YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
Mutaaba’ah amal ?
Mutaaba’ah amal ?
Kata mutaaba’ah berasal dari kata taaba’a. Kata ini memiliki beberapa pengertian.
Di antaranya, tatabba’a (mengikuti) dan raaqaba’ (mengawasi). Dengan demikian, kata mutaaba’ah bererti pengikutan dan pengawasan. Yang dimaksud dengan mutaaba’ah sebenarnya adalah mengikuti dan mengawasi sebuah program agar berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Di antaranya, tatabba’a (mengikuti) dan raaqaba’ (mengawasi). Dengan demikian, kata mutaaba’ah bererti pengikutan dan pengawasan. Yang dimaksud dengan mutaaba’ah sebenarnya adalah mengikuti dan mengawasi sebuah program agar berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Mutaba’ah amal merupakan satu perkara yang sangat penting dan perlu dititikberatkan dalam diri kita untuk meningkatkan kefahaman dalam islam, dan mendekatkan diri lagi kepada Sang Maha Pencipta dan sesama manusia. Walau sesibuk apa pun hari-hari kita harus berusaha menyusun waktu sebaiknya supaya mutaba'ah amal kita dapat berjalan dengan baik dan tertib.
Bukan perkara yang mudah tapi tak mustahil.....
Nak hafal satu juzu' 30 ?
Nak solat jemaah setiap waktu ?
Nak bangun qiyamul lail setiap hari ?
Nak pergi berziarah rumah sahabat ?
Nak puasa setiap minggu ?
Nak mujahadah yaumiyyah, usbu'iyyah ?
Nak solat jemaah setiap waktu ?
Nak bangun qiyamul lail setiap hari ?
Nak pergi berziarah rumah sahabat ?
Nak puasa setiap minggu ?
Nak mujahadah yaumiyyah, usbu'iyyah ?
Memang kita akui bukan satu perkara yang mudah untuk kita lakukan semuanya. Namun, tidak mustahil sekiranya ada usaha ke arahnya. Pada mulanya kita rasa agak sukar dan terpaksa, namun dengan keterpaksaan itu percayalah akan ada sinar hidayah yang menanti yang lama kelamaan semuanya akan menjadi kebiasaan dan kebutuhan.
Kalau hati ini merasa susah dan gelisah, lakukan dengan membaca sehelai muka al-quran setiap hari, bangun qiyamul lail paling kurang seminggu sekali tuk sholat witir dan mujahadah menjelang subuh, bilamana kita merasai diri kita sudah mampu untuk konsisten tambahkan kuantitas setiap amalan di samping menjaga kualitinya. Tidak salah untuk memulai dengan yang sedikit, yang penting haruslah konsistent.
Dari hadits yang diriwayatkan oleh Muslim (1/421-422 dan 2/382) dan Al Bukhari di dalam Al Adabul Mufrad (hal 157)
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari ini berpuasa?”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari ini menziarahi orang mati.”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari ini menziarahi orang mati.”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak berkumpul hal-hal ini di dalam diri seseorang kecuali dia akan masuk surga.”
Hadits ini jelas menunjukkan betapa para sahabat dulu sangat-sangat menjaga mutaba’ah amal mereka. Walaupun mereka sibuk memikirkan masalah-masalh peperangan dan kemaslahatan umat ketika itu, mereka masih tidak lupa untuk menjaga hubungan mereka dengan Allah dan sesama manusia. Bagaimana pula dengan kita ? Sudah cukupkan kita menjaga mutaba'ah amal kita di saat kita sedang bersenang-senang dan punya banyak masa-masa terluang ?
No comments:
Post a Comment