­an hanya subur daunnya saja, tidak atau kurang berbuah !.
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
Suka ·  · 

No comments:

Post a Comment