Wednesday, April 2, 2014

MACAM-MACAM MUJAHADAH WAHIDIYAH & PETUNJUK PELAKSANAANNYA

YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
Macam-macam Mujahadah

MACAM-MACAM MUJAHADAH WAHIDIYAH & PETUNJUK PELAKSANAANNYA

A. MUJAHADAH-MUJAHADAH YANG DIBAKUKAN
1. MUJAHADAH PENGAMALAN 40 HARI ATAU 7 HARI
a. Mujahadah Pengamalan 40 hari atau diringkas menjadi 7 hari adalah mujahadah yang dilaksanakan oleh pengamal pemula, dan dapat dilaksanakan ulang oleh para Penga-mal Wahidiyah. Boleh dilaksanakan sendiri-sendiri (munfaridan) tetapi lebih dianjurkan berjamaah se keluarga, se kampung / se lingkungan. Dilaksanakan selama 40 hari atau 7 hari berturut-turut dengan adab dan tata cara pengamalan seperti dalam “Lembaran SHOLAWAT WAHIDIYAH”
b. Waktu pelaksanaannya boleh siang, malam, pagi atau sore hari. Lebih utama jika waktunya dirutinkan / ditetapkan. Misalnya setiap ba’da sholat Maghrib, kecuali ada udzur yang lebih penting, bisa dilakukan di waktu lainnya. Usahakan dalam waktu sehari semalam (24 jam) melaksanakan satu kali khatam sesuai dengan bilangan yang tertulis dalam lembaran Sholawat Wahidiyah.
c. Jika pengamalan 40 hari diringkas menjadi 7 hari bilangannya dikalikan 10 kali lipat (yang 7 menjadi 70 kali, 100 menjadi 1000 kali dan seterusnya) kecuali bacaan do’a akhir (“ALLOOHUMMA BIHAQQISMIKAL A’DHOM…..” dst), bilangannya tetap seperti dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah.
d. Yang belum bisa membaca Sholawat Wahidiyah seluruh-nya, boleh membaca bagian-bagian mana yang sudah bisa dibaca lebih dahulu. Misalnya ; membaca Fatihah saja, atau membaca “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH” diulang berkali-kali selama kira-kira sama waktunya jika mengamalkan sholawat Wahidiyah secara lengkap, yaitu lebih kurang 30 menit. Kalau itupun belum mungkin, boleh berdiam saja selama waktu yang sama, dengan memusatkan hati dan perhatian (berkonsentrasi) kepada Alloh SWT, dan memuliakan serta menyatakan rasa cinta semurni-murninya dengan rasa istihdlor di hadapan Junjungan kita Rosululloh SAW.
e. Selesai 40 hari atau 7 hari, pengamalan supaya diteruskan. Bilangannya bias dikurangi sebagian atau seluruhnya, namun lebih utama jika diperbanyak. Boleh mengamalkan sendiri-sendiri, akan tetapi berjamaah bersama keluarga dan masyarakat sekampung dianjur-kan. Para Pengamal Wahidiyah dianjurkan seringkali mengulangi pengamalan 40 hari atau diringkas menjadi 7 hari, sendirian atau berjama’ah se keluarga / se kampung / se lingkungan. Syukur kalau setiap khatam diulangi lagi dan seterusnya.
f. Wanita yang sedang udzur cukup membaca sholawatnya saja tanpa membaca Fatihah. Adapun Fafirruu ….. dan Waqul Jaa … “ boleh dibaca, sebab di sini dimaksudkan sebagai do’a.
PENTING :
Setiap Pengamal Wahidiyah dianjurkan ikut serta menyiarkan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah tanpa pandang bulu, dengan ikhlas, bijaksana sesuai bimbingan Mbah KH. Abdul Madjid Ma'roef Muallif Wahidiyah Qs wa Ra Al-Ghouts Fii Zamanihi Ra, antara lain sebagai berikut :
a) Memberikan keterangan tentang faedah dan dasar Sholawat Wahidiyah disertai penjelasan tata-cara pengamalannya, seperti dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah.
b) Memberikan dorongan agar segera mengamalkan Mujahadah 40 hari atau 7 hari, dengan sendiri atau berjama’ah. Usahakan mendampingi beberapa hari atau sampai khatam.
c) Memberitaukan dan mengarahkan kepada pengurus PW setempat / terdekat untuk pembinaan selanjutnya.
AUROD MUJAHADAH LEMBARAN :
SHOLAWAT WAHIDIYAH
Boleh diamalkan oleh siapa saja laki-laki, perempuan,
tua, muda, dari golongan dan bangsa manapun juga.
Tidak pandang bulu.
CARA PENGAMALAN_:
1. Diamalkan selama 40 hari berturut-turut. Tiap hari paling sedikit menurut bilangan yang tertulis di belakangnya dalam sekali duduk, Boleh pagi, siang, sore, atau malam hari. Boleh juga dipersingkat 7 hari, akan tetapi bilangan-bilangan tersebut dilipatkan 10 kali. Boleh mengamalkan sendiri-sendiri, akan tetapi dengan berjama’ah bersama-sama satu keluarga atau satu kampung sangat dianjurkan!. Bagi kaum wanita yang sedang bulanan, cukup dengan membaca Sholawatnya saja, tidak usaha membaca Fatihah. Adapun bacaan "FAFIRRUU ILALLOH" dan "WA QUL JAA-AL HAQQU ..... ' boleh dibaca sebab di sini tidak dimaksudkan membaca ayat-ayat Al-Qur'an, melainkan sebagai doa. Sesudah 40 hari atau 7 hari pengamalan diteruskan tiap hari, dan banyaknya bilangan boleh dikurangi, ditetapkan atau ditambah, sebagian atau seluruhnya. Akan tetapi lebih utama jika diperbanyak.
2. Bagi mereka yang belum hafal boleh dengan membaca. Dan bagi yang belum bisa membaca seluruhnya, sambil mempelajari, boleh dan cukup membaca bagian mana yang sudah ia dapati lebih dahulu. Yang paling gampang yaitu membaca "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH" diulang-ulang selama kira-kira sama waktunya dengan mengamalkan seluruhnya. Yaitu kurang lebih 35 menit, jika itupun misalnya terpaksa belum mungkin, boleh berdiam saja selama waktu itu dengan memusatkan segenap perhatian, mengkonsentrasikan diri sekuat-kuatnya kepada Alloh SWT, dan merasa seperti berada di hadapan Junjungan kita Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW dengan adab lahir batin yakni ta'dhim (memulyakan) dan mahabbah (mencinta) setulus hati!.
3. Mengamalkannya harus dengan niat semata-mata beribadah kepada Alloh dengan ikhlas tanpa pamrih suatu apapun. Baik pamrih duniawi maupun pamrih ukhrowi misalnya supaya begini supaya begitu, ingin pahala, ingin surga dan sebagainya!. Harus sungguh-sungguh mulus, IKHLAS KARENA DAN UNTUK ALLOH-LILLAH!. Di samping niat beribadah LILLAH, supaya niat mengikuti tuntunan Rosululloh SAW = LIRROSUL, dan niat mengikuti bimbingan Ghoutsu Hadzaz-Zaman RA. = LILGHOUTS!. Jadi ketiga niat dilaksanakan bersama yaitu LILLAH, LIRROSUL, LILGHOUTS!.
4. Di samping niat LILLAH, LIRROSUL, LILGHOUTS seperti di atas, supaya merasa bahwa kita dapat melakukan ini semua karena pertolongan Alloh, karena digerakkan oleh Alloh. Jadi menerapkan:
لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
"Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan titah Alloh". BILLAH!.
Jangan sekali-kali merasa diri kita mempunyai kemampuan tanpa dititahkan oleh Alloh!.
Di samping merasa BILLAH, juga supaya merasa BIIROSUL. Artinya merasa bahwa diri kita ini menerima jasa dari Rosul Alloh SAW. Jadi menerapkan firman Alloh :
وَمَا اَرْسَلْنَكَ اِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَلَمِيْنَ. (٢١- الانبياء: ١٠۷)
"Dan tiada AKU mengutus Engkau Muhammad, melainkan rahmat bagi seluruh alamin". (21 - Al Anbiya : 107).
Selanjutnya di samping merasa BILLAH dan BIRROSUL supaya merasa BILGHOUTS!. Artinya merasa bahwa kita memperoleh jasa-jasa baik dari Ghouts Hadzaz-Zaman RA, jasa moril antara lain berupa dukungan moril dan doa restu dari pada Beliau. khususnya di dalam kita berdoa memobon kepada Alloh SWT ini.
5. Ketika mengamalkan supaya sungguh-sungguh hadlur hati kita dihadapan Alloh SWT dan "ISTIHDLOR" merasa seolah-olah seperti benar-benar berada di hadapan Rosul Allah SAW dengan adab lahir batin sebaik-baiknya, ta'dhim (memulyakan) dan mahabbah (mencinta) setulus hati. Dalam pada itu supaya merasa dan mengakui dengan jujur bahwa diri kita ini penuh berlumuran dosa dan senantiasa berlarut-larut!. Dosa kepada Alloh SWT, dosa kepada Rasululloh SAW, dosa kepada Ghouts Hadzaz-Zaman dan kepada para Auliya Kekasih Alloh, dosa kepada orang tua, kepada ibu bapak, kepada kelurga, kepada guru, kepada murid, kepada pemimpin dan kepada yang dipimpin, dosa terhadap bangsa dan negara, dosa kepada ummat dan masyarakat, bahkan dosa terhadap sesama makhluk pada umumnya. Dan merasa diri kita ini sangat dlo'if sangat lemah, butuh sekali maghfiroh ampunan, taufiq dan hidayah Alloh, butuh sekali syafa'at pertolongan dan tarbiyah Rosul Alloh SAW!. Butuh sekali akan bantuan dan dukungan dari Ghoutsu Hadzaz-Zaman RA berupa barokah, nadhroh dan doa restunya !.
Mari kita praktekkan ! (Membaca Surat Al Fatihah 7 kali)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ. – اَلْفَا تِحَةِ ( X ۷ )
(Membaca surat al-fatihah 7 kali)
وَاِلَى حَضْرَةِ غَوْثِ هَذَا الزَّمَانِ وَاَعْوَانِهِ وَسَائِرِ اَوْلِيَآءِ اللهِ رَضِيَ الله ُتَعَالَى عَنْهُمْ – اَلْفَاتِحَةِ( X ۷ )
(Membaca Surat Al Fatihah 7 kali).
Kemudian langsung membaca :
اَللَّهُمَّ يَا وَاحِدُ يَااَحَدْ ياَوَاجِدُ يَاجَوَادْ صَلِ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى آلِ سَـيِّدِنَا مُحَمَّدْ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَّ نَفَسٍ بِعَدَدِ مَعْلُوْمَاتِ اللهِ وَفُيُوْضَاتِهِ وَاَمْدَادِهْ ( X ١٠٠ )
ALLOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK 'ALA SAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA 'ALAA ALI SAYYIDINAA MUHAMMAD, FII KULLI LAMHATIW-WANAFASIM-BI’ADADI MA'LUUMAATILLAA-HI WAFUYUUDLOOTIHI WA AMDAADIH. (100 kali).
Terjemah :
"Yaa Alloh, yaa Tuhan Maha Esa, yaa Tuhan Maha Satu, yaa Tuhan Ma­ha Menemukan, yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah sholawat salam barokah atas Junjungan kami Kanjeng Nabi Muhammad dan atas Keluarga Kanjeng Nabi Muhammad pada setiap berkedipnya mata dan naik turunnya nafas sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan Alloh".
اَللَّهُمَّ كَمَا اَنْتَ اَهْلُهْ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا وَشَفِيْعِنَا وَحَبِيْبِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا هُوَ اَهْلُهْ نَسْئَلُكَ اللَّهُمَّ بِحَقِّهِ اَنْ تُغْرِقَنَا فِى لُجَّةِ بَحْرِ الْوَحْدَةْ حَتَّى لاَ نَرَى وَلاَ نَسْمَعَ وََلاَ نَجِدَ وَلاَ نُحِسَّ وَلاَ نَتَحَرَّكَ وَلاَ نَسْكُنَ اِلاَّ بِهَا وَتَرْزُقَنَا تَمَامَ مَغْفِرَتِكَ يَآ اَلله ْ وَتَمَامَ نِعْمَتِكَ يَآ اَلله ْ وَتَمَامَ مَعْرِفَتِكَ يَآ اَلله ْ وَتَمَامَ مَحَبَّتِكَ يَآ اَلله ْ وَتَمَامَ رِضْوَانِكَ يَآ اَلله ْ وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهْ عَدَدَ مَا اَحَآ طَ بِهِ عِلْمُكَ وَاحَصَاهُ كِتَابُكْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ رَّاحِمِينْ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينْ. (X ۷).
"ALLOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH; SHOLLI WA SALLIM WA BAARIK 'ALAA SAYYIDINAA, WA MAULAANAA, WASYAFII’INAA, WA HABIIBINAA, WA QURROTI A'YUNINAA, MUHAMMADIN SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAMA KAMAA HUWA AHLUH; NAS-ALUKALLOHUMA BIHAQQIHI AN TUGHRIQONAA FII LUJ-JATI BAHRIL-WAHDAH HATTA LAA NARO, WA LAA NASMA'A, WA LAA NAJIDA, WA LAA NUHISSA, WA LAA NATAHARROKA, WA LAA NASKUNA ILLA BIHA; WA TARZUQONAA TAMAAMA MAGHFIROTIKA YAA ALLOH, WA TAMAAMA NI'MATIKA YAA ALLOH, WA TAMAAMA MA'RIFATIKA YAA ALLOH, WA TAMA­AMA MAHABBATIKA YAA ALLOH, WA TAMAAMA RIDWAANIKA YAA ALLOH. WA SHOLLI WA SALLIM WA BAARIK 'ALAIHI WA' ALA ALIHI WA SHOHBIH 'ADADA MAA AHAATHO BIHI ILMUKA WA AHSHOOHU KITAABUK; BIROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROHIMIIN WAL-HAMDU LILLAHI ROBBIL 'ALAMIIN". (7 kali).
Terjemah .
"Yaa Alloh, sebagaimana keahlian ada pada-Mu, limpahkanlah sholawat salam barokah atas Junjungan kami, Pemimpin kami, Pemberi syafa'at kami, Kecintaan kami dan Buah-Jantung-Hati kami Kanjeng Nabi Mu­hammad shollallohu 'alaihi wasallam yang sepadan dengan keahlian Beliau; kami bermohon kepada-MU yaa Alloh, dengan Hak Kemulyaan Beliau, tenggelamkan kami di dalam pusar-dasar-samudra Ke-Esaan-MU sedemikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, dan tiada kami bergerak ataupun berdiam, melainkan senantiasa merasa di dalam Samudra Tauhid-MU dan kami bermobon kepada-MU yaa Alloh, limpahilah kami ampunan-MU yang sempurna yaa Alloh, ni'mat karunia-MU yang sempurna yaa Alloh, sadar ma'rifat kepada-MU yang sempurna yaa Alloh, ridlo kepada-MU serta memperoleh ridlo-MU yang sempurna pula yaa Alloh. Dan sekali lagi yaa Alloh, limpahkanlah sholawat salam dan barokah atas Beliau Kanjeng Nabi dan atas Keluarga dan Sahabat Beliau sebanyak bilangan segala yang diliputi oleh ilmu-MU dan termuat di dalam Kitab-MU; de­ngan rahmat-MU yaa Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan segala puji bagi Allah Tuhan Seru Sekalian Alam”.
يَا شَافِعَ الْخَلْقِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمْ * عَلَيْكَ نُوْرَالْخَلْقِ هَادِيَ اْلاَنَامْ
وَاَصْلَهُ وَرُوْحَهُ اَدْرِكْنِى * فَقَدْ ظَلَمْتُ اَبَدًا وَّرَ بِّنِى
وَلَيْسَ لِى ياَ سَيِّدِيْ سِوَاكَا * فَاِنْ تَرُدَّ كُنْتُ شَخْصًا هَا لِكَا
يَا سَيِّدِ ي يَا رَسُوْ لَ الله ْ (X ۷)
"YAA SYAAFI'AL KHOLQIS-SHOLAATU WASAALAAM,
ALAIKA NUUROL-KHOLQl HAADIYAL ANAAM;
WA ASHLAHU WA RUUHAHU ADRIKNII
FAQOD DHOLAMTU ABADAW-WAROBBINII ; (3 kali)
WA LAISA LII YAA SAYYIDII SIWAAKA,
FA IN TARUDDA KUNTU SYAKHSHON HAALIKA".
“YAA SAYYIDII, YAA ROSUULALLOH !” ( 7 kali)
Terjemah :
"Duhai Kanjeng Nabi Pemberi syafa'at makhluq,
kepangkuan-MU sholawat dan salam kusanjungkan,
duhai Nur-cahaya makhluq, Pembimbing manusia;
Duhai Unsur dan Jiwa makhluq,
bimbing, bimbing, bimbing dan didiklah diriku,
sungguh, aku manusia yang dholim selalu;
Tiada arti diriku tanpa Engkau duhai yaa Sayyidii,
Jika Engkau hindari aku, akibat keterlaluan berlarut-larutku,
Pastilah, pastilah, pasti ‘ku ‘kan hancur binasa !".
"Duhai Pemimpin kami, duhai Utusan Alloh!”
يَآ اَيُّهَا الْغَوْثُ سَلاَ مُ اللهِ * عَلَيْكَ رَ بِّنِى بِاِذْنِ اللهِ
وَانْظُرْ اِلَيَّ سَيِّدِ ي بِنَظْرَةِ * مُوْصِلَةٍ لِّلْحَضْرَةِ الْعَلِيَّةِ
"YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOHI,
'ALAlKA ROBBlNII BI IDZNILLAHI; (3 kali)
WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINADHROH,
MUUSHILATIL-LILHADROTIL 'ALIYYAH."
Terjemah :
"Duhai Ghoutsu Zaman, kepangkuan-MU salam Alloh kuhaturkan; bimbing, bimbing dan didiklah diriku dengan izin Alloh;
Dan arahkan pancaran sinar-nadroh-MU kepadaku yaa Sayyidii,
radiasi batin yang mewushulkan aku, sadar kehadirot Maha Luhur Tuhanku.”
يَا شَافِعَ الْخَلْقِ حَبِيْبَ اللهِ * صَلاَ تُهُ عَلَيْكَ مَعْ سَلاَ مِهِ
ضِلَّتْ وَضَلَّتْ حَيْلَتِي فِى بَلْدَتِى * خُذْبِيَدِ ي يَا سَيِّدِ ي وَاْلاُمَّةِ
يَا سَيِّدِ ي يَا رَسُوْ لَ الله ْ (X ۷)
"YAA SYAAFI'AL KHOLQI HABIIBALLOHI,
SHOLLAATUHUU 'ALIKA MA' SALAAMIHI;
DHOLLAT WA DHOLLAT HIILATII FII BALDATII, (3 kali)
KHUDZ BIYADII YAA SAYYIDII WAL UMMATI."
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH (7 kali).
Terjemah :
“Duhai Kanjeng Nabi Pemberi syafa'at makhluq,
Duhai Kanjeng Nabi Kekasih Alloh,
kepangkuan-MU sholawat dan salam Alloh kusanjungkan;
“Jalanku buntu, usahaku tak menentu.
buat kesejahteraan negeriku,
cepat, cepat, cepat raihlah tanganku yaa Sayyidii,
tolonglah diriku dan seluruh ummat ini!”.
“Duhai pemimpin kami, duhai utusan Alloh!”
يَا رَبَّنَا اللَّهُمَ صَلِّ وَسَلِّمِ * عَلَى مُحَمَّدٍ شَفِيْعِ اْلاُمَمِ
وَاْلآلِ وَاجْعَلِ اْلأََناَمَ مُسْرِعِينْ * باِلْوَاحِدِيَةِ لِرَبِّ الْعَالَمِينْ
يَارَ بَّنَااغْفِرْيَسِرِّافْتَحْ وَاهْدِنَا * قَرِّبْ وَاَ لِّفْ بَيْنَنَا يَا رَ بَّنَا
"YAA ROBBANALLOHUMMA SHOLLI SALLIMI
'ALAA MUHAMMADIN SYAFII'IL UMAMI ;
WAL AALI WAJ-‘ALIL ANAAMA MUSRI'IIN, (3 kali)
BIL-WAAHIDIYYATI LIROBBIL 'ALAMIIN;
YAA ROBBANGHFIR YASSIR-IFTAH WAHDINAA,
QORRIB WA ALLIF BAINANAA YAA ROBBANAA."
Terjemah :
"Yaa Tuhan kami yaa Alloh, limpahkanlah sholawat dan salam atas Kanjeng Nabi Muhammad Pemberi syafa'at ummat dan atas Keluarga Beliau ;
dan jadikanlah ummat manusia cepat-cepat lari, lari kembali mengabdi-kan diri dan sadar kepada Tuhan Semesta Alam;
Yaa Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, permudahlah segala urusan
bukakanlah hati dan jalan kami,
dan tunjukilah kami, pereratlah persaudaraan dan persatuan di antara
kami, yaa Tuhan kami!".
اَللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْمَا خَلَقْتَا وَهَذِهِ الْبَلْدَةْ يَا الله ْ وَفِي هَذِهِ الْمُجَاهَدَةْ يَآالله ْ (X۷)
"ALLOHUMMA BAARIK FII MAA KHOLAQTA WA HAADZIHIL BALDAH YAA ALLOH, WA FII HAADZIHIL MUJAAHADAH YAA ALLOH!." (7 kali).
Terjemah :
"Yaa Alloh, limpahkanlah berkah di dalam segala makhluq yang Engkau ciptakan dan di dalam negeri ini yaa Alloh, dan di dalam Mujahadah ini yaa Alloh ".
اِسْـتِغْرَاقْ
"ISTIGHROQ"
Yang dimaksud ialah : diam tidak membaca apa-apa. Segala perhatian tertuju hanya kepada Alloh!. Bukan membayangkan lafal "ALLOH", tetapi kepada Alloh-Tuhan !. Pendengaran, perasaan, ingatan, fikiran, penglihatan dan ... pokoknya segala-segalanya dikonsentrasikan kepada Alloh!.
Lain-lain tidak menjadi acara!. Hanya Alloh!. Titik !
Lamanya istighoroq tidak ada batasan, menurut kemampuan masing-masing. Istighroq diakhiri dengan membaca Surat Al Fatihah satu kali.
ALFAATIHAH!.
Kemudian membaca doa seperti di bawah ini :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللَّهُمَّ بِحَقِّ اسْمُكَ اْلاَعْظَمْ وِبِجَاهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وِبِبَرَكَةِ غَوْثُ هَذَا الزَّمَانْ وَاَعْوَانِهِ وَسَائِرِ اَوْلِيَآئِكَ يَا الله ْ, يَا الله ْ, يَا الله ْ رَضِيَ الله ْ تَعَالَى عَنْهُمْ (X ٣). بَلِّغْ جَمِيْعَ الْعَالَمِينْ نِدَآءَناَ هَذَا وَاجْعَلْ فِيْهِ تَأْثِيْرًا بَلِيْغًا (X ٣). فَإِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِ يرْ وَبِاْلاِجَابَةِ جَدِيرْ (X ٣). فَفِرُّوْا اِلَى الله ْ (X ٣).
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الّبَاطِلْ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا (X ٣). الفا تحة (X ١).
"BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM.
ALLOHUMMA BIHAQQISMIKAL-A 'DHOM WA BIJAAHI SAYYIDI-NAA MUHAMMADIN SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM, WABIBAROKATI GHOUTSI HADZAZ-ZAMAN WA A'WAANIHI WA SAAIRI AULIYAAIKA YAA ALLOH, YAA ALLOH, YAA ALLOH, RODIYALLOHU TA'ALA 'ANHUM (3 kali)
BALLIGH JAMII'AL 'ALAMIIN NIDAA-ANAA HAADZA WAJ'AL FIIHI TA’TSIIROM-BALIIGHO ( 3 kali)
FA INNAKA 'ALA KULLI SYAI-ING QODIIR WA BIL-IJAABATI JADIIR." (3kali)
"FAFIRRUU-ILALLOH!." ( 7 kali )
"WA QUL JAA-AL HAQQU WA ZAHAQOL BAATHIL, INNAL BAATHILA KAANA ZAHUUQO !". (3 kali).
Terjemah :
"Dengan Asma Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yaa Alloh, dengan Hak kebesaran Asma-MU, dan dengan kemulyaan serta Keagungan Kanjeng Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam, dan dengan barokahnya Ghoutsu Haadzaz-Zaman wa A 'waanihi serta segenap Auliya Kekasih-Mu yaa Alloh, yaa Alloh, yaa Alloh rodhiyallohu Ta 'ala 'anhum, sampaikanlah seruan kami ini kepada jamii'al 'alamiin dan letakkanlah kesan yang merangsang di dalamnya; Maka sesungguhnya Engkau Maha Kuasa berbuat segala sesuatu dan Maha Ahli memberi ijabah !"
"FAFIRRUU ILALLOH !" = Larilah kembali kepada Alloh !.
"WA QUL JAA-AL HAQQU WA ZAHAQOL BAATHIL, INNAL BAA­THILA KAANA ZAHUUQO" = dan katakanlah (wahai Muhammad), perkara yang haq telah datang dan musnahlah perkara yang batal; sesung­guhnya perkara yang batal itu pasti musnah".
"AL FAATIHAH" !. (Membaca Surat Al Fatihah satu kali).
KETERANGAN :
1. Kalimah "FAFIRRUU ILALLOH" dan “WA QUL JAA-AL HAQQU...
..,...." dibaca bersama-sama imam dan makmum. Dirinya sendiri terutama supaya dirasa katut termasuk di dalam ajakan itu dengan getaran hati yang kuat,
2. "FAFIRRUU ILALLOH" maksudnya, mengajak secara batiniyah agar supaya kita dan masyarakat kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Alloh wa Rosuulihi SAW. Secara umum yaitu dengan menjalankan hal-hal yang diridloi Alloh wa-Rosuulihi SAW, dan menghindarkan diri atau meninggalkan soal-soal yang tidak diridloi Alloh wa Rosuulihi SAW, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang merugikan, merugikan diri pribadi dan keluarga dan masyarakat!.
3. "WA QUL JAA-AL HAQQU..........." maksudnya, memohon semoga perbuatan dan akhlak-akhlak yang jahat yang merugikan ummat dan masyarakat segera diganti oleh Alloh dengan akhlaq yang baik yang membuahkan manfaat dan menguntungkan ummat dan masya­rakat yang diridloi Alloh wa Rosuulihi SAW. Dan apabila memang sudah menjadi suratan takdir tidak bisa diperbaiki lagi, dari pada makin lama makin berlarut-larut makin hebat menimbulkan kerusakan dan kehancuran, lebih baik semoga lekas dimusnahkan saja !. Ini adalah soal mental, bukan terhadap fisik !. Dan terutama kita arahkan untuk diri kita sendiri !.
4. Apabila pengamalan Sholawat Wahidiyah dijalankan secara berjama’ah bersama-sama beberapa orang, dan apabila situasi mengijinkan, sesudah membaca Surat Al Fatihah yang terakhir semua jama’ah diajak, sekali lagi mengadakan panggilan "FAF1RRUU ILALLOH"................ dengan berdiri menghadap ke arah empat penjuru : arah barat, utara, timur dan selatan. Ini antara lain mengikuti apa yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrohim 'ala Nabiyyinaa wa 'alaihissholaatu wassalam ketika baru selesai membangun Ka'bah yang juga berdiri ke arah empat penjuru memanggil ummat dan masyarakat. Sikap badan tegak berdiri, pandangan lurus ke depan, dan kedua tangan lurus ke bawah di samping paha kanan kiri. Pandangan batin dengan getaran hati yang kuat diarahkan kepada jamii'al 'alamin mulai dari pribadi kita masing-masing sampai notog jagad arah yang kita hadapi, mengelilingi jagad di bawah kita jagad dibelakang kita kembali kepada diri kita lagi.
Nidak panggilan pada tiap arah tersebut ialah :
AL FAATIHAH ! (Membaca Surat Al Fatihah satu kali).
FAFIRRUU ILALLOH (3 kali)
WA QUL JAA-AL HAQQU...........(satu kali).
Sesudah arah selatan, menghadap kembali seperti ketika duduk tetapi masih tetap berdiri kemudian membaca :
AL FAATIHAH ! (satu kali)
YAA SYAAFl'AL KHOLQIS-SHOLAATU...... dilagukan (satu kali)
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ! (tiga kali)
YAA AYYUHAL GHOUTSU........dilagukan (satu kali)
AL FAATIHAH ! (satu kali) S E L E S A I.
Nidak panggilan dengan berdiri seperti di atas juga boleh dilakukan sendiri sekalipun tidak dengan berjama’ah.
2. MUJAHADAH YAUMIYAH (HARIAN)
Mujahadah Yaumiyah adalah mujahadah yang dilaksanakan setiap hari oleh Pengamal Wahidiyah paling sedikit satu kali dalam sehari semalam dengan urutan bacaan seperti dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah dan hitungannya boleh ditetapkan, ditambah, atau dikurangi sebagian atau seluruhnya
Disamping menurut pilihannya sendiri seperti di atas sangat dianjurkan menggunakan Aurod MUJAHADAH BILANGAN 7-17. Boleh dilaksanakan sendiri-sendiri akan tetapi berjama’ah se keluarga, se lingkungan atau se kampung, sangat dianjurkan.
c. Pelaksanaannya tidak ditentukan pada salah satu waktu. Boleh siang, malam, sore atau pagi hari. Lebih utama bila memilih waktu yang sekiranya bisa melaksanakan secara rutin (istiqomah), misalnya sehabis sholat Magrib.
Aurod Mujahadah Yaumiah/harian :
Kegunaan Aurod Mujahadah 717 (Yaumiah/harian)
- Untuk mujahadah Yaumiyah/Harian (Jika sudah mengamalkan Mujahadah Sholawat Wahidiyah selama 40 hari, maka dianjurkan Mujahadah 717 sehari sekali, kalau bisa bersama keluarga)
- Untuk Mujahadah Usbuiyah ( Seminggu sekali bersama jama'ah sekampung)
- Untuk mengawali Mujahadah Keuangan)
- Mujahadah bagi pengamal Wahidiyah yang Wafat.
-Mujahadah Wukuf 3x rambahan.
- Mujahadah Hari Pahlawan dll.
###########
BISMILLAHIRROHMANIROHIM
ILAA HADLROTI SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOOHU'ALAIHI WASSALAM, WA ILAA HADLROTI GHOUTSI HAADAZ-ZAMAN WAA'AWAANIHI WASAAAIRI AULIYAAILLAAHI RODLIYALLOOHU TA'AALA ‘ANHUM
Al-Fatehah (7x)
ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAASAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW WA NAFASIM BI'ADADI MA'LUMAATILLAAHI, WA FUYU DHOTIHI WA AMDAADIH. .......(7X)
ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH; SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAASAYYIDINAA WAMAULAANAA,WASYAFII'INAA,WAHABIIBINAA,WAQURROTI A'YUNINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOOHU'ALAIHI WASALLAMA KAMAA HUWA AHLUH; NAS-ALUKALLOOHUMMA BIHAQQIHI AN TUGHRIQONAA FII LUJJATI BAHRIL WAHDAH; HATTAA LAA NAROO WALAA NASMA'A, WALAA NAJIDA WALAA NUHISSA, WALAA NATAHARROKA WALAA NASKUNA ILLAA BIHAA; WATARZUQONAA TAMAAMA MAGHFIROTIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA NI'MATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA MA'RIFATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA MAHABBATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA RIDLWANIKA YAA ALLOH; WASHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAIHI WA'ALAA AALIHI WASHOHBIH. ‘ADADAMAA AHAATHOBIHII ‘ILMUKA WAAHSHOOHU KITAABUK; BIROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN, WALHAMDU LILLAAHI ROBBIL'AALAMIIN............. (7X)
YAA SYAFI'AL-KHOLQISH-SHOLAATU WASSALAAM " ‘ALAIKA NUUROL KHOLQI HAADIYAL ANAAM
WA ASHLAHUU WA RUUHAHU ADRIKNII " FAQODH DHOLAMTU ABADAW-WAROBBINII
WA LAISA LII YAA SAYYIDII SIWAAKA " FA-IN TARUDDA KUNTU SYAKHSON HAALIKAA .......(7x)
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !....... (7x)
YAA AYYUHAL-GHOUTSU SALAAMULLOOH " ‘ALAIKA ROBBINII BI-IDZNILLAAH
WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINADHROH " MUUSHILATIL-LIL-HADLROTIL'ALIYYAH....... (7x)
YAA SYAAFI'AL-KHOLQI HABIIBALLOOHI " SHOLAATUHUU'ALAIKA MA'SALAAMIHII,
DHOLLAT WA DHOLLAT HIILATII FII BALDATII " KHUDZ BIYADII YAA SAYYIDII WAL UMMATII ....... (7x)
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !....... (17x)
YAA ROBBANALLOOHUMMA SHOLLI SALLIMI " ‘ALAA MUHAMMADIN SYAFII'IL UMAMI,
WAL-AALI WAJ-‘ALIL ANAAMA MUSRI'IIN " BIL-WAAHIDIYYATI LIROBBIL-‘AALAMIIN
YAA ROBBANAGH-FIR YASSIR IFTAH WAHDINAA " QORRIB WA-ALLIF BAINANAA YAA ROBBANAA....... (7x)
ALLOOHUMMA BAARIK FIIMAA KHOLAQTA WAHAADZIHIL BALDAH YAA ALLOH, WA FII HAADZIHIL MUJAAHADAH YAA ALLOH !....... (7X)
I S T I G H R O O Q ! ( Diam tidak membaca apa-apa, segenap perhatian lahir bathin, fikiran dan perasaan dipusatkan hanya kepada ALLOH! Tidak ada acara selain ALLOH )
AL-FATEHAH
BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM,
( ALLOOHUMMA BIHAQQISMIKAL A'DHOM WABIJAAHI SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM WABIBARAKATI GHOUTSI HADZAZ-ZAMAAN WA A'WAANIHI WA SAAIRI AULIYAAIKA YAA ALLOH, YAA ALLOH, YAA ALLOH, RODLIYALLOOHU TA'AALA'ANHUM 3X )
( BALLIGH JAMII'AL ‘ALAMIIN NIDAA-ANAA HAADZAA WAJ'AL FIIHI TAKTSIIROM-BALIIGHOO 7X )
( FAINNAKA ‘ALAA KULLI SYAI-INGQODIIR WABIL IJABATI JADIIR 3X )
FAFIRRUU ILALLOOH ! .......(17X)
WAQUL JAA-ALHAQQUWAZAHAQOL BAATHIL INNAL BAATHILA KAANA ZAHUUQOO !....... (17X)
AL-FATEHAH (1x)Selesai.
ANJURAN :
Para Pengamal Wahidiyah supaya melaksanakan Mujahadah Menjelang Shubuh, sendiri-sendiri atau berjama’ah. Sebelum-nya didahului sholat witir sedikitnya 3 roka’at (seperti lazimnya dilakukan sehabis sholat tarowih di bulan Romadlon).
b. Para Pengamal Wahidiyah supaya membiasakan diri melaksanakan sholat sunnat qobliyah, ba’diyah dan sholat berjama’ah.
c. Sehabis mendengarkan adzan jangan langsung membaca puji - pujian / tasyafu’an tetapi hendaknya melaksanakan sholat sunnat qobliyah lebih dahulu.
Sholat sunnah ba’diyatal Maghrib supaya dilaksanakan setelah salam dari sholat Maghrib kemudian baru membaca wirid dan Mujahadah
3. MUJAHADAH KELUARGA
a. Mujahadah Keluarga adalah Mujahadah Wahidiyah yang dilakukan dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga dari pengamal Wahidiyah dengan berjama’ah. Apabila situasi mengizinkan dianjurkan agar dilaksanakan setiap hari satu kali, Setidak-tidaknya 3 hari atau seminggu sekali.
b. Mujahadah Keluarga supaya diusahakan sebagai kegiatan rutin dalam rumah tangga.
c. Yang menjadi imam dalam Mujahadah Keluarga seyogja-nya bergantian antara bapak, ibu, anak dan anggota keluarga yang lain. Aurod, sebaiknya menggunakan bilangan 7-17 satu kali atau lebih (melihat situasi dan kondisi).
d. Diharapkan dengan Mujahadah Keluarga tercipta keluarga yang damai, penuh berkah, tenteram, jauh dari murka Alloh , dan terhindar dari saling menuntut besuk hari qiamat sebagimana firman-Nya :
يَآأَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوآ أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا ……
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga-mu dari api neraka ... (Q.S.- At-Tahrim : 6)
Dan firman-Nya ;
فَاِذاَ جَاءَتِ الصّآخَة ' يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِ ' وَاُمِّهِ وَاَبِِيْهِ ' وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيْهِ ' (80 عبس 33-34-35-36 )
“Maka apabila datang suara yang memekikkan (tiupan sengkala yang kedua), pada hari ketika seseorang lari dari saudaranya, dari Ibu dan Bapaknya, dari istri dan anak-anaknya”. (Q.S 80-‘Abbas : : 33,34,35,36)

4. MUJAHADAH USBU'IYAH (MINGGUAN)
a. Mujahadah Usbu’iyah adalah mujahadah yang dilaksanakan secara berjama’ah tiap seminggu sekali oleh Pengamal Wahidiyah se desa / kelurahan / lingkungan. Penyelenggara / penanggungjawabnya adalah Pengurus PW Desa / Kelurahan.
b. Di desa, kampung, atau lingkungan yang sudah ada pengamal Wahidiyahnya sekalipun hanya beberapa orang / keluarga supaya mengadakan Mujahadah Usbu’iyah sendiri. Tidak hanya bergabung dengan desa / kampung lainnya.
c. Tempat Mujahadah Usbu’iyyah boleh menetap di suatu tempat, akan tetapi lebih dianjurkan berpindah-pindah dari rumah ke rumah. Antara lain seperti sabda Rosululloh SAW2.
زَيِّنُوْا مَجَالِسَكُمْ بالصَّلاَةِ عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ عَلَيَّ نُوْرٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِيُّ في مُسْنَدِ الْفِرْدَوْسِ عَنِ ابْنِ عُمَرَ)
“Hiasilah ruang tempat duduk kamu sekalian dengan bacaan sholawat kepadaku, maka sesungguhnya bacaan sholawat kalian kepadaku itu menjadi cahaya pada hari qiyamat”.(HR. Dailami dalam kitab Musnadil-Firdaus, dari Ibnu Umar Ra.).
d. Berangkat menuju tempat Mujahadah Usbu’iyah sayogjanya bersama-sama dengan teman lain. Sehingga saling menying-gahi (Jawa : ngampiri) satu sama lain.
e. Jika situasi mengizinkan supaya diadakan sendiri-sendiri :
- Mujahadah usbu’iyah kaum bapak,
- Mujahadah usbu’iyah kaum ibu,
- Mujahadah usbu’iyah remaja dan
- Mujahadah usbu’iyah kanak-kanak
Jika belum mungkin usahakan seluruh pengamal Wahidiyah desa, sekampung, atau lingkungan, baik kaum bapak, ibu, remaja, dan kanak-kanak aktif mengikuti Mujahadah Usbu’iyah bersama-sama.
f. Sebelum pelaksanaan Mujahadah Usbu’iyah supaya diadakan persiapan lahir batin sebaik-baiknya.
g. Imam Mujahadah Usbu’iyah supaya bergilir dari kalangan peng-amal Wahidiyah se desa, se kampung, atau lingkungan, baik pria, wanita, remaja dan kanak-kanak.
h. Aurad Mujahadah Usbu’iyah seharusnya menggunakan bilangan 7 – 17 atau menggunakan Aurod Mujahadah lain dengan ketentuan disepakati seluruh jama’ah, atau ada ketentuan lain dari DPP PSW.
i. Mujahadah Usbu’iyah tidak harus menghadap ke arah kiblat tetapi juga tidak dilarang. Lazimnya bermuwajahah (saling ber-hadapan), dan Insya Alloh cara seperti ini ada ciri-ciri khusus dan banyak manfaatnya, antara lain bisa terjadi sorot-menyorot bathiniyah antara satu dengan yang lain.
Mujahadah berjamaah yang lazimnya menghadap ke arah qiblat antara lain ; mujahadah sehabis sholat maktubah / sholat sunnat, atau mujahadah yang bertempat di masjid / musholla atau jika ada suatu kepentingan. Adapun mujahadah perorangan (sendirian) lebih utama jika menghadap ke arah qiblat, kecuali situasi tidak mengizinkan.
j. Yang sudah hadir lebih dahulu, sambil menunggu kehadiran yang lain supaya langsung “tasyafu’an” bersama-sama dengan adab yang sebaik-baiknya..
k. Jika Mujahadah sudah akan dimulai, tasyafu’an diakhiri dengan “Al-Faatihah” (membaca surat Fatihah bersama satu kali) atau membaca “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH” bersama-sama tiga kali, diteruskan dengan bacaan “YAA AYYUHAL GHOUTSU SALAAMULLOOHI” (dilagukan satu kali, kemudian membaca ”AL-FAATIHAH” satu kali.
Selanjutnya pimpinan / Imam jama’ah, wakilnya atau yang ditugasi, segera memberitahukan dan mengajak hadirin hadirot untuk segera memulai mujahadah dan mempersilah-kan kepada petugas Imam Mujahadah yang telah ditentukan.
Contoh : “Para hadirin hadirot ! Mujahadah Usbu’iyah ini mari segera kita mulai. Dan mari kita berusaha menerapkan LILLAH BILLAH, LIRROSUL BIRROSUL, LILGHOUTS BILGHOUTS, Kepada yang bertugas sebagai imam mujahadah, Bapak / Ibu / sdr………..…. disilahkan.
l. Urutan acara dalam Mujahadah Usbu’iyah :
1. Tasyaffu’ dan Istighotsah;
2. Mujahadah bilangan 7-17;
3. Dianjurkan mengadakan pembacaan buku-buku Wahidiyah, atau lain-lain sesuai keperluan.
4. Penutup / nidak.
m. Pembaca buku-buku Wahidiyah atau lain-lain dalam Mujahadah Usbu’iyah bisa dari lingkungan jama’ah sendiri.
n. Pelaksanaan Mujahadah Usbu’iyah Kanak-Kanak, lihat buku “TUNTUNAN MUJAHADAH UNTUK KANAK-KANAK”.
5. MUJAHADAH SYAHRIYAH
a. Mujahadah Syahriyah adalah Mujahadah Wahidiyah yang dilaksanakan secara berjama’ah setiap bulan sekali, oleh Pengamal Wahidiyah se-kecamatan.
b. Penyelenggara dan penanggungjawabnya adalah Pengurus PW Kecamatan dan dapat menunjuk / membentuk Panitia Pelaksana.
c. Penyelenggaraan Mujahadah Syahriyah harus diberitaukan secara tertulis kepada MUSPIKA, KUA dan PW Kab/Kota setempat.
d. Mujahadah Syahriyah dilaksanakan dalam bentuk seremonial (Acara Wahidiyah) dengan tema disesuaikan situasi dan kondisi saat itu.
e. Mujahadah Syahriyah diikuti secara bersama-sama oleh Pengamal Wahidiyah se kecamatan. Sayogjanya mengundang pengamal / Penyiar Wahidiyah Kecamatan terdekat, tetangga, simpatisan, pejabat pemerintah, dan tokoh-tokoh agama / masyarakat setempat.
Seksi Pembina Wanita, Pembina Remaja, Pembina Kanak-kanak, dan Pembina Mahasiswa, boleh menyelenggarakan sendiri-sendiri dengan sepengetahuan PW Kecamatan, dan bisa dilaksanakan bersama-sama dengan penanggung jawab acara bergantian.
g. Pembiayaan Mujahadah Syahriyah menjadi tanggung jawab bersama seluruh Pengamal Wahidiyah se-kecamatan dengan pengedaran Lis Khusus / Umum atau cara-cara lain yang sah, halal, dan tidak mengikat.
h. Untuk lebih tertibnya PW Kecamatan supaya membuat jadwal Mujahadah Syahriyah per tahun dan berkordinasi dengan PW Kab/Kota.
i. Sebelum hari pelaksanaan Mujahadah Syahriyah supaya diadakan mujahadah penyongsongan. Dilaksanakan terutama oleh Pengurus PW Kecamatan, para imam jama’ah dan umumnya pengamal Wahidiyah sekecamatan, utamanya jama’ah yang ketempatan. Dan supaya diadakan pula Muajahadah Khusus Nonstop.
Aurad Mujahadah penyongsongan menggunakan bilangan 7-17 dan aurod mujahadah nonstop menggunakan Aurod Mujahadah Peningkatan dan bisa ditambah Aurod Mujahadah Penyiaran
Kerangka acara dalam Mujahadah Syahriyah antara lain :
1) Pembukaan
2) Pembacaan ayat suci Al-Qur’an (Tilawatil Qur’an)
3) Muqoddimah Sholawat Wahidiyah
4) Prakata panitia
5) Sambutan-sambutan :
a. Pimpinan PW setempat.
b. Kepala desa yang berketempatan
c. MUSPIKA / Ulama.
6) Kuliah Wahidiyah dan Mujahadah
7) Penutup dan nida’
Catatan :
D Melihat situasi dan kondisi bisa ditambah terjemah Al-Qur’an, deklamasi / puisi Wahidiyah atau bacaan Tahlil.
D Jika situasi memungkinkan Mujahadah dalam “Kuliah Wahidiyah” terakhir menggunakan bilangan 7-17.
k.. Bagi Pengamal Wahidiyah yang udzur / tidak bisa hadir supaya melaksanakan mujahadah di tempat masing-masing dengan niat makmum.
l. Apabila karena suatu udzur tidak bisa dilaksanakan secara seremonial maka PW Kecamatan supaya mengadakan Gerakan Mujahadah Serempak oleh seluruh Pengamal Wahidiyah se kecamatan di tempat atau jama’ah masing-masing pada saat yang ditentukan dengan disertai mujahadah penyongsongan seperti di atas.
m. Jika Mujahadah Syahriyah berdekatan dengan Mujahadah Rubu’ussanah yang bertempat di suatu PW Kecamatan, maka Mujahadah Syahriyah tersebut dilaksanakan dengan Mujahadah serempak seperti di atas.
n. Dari beberapa kali pelaksanaan Mujahadah Syahriyah dalam satu tahun supaya disertai Up-Grade / Diklat / Panataran Wahidiyah.
6. MUJAHADAH RUBU'USSANAH
a. Mujahadah Rubu’ussanah adalah Mujahadah Wahidiyah yang dilaksanakan secara berjama’ah setiap 3 bulan sekali, oleh Pengamal Wahidiyah se-kabupaten / kota..
b. Penyelenggara dan penanggungjawabnya adalah PW Kab/Kota dan dapat menunjuk / membentuk Panitia Pelaksana.
Penyelenggaraan Mujahadah Rubu’ussanah harus diberitaukan secara tertulis kepada MUSPIDA, Depag, PW Prop setempat dan PW Pusat.
d. Mujahadah Rubu’ussanah dilaksanakan dalam bentuk seremonial (Acara Wahidiyah) dengan tema disesuaikan situasi dan kondisi saat itu.
Mujahadah Rubu’ussanah diikuti secara bersama-sama oleh Pengamal Wahidiyah se kabupaten / kota. Sayogjanya mengundang pengamal / Penyiar Wahidiyah kabupaten / kota terdekat, simpatisan, pejabat pemerintah, dan tokoh-tokoh agama / masyarakat.
Badan Pembina Wanita, Pembina Remaja, Pembina Kanak-kanak, dan Pembina Mahasiswa, boleh menyelenggarakan sendiri-sendiri dengan sepengetahuan PW Kab/Kota, dan bisa dilaksanakan bersama-sama dengan penanggung jawab acara bergantian
g. Pembiayaan Mujahadah Rubu’ussanah menjadi tanggung jawab bersama seluruh Pengamal Wahidiyah se- kabupaten / kota dengan pengedaran Lis Khusus / Umum atau cara-cara lain yang sah, halal, dan tidak mengikat.
h. Untuk lebih tertibnya, PW Kab/Kota supaya membuat jadwal Mujahadah Rubu’ussanah menyesuikan jadual waktu pelaksanaan Mujahadah yang diterbitkan oleh PW /SKB Dep. Pembina Prop. setempat.
i. Sebelum pelaksanaan Mujahadah Rubu’ussanah supaya diadakan mujahadah penyongsongan sekurang-kurangnya tujuh hari. Dilaksanakan terutama oleh Pengurus PW Kabupaten / kota, PW Kecamatan, PW Desa, para imam jama’ah dan umumnya pengamal Wahidiyah se kabupaten / kota. Dan diadakan Muajahadah Khusus Nonstop sekurang-kurangnya tiga hari sebelum pelaksanaan di setiap jama’ah dan sehari semalam di sekitar lokasi acara.
Aurad Mujahadah penyongsongan menggunakan bilangan 7-17 dan aurod mujahadah nonstop menggunakan Aurod Mujahadah Peningkatan dan Aurod Mujahadah Penyiaran . Dalam Mujahadah Penyongsongan di atas bisa ditambah bacaan : WAFII HAADZIHII MUJAAHADATI RUBU’ISSANAH YAA ALLOOH setelah bacaan “ALLOOHUMMA BAARIK…” Bilangannya minimal 7 kali.
Kerangka acara dalam Mujahadah Rubu’ussanah sama dengan acara Mujahadah Syahriyah. Hanya saja sambutan-sambutannya disesuaikan (Lihat Petunjuk Acara-Acara Wahidiyah)
k.. Bagi Pengamal Wahidiyah yang udzur / tidak bisa hadir supaya melaksanakan mujahadah di tempat masing-masing dengan niat makmum.
l. Apabila karena suatu udzur tidak bisa dilaksanakan secara seremonial maka PW /DPPW supaya mengadakan Gerakan Mujahadah Serempak oleh seluruh Pengamal Wahidiyah se kabupaten / kota di tempat atau jama’ah masing-masing pada saat yang ditentukan dengan disertai mujahadah penyongsongan seperti di atas.
m.Jika Mujahadah Rubu’ussanah berdekatan dengan Mujahadah Nisfussanah yang bertempat di suatu PW, maka Mujahadah Rubu’ussanah tersebut dilaksanakan dengan Mujahadah serempak seperti di atas.
n. Dari beberapa kali pelaksanaan Mujahadah Rubu’ussanah dalam satu tahun supaya disertai Up-Grade / Diklat / Panataran Wahidiyah / sarasehan Pengurus.
5. MUJAHADAH RUBU'USSANAH
i. Bagi Pengamal Wahidiyah di kabupaten / kota tersebut jika terpaksa (karena udzur) tidak bisa hadir di arena Mujaha-dah Rubu’ussanah supaya melakukan mujahadah dengan bilangan 7-17 tiga kali khataman di tempat masing-masing dengan niat makmum.
j. Apabila karena udzur tidak bisa melaksanakan Mujahadah Rubu’ussanah dengan seremonial (Acara / Resepsi) Pengurus PW yang bersangkutan supaya mengadakan Gerakan Mujahadah Serempak yang dilakukan oleh seluruh Pengamal Wahidiyah se kabupaten/kota di tempat atau jama’ah masing-masing pada saat yang ditentukan sebagai pelaksanaan Mujahadah Rubu’ussanahnya, dengan disertai mujahadah penyongsongan seperti di atas. Dengan demikian tidak ada alasan bagi PW untuk tidak melaksanakan Mujahadah Rubu’ussanah.
Bagi PW yang akan ditempati Mujahadah Nisfussanah dan waktunya berdekatan dengan pelaksanaan Mujahadah Rubu‘ussanah maka Rubu’ussanahnya supaya menggunakan cara Gerakan Mujahadah Serempak di atas.
Batal Suka ·  · 

No comments:

Post a Comment