FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW !
Percakapan dimulai hari ini, JUM'AT TGL 04 APRIL 2014, SEMOGA BERMANFAAT TUK KITA SEMUANYA. AMIIN !.
Bisri Mubarok
14:25
Bisri Mubarok
Assalamu Alaikum Wr.Wb
Alasannya apa Pak Dim mendukung dan memilih Pak Jokowi jadi Presiden, adakah informasi yang saya belum tau tentang Beliau ? Apakah pengamal atau pernah sowan ke Hadhrotul Mukarom Kanjeng Romo ?
Mohon infonya,
Terima kasih, Jazaakumulloh.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Ahmad Dimyathi S Ag
15:29
Ahmad Dimyathi S Ag
WA'ALAIKUM SALAM WR. WB.
ALASANNYA PRESIDEN RI PERTAMA IR SOEKARNO ADALAH PENGAMAL SHOLAWAT WAHIDYAH ZAMAN MBAH YAHI QS WA RA DULU, KITA HARAPKAN SEKALI JOKOWI JUGA MAU MENGAMALKAN DAN MEMPERJUANGKAN WAHIDIYAH. MENURUT SY DIA CALON PEMIMPIN BANGSA YANG TERBAIK DIANTARA YANG BAIK. SETAHU SAYA DIA BELOM PERNAH SOWAN, SEMOGA JOKOWI SEGERA MAU SOWAN KANJENG ROMO YAHI RA DAN BENAR JADI PRESIDEN RI PREODE MENDATANG SEBAB BERKAH DAN KAROMAH KANJENG ROMO YAHI RA. MAKA KITA DOAKAN DAN MUJAHADAI AJA SEMOGA DIA MAU SEGERA SOWAN TUK MOHON DO'A RESTU DAN DUKUNGAN BELIAU. SEMOGA IMPIAN YANG MENJADI KENYATAAN ...AMIIN...
FAFIRRUU ILALLOH !.
Ahmad Dimyathi S Ag
15:30
Ahmad Dimyathi S Ag
FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW !
HEBOH, SANG CALON PRESIDEN JOKOWI ?
Track record adalah jejak perilaku. Sebagaimana hukum kebiasaan dialam semesta. Perilaku baik akan melahirkan tindakan baik. Nilai ini yang tak bisa dicuri oleh kekuatan apapapun, sebagaimana hukum alam yang takkan menukar rasa mangga dengan buah jeruk, meski keduanya berdampingan di tanah yang sama !.
Jebakan Berbahaya Memilih Jokowi ???. Tidak !.
Heboh..., Sang calon Prsiden Jokowi sedang diusung banyak pendukung, digandrungi. Rasa ini yang juga saya miliki, setelah golput sejak dua putaran pemilu yang lalu.
Saya gandrung padanya Jokowi. Jokowi yang sebenarnya biasa, hanya saja ia kini ada di tengah-tengah keluarbiasaan yang ada.
Perhelatan memilih calon pemimpin bangsa sedang terjadi begitu memanas. Bahkan tak jarang sering mengorbankan suara yang lemah melalui keoligarkian pemimpin, atau penyesatan tak langsung lewat klaim-klaim tokoh yang dianggap amanah. Kadang juga melalui ‘pendakwah’.
Berbagai suara dengan segala tingkatan pendidikan, kepercayaan, aliran, bertebaran di mana-mana. Dari sana warna terlihat, kapasitas, kualitas, juga bias, yang sering tidak disadari karena berbagai dimensi, tendensi, juga ketidaktahuan warga yang masih sulit mengakses informasi secara berimbang.
Hal itu kian memberi tanda bahwa harapan mewujudkan dukungan kritis masih terasa jauh.
Tapi saya selalu percaya bahwa personalitas pemimpin penting disamping seabrek program yang bisa ditawarkan, atau kebijakan yang dibuat. Pemimpin yang baik, adalah individu yang baik, dimana unsur-unsur dasar manusiawi masih bisa ditemukan. Di antaranya Jokowi masih memiliki sifat bisa dipercaya, rendah hati, jujur, berani, ada kemauan kuat dan pantang menyerah.
Pemimpin yang awas dan waras, untuk memastikan seluruh sistem berguna, terkontrol, dan memang diawasi. Laku inilah yang disebut jejak perbuatan, yang menjadi dasar-dasar tindakannya, cermin sifat-sifat yang dimiki Jokowi.
Track Record adalah jejak perilaku, yang tidak bisa dicuri oleh kekuatan apapapun. Sebagaimana hukum kebiasaan yang terjadi di alam semesta, dimana sifat baik akan melahirkan tindakan baik. Hukum ini pula yang tidak akan menukar atau mengubah rasa mangga dengan buah duren, meski keduanya berdampingan di tanah yang sama.
Dari sekian perangkat hukum, undang-undang, jutaan pasal yang terus ditambah meski hak-hak konstitusi tak pernah terbukti, tapi nurani selalu membuktikan kebaikan-kebaikan yang berguna untuk kemanusiaan. Nurani pula yang membuktikan bagaimana hubungan majikan buruh tani tetap berlaku santun dan tidak melanggar HAM. Meski tanpa diatur undang-undang dan sanksi, perlakuan manusiawi selalu menjadi kepekaan yang membudaya.
Buruh tani di kampung-kampung selalu tak kekurangan makan dan minum. Hingga sistem kapitalisme menjadikan manusia adalah budak, dan pemimpin bangsa serta wakil rakyat lupa menghormati manusia, bangsanya sendiri -- buruh hanyalah soal relasi alat produksi dan majikan, selebihnya upah. Pada akhirnya, kita sangat rindu menemukan kembali fitrah manusia dalam diri pemimpin yang amanah, peduli, simpati, ikhlas dan bijaksana.
Tentu, menggantungkan perubahan Indonesia yang lebih baik pada Jokowi pribadi adalah kesalahan. Bahkan anugerah Tuhan pun enggan menghampiri tanpa kekritisan diri kita mempergunakan pikiran dan tindakan. Bertuhan adalah satunya hati, ucapan, pikiran dan tindakan nyata kita, apalagi menentukan tuhan untuk segalanya bagi bangsa dan negara kita ini. Gusti Allah tergantung keyakinan dan prasangka (maunya) manusia hamba-Nya.
Sudah saatnya kita memperbaiki kemauan kita sendiri dengan memperbaiki cara berpikir, cara bicara, menentukan pilihan dengan rasa bebas, mengawal proses perubahan hingga akhir. Hal ini, yang diingatkan oleh Coen Husain Pontoh tentang dua jebakan berbahaya memilih Jokowi dalam tulisan "Dukungan Kritis".
Harapan ini bisa terjadi jika pemimpin kita adalah pemimpin yang mendapat hidayah, taufiq Alloh SWT, syafaat, tarbiyyah dan mu'jizat Rosululloh SAW, barokah, karomah dan nadhroh Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra, yang rendah hati, yang komunikatif, yang benar, yang amanah , yang jujur dapat dipercaya, yang cerdas..., yang kuat untuk tidak menutup ruang-ruang kekuasaan. Semoga itu semua dimiliki oleh seorang calon pemimpin bangsa yang bernama Jokowi yang kita idolakan.
Tak ada gading yang tak retak. Tapi jika ada banyak calon pemimpin bangsa ini yang sama-sama retak, pilihlah yang retaknya sedikit. Pilihlah yang terbaik diantara yang baik. Maka pilihlah calon presiden Joko Widodo, insya Alloh yang tebaik. Jangan-jangan, keretakan yang terjadi sekian lama itu karena kita berlaku pasif, apatis masa bodoh, ga peduli dan selalu negatif tingking serta ga mau mendokan mereka.
[tulisan ini terinspirasi artikel Mas Coen dalam judul ”Dukungan Kritis]
diedit oleh ahmad dimyathi, s. ag - Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh !.
APAPUN PARTAINYA JOKO WIDODO PRESIDENNYA, SEMOGA DIIJABAH.....AMIIN !. - Fafirruu Ilalloh !
Suka · · Bagikan
EcTha Budi, Ach Hosni dan 6 orang lainnya menyukai ini.
Ahmad Dimyathi S Ag.
15:31
Bisri Mubarok
Terima kasih Pak Ustad Dimyati
Ahmad Dimyathi S Ag
15:46
Ahmad Dimyathi S Ag
SAMA2 MKSIH..JAZAA KUMULLOH...AMIIN...!
Percakapan dimulai hari ini, JUM'AT TGL 04 APRIL 2014, SEMOGA BERMANFAAT TUK KITA SEMUANYA. AMIIN !.
Bisri Mubarok
14:25
Bisri Mubarok
Assalamu Alaikum Wr.Wb
Alasannya apa Pak Dim mendukung dan memilih Pak Jokowi jadi Presiden, adakah informasi yang saya belum tau tentang Beliau ? Apakah pengamal atau pernah sowan ke Hadhrotul Mukarom Kanjeng Romo ?
Mohon infonya,
Terima kasih, Jazaakumulloh.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Ahmad Dimyathi S Ag
15:29
Ahmad Dimyathi S Ag
WA'ALAIKUM SALAM WR. WB.
ALASANNYA PRESIDEN RI PERTAMA IR SOEKARNO ADALAH PENGAMAL SHOLAWAT WAHIDYAH ZAMAN MBAH YAHI QS WA RA DULU, KITA HARAPKAN SEKALI JOKOWI JUGA MAU MENGAMALKAN DAN MEMPERJUANGKAN WAHIDIYAH. MENURUT SY DIA CALON PEMIMPIN BANGSA YANG TERBAIK DIANTARA YANG BAIK. SETAHU SAYA DIA BELOM PERNAH SOWAN, SEMOGA JOKOWI SEGERA MAU SOWAN KANJENG ROMO YAHI RA DAN BENAR JADI PRESIDEN RI PREODE MENDATANG SEBAB BERKAH DAN KAROMAH KANJENG ROMO YAHI RA. MAKA KITA DOAKAN DAN MUJAHADAI AJA SEMOGA DIA MAU SEGERA SOWAN TUK MOHON DO'A RESTU DAN DUKUNGAN BELIAU. SEMOGA IMPIAN YANG MENJADI KENYATAAN ...AMIIN...
FAFIRRUU ILALLOH !.
Ahmad Dimyathi S Ag
15:30
Ahmad Dimyathi S Ag
FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW !
HEBOH, SANG CALON PRESIDEN JOKOWI ?
Track record adalah jejak perilaku. Sebagaimana hukum kebiasaan dialam semesta. Perilaku baik akan melahirkan tindakan baik. Nilai ini yang tak bisa dicuri oleh kekuatan apapapun, sebagaimana hukum alam yang takkan menukar rasa mangga dengan buah jeruk, meski keduanya berdampingan di tanah yang sama !.
Jebakan Berbahaya Memilih Jokowi ???. Tidak !.
Heboh..., Sang calon Prsiden Jokowi sedang diusung banyak pendukung, digandrungi. Rasa ini yang juga saya miliki, setelah golput sejak dua putaran pemilu yang lalu.
Saya gandrung padanya Jokowi. Jokowi yang sebenarnya biasa, hanya saja ia kini ada di tengah-tengah keluarbiasaan yang ada.
Perhelatan memilih calon pemimpin bangsa sedang terjadi begitu memanas. Bahkan tak jarang sering mengorbankan suara yang lemah melalui keoligarkian pemimpin, atau penyesatan tak langsung lewat klaim-klaim tokoh yang dianggap amanah. Kadang juga melalui ‘pendakwah’.
Berbagai suara dengan segala tingkatan pendidikan, kepercayaan, aliran, bertebaran di mana-mana. Dari sana warna terlihat, kapasitas, kualitas, juga bias, yang sering tidak disadari karena berbagai dimensi, tendensi, juga ketidaktahuan warga yang masih sulit mengakses informasi secara berimbang.
Hal itu kian memberi tanda bahwa harapan mewujudkan dukungan kritis masih terasa jauh.
Tapi saya selalu percaya bahwa personalitas pemimpin penting disamping seabrek program yang bisa ditawarkan, atau kebijakan yang dibuat. Pemimpin yang baik, adalah individu yang baik, dimana unsur-unsur dasar manusiawi masih bisa ditemukan. Di antaranya Jokowi masih memiliki sifat bisa dipercaya, rendah hati, jujur, berani, ada kemauan kuat dan pantang menyerah.
Pemimpin yang awas dan waras, untuk memastikan seluruh sistem berguna, terkontrol, dan memang diawasi. Laku inilah yang disebut jejak perbuatan, yang menjadi dasar-dasar tindakannya, cermin sifat-sifat yang dimiki Jokowi.
Track Record adalah jejak perilaku, yang tidak bisa dicuri oleh kekuatan apapapun. Sebagaimana hukum kebiasaan yang terjadi di alam semesta, dimana sifat baik akan melahirkan tindakan baik. Hukum ini pula yang tidak akan menukar atau mengubah rasa mangga dengan buah duren, meski keduanya berdampingan di tanah yang sama.
Dari sekian perangkat hukum, undang-undang, jutaan pasal yang terus ditambah meski hak-hak konstitusi tak pernah terbukti, tapi nurani selalu membuktikan kebaikan-kebaikan yang berguna untuk kemanusiaan. Nurani pula yang membuktikan bagaimana hubungan majikan buruh tani tetap berlaku santun dan tidak melanggar HAM. Meski tanpa diatur undang-undang dan sanksi, perlakuan manusiawi selalu menjadi kepekaan yang membudaya.
Buruh tani di kampung-kampung selalu tak kekurangan makan dan minum. Hingga sistem kapitalisme menjadikan manusia adalah budak, dan pemimpin bangsa serta wakil rakyat lupa menghormati manusia, bangsanya sendiri -- buruh hanyalah soal relasi alat produksi dan majikan, selebihnya upah. Pada akhirnya, kita sangat rindu menemukan kembali fitrah manusia dalam diri pemimpin yang amanah, peduli, simpati, ikhlas dan bijaksana.
Tentu, menggantungkan perubahan Indonesia yang lebih baik pada Jokowi pribadi adalah kesalahan. Bahkan anugerah Tuhan pun enggan menghampiri tanpa kekritisan diri kita mempergunakan pikiran dan tindakan. Bertuhan adalah satunya hati, ucapan, pikiran dan tindakan nyata kita, apalagi menentukan tuhan untuk segalanya bagi bangsa dan negara kita ini. Gusti Allah tergantung keyakinan dan prasangka (maunya) manusia hamba-Nya.
Sudah saatnya kita memperbaiki kemauan kita sendiri dengan memperbaiki cara berpikir, cara bicara, menentukan pilihan dengan rasa bebas, mengawal proses perubahan hingga akhir. Hal ini, yang diingatkan oleh Coen Husain Pontoh tentang dua jebakan berbahaya memilih Jokowi dalam tulisan "Dukungan Kritis".
Harapan ini bisa terjadi jika pemimpin kita adalah pemimpin yang mendapat hidayah, taufiq Alloh SWT, syafaat, tarbiyyah dan mu'jizat Rosululloh SAW, barokah, karomah dan nadhroh Ghoutsu Hadzaz Zaman Ra, yang rendah hati, yang komunikatif, yang benar, yang amanah , yang jujur dapat dipercaya, yang cerdas..., yang kuat untuk tidak menutup ruang-ruang kekuasaan. Semoga itu semua dimiliki oleh seorang calon pemimpin bangsa yang bernama Jokowi yang kita idolakan.
Tak ada gading yang tak retak. Tapi jika ada banyak calon pemimpin bangsa ini yang sama-sama retak, pilihlah yang retaknya sedikit. Pilihlah yang terbaik diantara yang baik. Maka pilihlah calon presiden Joko Widodo, insya Alloh yang tebaik. Jangan-jangan, keretakan yang terjadi sekian lama itu karena kita berlaku pasif, apatis masa bodoh, ga peduli dan selalu negatif tingking serta ga mau mendokan mereka.
[tulisan ini terinspirasi artikel Mas Coen dalam judul ”Dukungan Kritis]
diedit oleh ahmad dimyathi, s. ag - Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh !.
APAPUN PARTAINYA JOKO WIDODO PRESIDENNYA, SEMOGA DIIJABAH.....AMIIN !. - Fafirruu Ilalloh !
Suka · · Bagikan
EcTha Budi, Ach Hosni dan 6 orang lainnya menyukai ini.
Ahmad Dimyathi S Ag.
15:31
Bisri Mubarok
Terima kasih Pak Ustad Dimyati
Ahmad Dimyathi S Ag
15:46
Ahmad Dimyathi S Ag
SAMA2 MKSIH..JAZAA KUMULLOH...AMIIN...!
No comments:
Post a Comment