YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
KISAH DAN PETUAH - Cerita Para Wali
·
KISAH DAN PETUAH - Cerita Para Wali
·
Mbah Yahi Abdoel Madjid Ma'roef Mu'allif Sholawat Wahidiyah Qs wa Ra, adalah Al-Ghoutsu Fii Zamanihi dan Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra adalah Al-Ghoutsu Hadzaz Zaman
Menurut penjelasan Kyai Baidhowi (Alm), Mbah Yahi QS wa RA diangkat menjadi Al-Ghouts oleh Allah SWT sebelum Beliau dipercaya oleh Rasulullah SAW mentaklif Sholawat Wahidiyah, jadi antara tahun 1959 – 1989. Mbah Yahi QS wa RA sendiri pada pertengahan tahun 1961 sering dawuh menganjurkan kepada penderek (pengikut) dekatnya agar mencari Ghoutsu Hadzaz Zaman.
“Monggo sami madosi Ghoutsu Hadzaz Zaman, manggene wonten pundi ?” (mari bersama-sama mencari Ghoutsu Hadzaz Zaman, keberadaannya di mana?).
Mendengar dawuh Mbah Yahi seperti itu, Mbah KH. Mubasyir Mundir (Alm) salah seorang yang dekat dengan Mbah Yahi, yang sudah masyhur kewaliannya di Jawa Timur berangkat ke Ponpes Tebu Ireng-Jombang yang diasuh oleh KH. Abdul Karim Hasyim (cucu Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ary RA) bermaksud riyadhah mencari Ghoutsu Zaman. Rencananya Mbah Mundir akan riyadhah dengan puasa mutih selama 40 hari. Namun baru seminggu, beliau sudah menerima alamat ghoib (isyarah bathiniyah) bahwa: KH. Abdul Madjid Ma’roef adalah Quthbul Aqthob Hadzaz Zaman. Akhirnya rencana riyadhoh selama 40 hari beliau batalkan. Selanjutnya Mbah Mundir (panggilan akrab KH. Mubasyir Mundir) kembali ke Kedunglo. Sesampainya di Kedunglo dan berjumpa denagn Mbah Yahi QS wa RA, tanpa berkata sepatah kata pun, Mbah Mundir langsung tersungkur (dlosor) di hadapan Mbah Yahi Qs wa Ra.
“Gus, mbok ya sampun ngoten, biasa-biasa kemawon” (Gus, tidak usah seperti itu, yang wajar-wajar saja), tutur Mbah Yahi.
Setelah peristiwa tersebut, Mbah Mundir berpesan kepada putra kesayangannya yakni Agus Thoha Yasin, “Ha.. (Thoha) nanti kalau ada tamu jangan dibukakan pintu, tapi kalau tamunya Kyai Madjid, persilahkan masuk”.
Bersamaan itu keponakan Mbah Yahi Qs wa Ra, Agus Muhaimin Abdul Qodir dalam kondisi terjaga dihadiri Nabiyullah Khidir AS, yang intinya menyampaikan bahwa Beliau Mu'allif Shalawat Wahidiyah adalah Quthbul Aqthob. Kyai Agus Muhaimin kurang percaya, seraya bertanya: “Masih banyak ulama yang ‘allamah, kenapa kok Pak Kyai Abdul Madjid yang menduduki jabatan Shulthonul Auliyaa ?” Nabi Khidzir As menjawab, “Tidak ada pilihan lain ‘indallah selain dia”. Setelah jawaban itu, Nabi Khidzir As pun menghilang.
KH. Hamim Djazuli (Gus Mik) yang kondang kewaliannya, mengakui kalau Muallif Shalawat Wahidiyah adalah Shulthonul Auliyaa seperti yang disampaikannya saat beliau memberi kata sambutan dalam acara khitanan dan ulang tahun pertama Sholawat Wahidiyah. Di antara sambutannya adalah, “Para hadirin, siapakah sebenarnya Agus Abdul Madjid itu?” Karena tak satu pun dari yang hadir menjawab, maka beliau meneruskan sambutannya, “Beliau adalah Roisul ‘Arifin. Hadirin, seumpama Panjenenganipun Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani masih hidup, saya yakin akan juga ikut mengamalkan shalawat Agus Abdul Madjid ini”.
Di sisi lain, setelah KH. Djazuli Utsman, ayahanda Gus Mik juga dengan sungguh-sungguh mengamalkan Shalawat Wahidiyah. Konon katanya, setiap melaksanakan shalat fardhu dan mengamalkan Shalawat Wahidiyah, Mbah Yahi Madjid QS wa RA nampak di hadapannya. Kejadian tersebut terus berlangsung hingga tujuh hari. Sementara itu Ibu Nyai Djazuli mengungkapkan, ketika membaca Shalawat Wahidiyah mendengar suara ghaib yang menyatakan dengan jelas bahwa Kyai Abdul Madjid adalah Ghoutsu Hadzaz Zaman, berulang-ulang sampai tiga kali. Kemudian pengalaman rohani (bathin) tersebut disampaikan kepada Kyai Djazuli Ustman, beliau juga menceritakan pengalaman yang sama. Akhirnya beliau berdua memutuskan untuk sowan ke Kedunglo.
Esokan harinya, sekitar jam tujuh pagi dengan membawa sekarung beras Kyai Djazuli Ustman beserta Ibu Nyai hendak pergi ke Kedunglo dengan mengendarai dokar. Tetapi belum sampai berangkat, Mbah Yahi Qs wa Ra beserta Mbah Mundir dan Bapak Abdul Jalil Jamsaren Kediri telah tiba lebih dulu di Ponpes Ploso (tempat tinggal Kyai Djazuli Ustman).
Selasa Kelabu di Bulan Rajab
“Romo Yahi Mu'allif Sholawat Wahidiyah Qs wa Ra kurang sehat….”
“Romo Yahi lagi gerah…”
Kabar itu segera menyebar ke seluruh perserta Mujahadah Kubro di bulan Rajab tahun 1989. Kontan saja resepsi Mujahadah Kubro memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW serasa lain dari biasanya. Suasa syahdu tersa sangat melingkupi hari-hari Mujahadah Kubro. Apalagi pada malam pertama, kedua dan ketiga Mbah Yahi tidak mios (tidak hadir secara langsung ke arena mujahadah kubro) untuk menyampaikan fatwa dan amanat serta do'a restunya.
“Romo Yahi Mu'allif Sholawat Wahidiyah Qs wa Ra kurang sehat….”
“Romo Yahi lagi gerah…”
Kabar itu segera menyebar ke seluruh perserta Mujahadah Kubro di bulan Rajab tahun 1989. Kontan saja resepsi Mujahadah Kubro memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW serasa lain dari biasanya. Suasa syahdu tersa sangat melingkupi hari-hari Mujahadah Kubro. Apalagi pada malam pertama, kedua dan ketiga Mbah Yahi tidak mios (tidak hadir secara langsung ke arena mujahadah kubro) untuk menyampaikan fatwa dan amanat serta do'a restunya.
Pada malam terakhir, sebenarnya Mbah Yahi QS wa RA sudah melimpahkan pengisian fatwa dan amanah serta do'anya kepda putra kinasih lekaki pertamnya (Romo KH. Abdul Latief Madjid RA). Tetapi para pecintanya sangat merindukan Mbah Yahi Qs wa Ra hadir di tengah-tengah peserta untuk mendengarkan fatwa terakhir Beliau. Kemudian wakil dari peserta/panitia menyampaikan kepada Mbah Nyahi akan kerinduan dan kecintaan para pengamal kepada Mbah Yahi Qs wa Ra. Akhirnya Mbah Nyahi Sofiyyah Ra sowan kepada Mbah Yahi agar Mbah Yahi Qs wa Ra berkenan menyampaikan fatwa dan amanat terakhirnya.
Puji syukur Al-Hamdulillah, karena kasih dan sayang Mbah Yahi Qs wa Ra kepada pengamal Wahidiyah, Beliau berkenan menyampaikan fatwa dan amanat terakhir di malam terakhir pelaksanaan mujahadah kubro wada', meski dari dalam kamar di ndalem (rumah Beliau) tengah.
Pada kesempatan tersebut Beliau memberikan ijazah Shalawat Wahidiyah kepada seluruh hadirin untuk diamalkan dan disiarkan dengan kalimat, “Ajaztukum bihadzihish shalawatil wahidiyah fil amali wan nasyri”
Yang artinya “Aku ijazahkan kepadamu Sholawat Wahidiyah ini untuk di amalkan dan disiarkan/diijazahkan kepada yang lain.”
Yang artinya “Aku ijazahkan kepadamu Sholawat Wahidiyah ini untuk di amalkan dan disiarkan/diijazahkan kepada yang lain.”
Setelah itu, kondisi kesehatan Beliau semakin berkurang, walau demikian Beliau masih juga berkenan mengisi pengajian Ahad pagi dari ndalem.
Begitulah Mbah Yahi QS wa RA, di saat-saat terakhir hayatnya, Beliau masih membimbing dan men-tarbiyah serta memberikan do' restu kepada pe-nderek-nya.
Begitulah Mbah Yahi QS wa RA, di saat-saat terakhir hayatnya, Beliau masih membimbing dan men-tarbiyah serta memberikan do' restu kepada pe-nderek-nya.
Mengenai siapa di antara putra-putra Beliau yang kerap disebut, sebagaimana yang dicetitakan oleh Kyai Rahmat Sukir dari penuturan Mbah Nyahi. Pada detik terakhir menjelang wafatnya, yang dipanggil-panggil Mbah Yahi Qs wa Ra adalah Agus Latief Madjid (Romo Yahi Abdul Latief Madjid RA). Saat Mbah Yahi sakit itulah, Kanjeng Romo Yahi Abdul Latief Madjid RA memohonkan maaf segenap keluarga dan seluruh pengamal Shalawat Wahidiyah kepada Mbah Yahi QS wa RA. “Ya..” jawab Mbah Yahi QS wa RA. Tak lama berselang, saat itu tepatnya Selasa Wage tanggal 7 Maret 1989 atau 29 Rajab 1409 H, jam 10.30 WIB, Sang Waratsatul Anbiyaa', Al Ghauts, Shulthonul Auliyaa, Al ‘Arif Billah Mbah KH. Abdul Madjid QS wa RA telah ridla dan diridlai menghadap Sang Kholiq Allah SWT.
Tak ada tangis yang meledak, hanya awan kedukaan begitu kelabu menyelimuti Selasa itu, dan perlahan-lahan air mata pun menetes di bumi Kedunglo Al-Munadharah seiring datangnya para tamu dari berbagai penjuru tanah air, yang ingin bertakziyah dan memyampaikan penghormatan terakhir kepada sesorang yang ‘Alim, namun tidak pernah menampakkan ke-‘aliman-nya. Semakin senja para peziarah semakin membanjir. Shalat janazah pun dilaksankan secara bergilir, karena masjid sudah tidak menampung jumlah jamaah. Begitu juga pemakaman terpaksa ditunda, mengingat jumlah peziarah yang terus mengalir dan menunggu keputusan musyawarah keluarga ndalem Mbah Yahi Qs wa Ra.
Dalam upacara pemakaman disampaikan pengumuman hasil “Keputusan Musyawarah Keluarga” yang disampaikan oleh Bapak A.F Baderi selaku Ketua I PSW Pusat. Yang intinya tentang Kepemimpinan sebagai pengganti dan penerus Mbah Yahi Mu'allif Sholawat Wahidiyah Qs wa Ra. Bahwa Kepemimpinan Perjuangan Wahidiyah secara Umum (PUPW) dan Kepemimpinan Pondok Pesantren Kedunglo setelah Mbah Yahi Qs wa RA wafat adalah Romo KH. Abdul Latif Madjid.
Para penta’ziyah dengan penuh khidmad mengikuti upacara pemakaman. Kalimat nida’ Yaa Sayyidii Yaa Rasulalloh, Yaa Sayyidii Yaa Ayyuhal Ghouts terus bersahutan, isak tangis tak henti-hentinya terdengar dari para penta’ziyah. Suasana hening ketika pelan-pelan jenazah Mbah K.H. Abdoel Majid Ma’roef QS wa RA diturunkan ke liang lahat. Lantunan adzan segera terdengar “Allahu Akbar, Allahu Akbar” kumandang oleh Romo KH. Abdoel Latif Majid yang berada di dasar kuburan setelah jenazah dibaringkan.
Begitulah sekilas manaqib Hadratul Mukarram Al Ghauts, Shulthonul Auliyaa, Al ‘Arif Billah Mbah KH. Abdul Madjid QS wa RA Muallif Shalawat Wahidiyah, Mujaddid, Reformis Akhlak, Pahlawan Pembebas Nafsu yang gelar kepahlawanannya bukan direkomendasi oleh pejabat pemerintah melainkan direkomendasi langsung oleh Allah SWT wa Rosuulihi SAW. Semoga kita semua bisa meneladaninya. Amiin.
(Vety Arovah, dari berbagai sumber).
Diambil dari Majalah Aham Edisi 31/Th.IV Rajab 1421 /Oktober 2000, Penerbit Yayasan Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo – Kota Kediri Telp. 0354 – 771018-17 Fax. 0354 – 774511 Kode Pos 64114
Suka · · Bagikan
18 orang menyukai ini.
1 berbagi
18 orang menyukai ini.
1 berbagi
Maria Anhar trimaksh....wakt mbh yahi QS wa RA wafat, ak bru bermur 1 th, jd ak blm pernh bertmu mbh yahi.....
27 Februari 2013 pukul 16:31 · Suka · 1
27 Februari 2013 pukul 16:31 · Suka · 1
Imam Mustolih wah ono sultonu aulia sewise syeah abdul kodir toh./
27 Februari 2013 pukul 16:51 · Suka
27 Februari 2013 pukul 16:51 · Suka
Machfudz L A bisa diceritakan kisah Nabi Khidir as
28 Februari 2013 pukul 8:10 · Suka
28 Februari 2013 pukul 8:10 · Suka
Cerita Para Wali silahkan kirim via wall/dinding page untuk request cerita para kekasih Allah
28 Februari 2013 pukul 8:43 · Suka · 2
Ahmad Dimyathi S Ag
28 Februari 2013 pukul 8:43 · Suka · 2
Ahmad Dimyathi S Ag
Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya ibu gomes mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 10 Tahun Saya bekerja di (HONGKONG) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
ReplyDeleteDan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada AKI DARMO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di HONGKONG dan menang banyak
Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama AKI DARMO dgn cara TLFN di Nomor ;082-310-142-255 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya
Terimakasih banyak, yg telah saya ucapkan kepada KY SALMAN atas bantuannya memberikan saya angka jitunya yaitu dan alhamdulillah berhasil,berkat bantuan KY saya sudah bisa melunasi semua hutang2 saya di BANK BRI bahkan saya juga sudah punya modal usaha sendiri sekali lagi makasih yaa KY,anda mau bukti bukan kata2 silahkan hubungi KY SALMAN 082310623559.
ReplyDeleteTerimakasih banyak, yg telah saya ucapkan kepada KY SALMAN atas bantuannya memberikan saya angka jitunya yaitu dan alhamdulillah berhasil,berkat bantuan KY saya sudah bisa melunasi semua hutang2 saya di BANK BRI bahkan saya juga sudah punya modal usaha sendiri sekali lagi makasih yaa KY,anda mau bukti bukan kata2 silahkan hubungi KY SALMAN 082310623559.
Terimakasih banyak, yg telah saya ucapkan kepada KY SALMAN atas bantuannya memberikan saya angka jitunya yaitu dan alhamdulillah berhasil,berkat bantuan KY saya sudah bisa melunasi semua hutang2 saya di BANK BRI bahkan saya juga sudah punya modal usaha sendiri sekali lagi makasih yaa KY,anda mau bukti bukan kata2 silahkan hubungi KY SALMAN 082310623559.