Tuesday, April 26, 2016

GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !

GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !


[22:22, 4/26/2016] +62 822-2666-8817: SAYYIDII YAA ROSUULALLOH .!
GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !
http://youtu.be/nvo3-uEBDz0
youtu.be

Gus Dur Gak Trimo Wahidiyah Disesatkan
YOUTUBE.COM
Suka · Balas · Hapus Pratinjau · 16 April pukul 21:19

Ahmad Dimyathi
Ahmad Dimyathi Arip Baban : Mau tanya pak yahi. Yg di tanyakan oleh Gus Mus Rembang apakah sudah ada jawabannya ? MUI itu makhluk apa ?

Ahmad Dimyathi...Lihat Selengkapnya
Suka · Balas · 17 April pukul 0:03
Ahmad Dimyathi
Ahmad Dimyathi Fafirruu Ilalloh - Larilah Kembali Kepada Alloh !
Klik : https://www.facebook.com/ahmad.dimyathi.5264/videos/582550761903544/

'Fafirruu Ilalloh - Larilah Kembali Kepada Alloh !
Catatan Kecil : 769 - KISAH DAN PETUAH edukatif, inspiratif, instruktif... rekreatif tuk SEPIRIT HATI, FORUM SALING ASIH, ASUH, ASAH, PEDULI BERBAGI/SHARING N DISKUSI/DIALOG INTERAKTIF SERTA LAYANAN TANYA JAWAB DAN KONSULTASI ONLINE.

VIDIO METRO REALITAS  TTG KEKERASAN, PENYERANGAN, PEMBAKARAN  YG DILAKUKAN OLEH KELOMPOK YG MENAMAKAN DIRINYA FPI DAN DIDUGA SURUAN MUI LAINNYA TERHADAP RUMAH IBADAH, RUMAH DAN TEMPAT USAHA JAMA'AH PENGAMAL SHOLAWAT WAHIDIYAH DI TASIKMALAYA AKIBAT FATWA MUI TASIKMALAYA YANG KONTRA PRODUKTIF, YG GUOBLOX, GILA DAN GA JELAS ITU, YG TIDAK  MEMBAWA KEMASLAHATAN DAN MERUGIKAN KITA UMMAT MASYARAKAT, DAN REALITANYA MUI SENDIRI YG  DHOLIM, SESAT DAN MENYESATKAN UMMAT ....MEREKA FPI,  DLLNYA  SAMPAI SAAT INI MASIH ADA AJA YG ANARKIS DENGAN DALIH  FATWA YG DIKELUARKAN OLEH MUI TASIK TSB...., YG DIANGGAP MELANGGAR HUKUM DAN SANGAT KURANG AJAR OLEH MANTAN PRESIDEN KH. ABDUR RAHMAN WAHID (GUS DUR).
KITA SEBAGAI PENGAMAL WAHIDIYAH IKUT PRIHATIN, ORA TERIMO,  GAK BOLEH HANYA DIAM AJA MASA BODOH,  KITA HARUS BERANI MELAWAN DAN MENUNTUT BALAS BAHWA FATWA MUI YG NGAWUR N BODOH ITU HARUS SEGERA DICABUT  DAN MEREKA YG ANARKIS DIADILI ....
Ikuti dan simak secara saksama, semoga bermanfaat. Aamiin !.

                        KLIK  : https://www.facebook.com/ahmad.dimyathi.5264/videos/582550761903544/

----------

KOMENTAR  :

Arip Baban : Mau tanya pak yahi. Yg di tanyakan oleh Gus Mus Rembang apakah sudah ada jawabannya ? MUI itu makhluk apa ?

Ahmad Dimyathi : OH ITU BELOM .... SY KIRA  PERTANYAAN TERSEBUT GAK PERLU DIJAWAB OLEH SIAPAPUN ... PERTANYAAN N PERNYATAAN GUS MUS ITUKAN  SEBAGAI PERINGATAN KERAS, SINDIRAN, HUKUMAN DAN KRITIKAN PEDAS DARI SEORANG ULAMA' TERKEMUKA DINEGERI INI, YAITU GUS MUS DAN KOMUNITAS LAINNYA YG ARIF N BIJAKSANA ITU.... SINDIRAN TERHADAP MUI YANG KENYATANNYA GUOBLOX, NGAWUR N CEROBOH DLM MELAKSANAKAN TUGASNYA dan MENGAMBIL SIKAP KEPUTUSAN TERHADAP SW DAN LAINNYA.... YG TIDAK MENCERMINKAN KUMPULAN ULAMA' YG BAIK, CERDAS, BERWIBAWA DAN MENGAYOMI, MELINDUNGI DAN MEMBINA UMMAT MASYARAKAT DI INDONESIA INI .... Maka ditanyakan oleh Al Mukarrom Gus Mus MUI itu makhluk apa ...?. Dikatakan makhluk gila ora beneh juga bukan... tapi kenyataannya kok podo  ora beneh, pada membisu,  gila, guoblox, dungu, tolol .....dan gak jelas keberadaannya..... ???.

----------------

Fafirruu Ilalloh - Larilah Kembali Kepa KLIK  :                             https://www.facebook.com/ahmad.dimyathi.5264/videos/582550761903544/'
26:30

[22:23, 4/26/2016] +62 822-2666-8817: Fafirruu  Ilalloh   -   Larilah Kembali Kepada Alloh !
Catatan Kecil : 718 - KISAH DAN PETUAH edukatif, inspiratif, instruktif... rekreatif tuk SEPIRIT HATI, FORUM SALING ASIH, ASUH, ASAH, PEDULI BERBAGI/SHARING N DISKUSI/DIALOG INTERAKTIF SERTA LAYANAN TANYA JAWAB DAN KONSULTASI ONLINE.

MUI TASIKMALAYA MENERIMA KLARIFIKASI DARI WAHIDIYAH

KLIK : http://www.hariannasionalnews.com/2016/03/21/mui-tasikmalaya-menerima-klarifikasi-dari-wahidiyah/  -  

MUI TASIKMALAYA MENERIMA KLARIFIKASI DARI WAHIDIYAH

21 Maret 2016 admin
K.Zainudin.BA.
MUI TASIKMALAYA MENERIMA KLARIFIKASI DARI WAHIDIYAH

K.Zainudin BA, Ketua Urusan Wilayah, Yayasan Wahidiyah Pusat

KEDIRI – HNNews.com  Fatwa MUI No. 25/Kep/MUI-Kota TSM/VI/2005 tanggal 28 Juni 2005 tentang sebagian ajaran Yayasan perjuangan Wahidiyah sangat kontroversi dan meresahkan masyarakat. Maka timbul persoalan baru di masyarakat dengan fatwa tersebut, namun pada tahun 2007 perwakilan dari Yayasan Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo Al-Munadhdhoroh Kediri (Pusat), saat itu yang mewakili bapak K. Zainudin, BA selaku Pramu Urusan Wilayah dan bapak H. Munip Masruri selaku staf Urusan Wilayah menghadiri undangan MUI Kota Tasikmalaya yang saat itu di jembatani oleh Sekjen PKB.

Dari pertemuan tersebut melahirkan kesepakatan dan kesepahaman tentang amalan Sholawat Wahidiyah dan Ajarannya, saat itu MUI Tasikmalaya yang langsung diketui oleh KH. Dudung Akasa (almarhum) menerima klarifikasi yang disampaikan perwakilan dari Yayasan Perjuangan Wahidiyah Pusat, “ Saya menerima dan memahami penjelasan dari saudara bapak K. Zainudin perwakilan Wahidiyah dan mohon maaf atas fatwa yang telah kami terbitkan, yang kemudian menjadi keresahan dan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat, khususnya di Tasikmalaya”, dan saya mencabut SK Fatwa MUI No. 25/Kep/MUI-Kota TSM/VI/2005 tanggal 28 Juni 2005 Ujarnya, diambil (dokumentasi video tabayyun MUI Tasikmalaya dengan pengurus Yaysan Wahidiyah Pusat).

 Beberapa minggu kemudian dari klarifikasi dengan MUI Tasikmalaya, datang tamu dari Komisi Fatwa MUI Pusat – Jakarta, yang saat itu diwakili oleh bapak Prof. Dr. H. Utang Ranu Wijaya dan di damping stafnya bapak Dr. H. Buan, berserta MUI Jatim saat itu di wakili KH. Mawardi dengan di damping 4 stafnya, kemudian MUI Kediri langsung dihadiri Ketuanya sendiri beliau KH. Abdul Wahab beserta 2 stafnya melakan tabayyun kepada pengurus Yayasan Perjuangan Wahidiyah Pusat yang saat itu di temui oleh bapak K. Zainudin dan beberapa Pramu dan staf lainnya.

Dalam pertemuan tersebut, K. Zainudin menanyakan kedatangan Prof. Utang Ranu Wijaya beserta Rombongan, apakah ada kaitannya dengan MUI Tasikmalaya atau ada maksud lainnya, “Saya datang ini tidak dalam kapasitas kasus MUI Tasik, itu kita anggap selesai dan kita closing, kedatangan saya beserta rombongan ini membawa temuan baru melalui 2 buku yang diterbitkan oleh Yayasan Wahidiyah, buku itu berjudul Pengalaman Rohani Pengamal Wahidiyah, dan buku tersebut sudah kami pelajari dan bahkan sudah kami kaji melalui Badan Pengkajian dan Penelitian di lingkungan kami, salah satu isinya bahwa dalam mimpi pengamal tersebut melihat beliau KH. Abdul Latiif Majid RA Pengasuh Perjuangan Wahidiyah sekerang mengangkat bumi dan langit, dan hasilnya luar biasa kacaunya isi buku tersebut, katanya Profesor Ranu Wijaya.

Dengan senyum dan bersemengat, K. Zainudin menjelaskan, “Kalau hal itu saja di anggap kacau, bagaimana dengan isi Al-Quran, disitu diterangkan bahwa Nabi Ibrahim diperintah menyembeleh anaknya sendiri, dan sujudnya Matahari berserta 9 bintang kepada Nabi Yusuf, belum peristiwa manaqibnya Syech Abdul Qodil Jaelani yang salah satunya bisa menghidupkan orang yang sudah mati, dan mendapatkan prediket waliyulloh A’dhom (Wali yang Agung) dan seterusnya, kata K. Zainudin.

Dari penjelasan yang disampaikan oleh bapak K. Zainudin saat itu dan dengan penjelasan secara detail dengan disertai dalil akli dan naklinya menyertai pemahaman tentang amalan Sholawat Wahidiyah dan Ajarannya, lebih kurang dua jam dalam penjelasan yang disampaikan oleh Pramu Urusan Wilayah tersebut, sementara Prof. Ranu Wijaya dan Rombongan saat itu hanya mendengarkan dengan baik dan serius penjelasan yang panjang dan kemudian Profesor mengambil kesimpulan bahwa amalan Sholawat Wahidiyah dan Ajarannya saya kira baik untuk diterapkan ditengah masyarakat modern, “jika ada sebagian masyarakat yang tidak memahami itu disebabkan masyarakat lebih banyak menerima ajaran syariat saja dan kurang pahamnya pemahaman ajaran hakekat atau ilmu tasawuf, ada kemungkinan dengan paham amalan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran ini, masyarakat bisa lebih memahami dengan sangat mudah” katanya.

Dalam kesempatan yang baik itu pula rombongan Profesor menyempatkan sowan kepangkuan yang mulia Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid RA, sebutan para pengikut atau pengamal Wahidiyah kepada Pengasuh Perjuangan Wahidiyah, dan hanya 15 menit dalam pertemuan terbut dan dilanjut ramah tamah di ndalem beliau.

Namun sangat disayangkan pihak Bakor Pakem Tebing tinggi ketika mengambil kesimpulan yang menyesatkan Wahidiyah hanya berlandasan berita online yang tidak update, sebagaimana judul berita “Rapat Bakorpakem di Tebingtinggi, Ajaran Wahidiyah Menyimpang dari Qur’an dan Hadits” (http://www.sumut24.co/rapat-bakorpakem-di-tebingtinggi-ajaran-wahidiyah-menyimpang-dari-quran-dan-hadits/), beberapa ulama di Jawa Timur resah dengan adanya berita online tersebut, salah satunya yang sempat saya confirmasi adalah bapak K. Subhan Khotib yang juga MUI Kecamatan dari Sumenep, K. Mudhofir dari Lumajang, K. Rowi dari Situbondo, H. Imron dari Sidoarjo , K. Mahdor dari Bogor Jabar, K. Zarkasih dari Jepara Jateng, K. Ahmad Sukir dari Pati Jateng, dan dan beberapa ust. yang tergabung dalam Forum Pecinta Sholawat Jawa Timur, seperti Ust. Murtadhod Arif, Ust. Sholeh Mustain dan Ust. H. Romadhoni sangat menyesalkan berita yang sepihak tersebut, “ Membaca Sholawat koq di Haramkan, dallil apa yang di pakai untuk mesesatkan itu”, Ujar Ust. Mustain . Padahal untuk memutuskan sesat itu harus ada 3 kreteria sebagaimana yang disyaratkan MUI Pusat, dalam hal ini Bakor Pakem Tebing tinggi tidak melakukan upaya tabayyun, tapi mereka memakai landasan dari MUI Tasikmalaya yang sudah basi dan tidak Update tersebut.” Jangan-jangan Bakor Pakem Tebingtinggi bertindak sepihak karena pesanan dari orang tertentu apa ormas tertentu, kan disana sedang ada pemilihan bupati, wajar dong ”, kata ust. Arif penuh heran.

Dalam pemberitaan media online sindonews.com dengan judul “ Dinyatakan Sesat, Pengurus Ajaran Wahidiyah Ramai-Ramai Bertobat ” http://daerah.sindonews.com/read/1092869/191/dinyatakan-sesat-pengurus-ajaran-wahidiyah-ramai-ramai-bertobat-1457949572, loh memangnya bertaubat dari kesalahan apa yang sedang di lakukan jama’ah wahidiyah disana? Apakah tindakannya katogori kafir sampe melakukan ramai-ramai bertaubat, padahal sikap MUI Pusat Jakarta tidak memasukkan daftar paham sesat amalan Sholawat Wahidiyah ini.

Sebagai refrensi yang akurat sekarang ini adalah WAHIDIYAH BUKAN ALIRAN SESAT KEPUTUSAN MUI PUSAT, DI HADIRI BUPATI KAB. CIANJUR DAN KAMENAG. Penanganan aliran sesat hasil SEMINAR DI GEDUNG KEMENAG KAB. CIANJUR TG 16 APRIL 2015 tentang pengkajian dan dialog tabayun bersama MUI Kab. Cianjur dan Kasat Intel Polres cianjur, LPKPU LEMBAGA PENGKAJIAN KEAGAMAAN PEMERDAYAAN UMAT dan unsur Muspika BAHWA WAHIDIYAH BUKAN ALIRAN SESAT KEPUTUSAN MUI PUSAT, DI HADIRI BUPATI KAB. CIANJUR DAN KAMENAG. Yang  sudah DIPUTUSKAN SESAT MUI Pusat Jakarta hanya sebelas diantaranya : 1. Al Qiyadah 2. Pajajaran Siliwangi 3. Sepilis 4. Ahmadiyah 5. Mahesa kurung 6. Salamulah 7. Satrio Piningit 8. Islam jamaah 9. Syi’ah 10. Darul Arqom 11. Inkar Sunnah Hari senin, 16 April. 2015, semua MUI kabupaten, kecamatan, dan Ormas Islam, KUA dan anggota Kemenag se- Kabupaten Cianjur, Polres, Bupati Cianjur mengundang narasumber MUI Pusat dan MUI Provinsi untuk menjelaskan aliran-aliran sesat … Pada kesimpulannya yang tidak termasuk dalam sebelas kategori adalah tidak sesat, sementara masyarakat yang mengetahui dari media online dianjurkan untuk update atau konfirmasi dan klarifikasi dari ormas yang bersangkutan.
Aturan MUI untuk memutuskan aliran sesat : 1. Harus ada laporan masyarakat. 2. Ada pengkajian MUI setempat 3. Proses dialog, tabayun bersama unsur Muspika, Camat Kapolsek, Danramil. Jika belum bisa ditangani, di pasrahkan ke Komisi Fatwa Kabupaten untuk di kaji dan di dalami oleh LPKPU, dan DI SIDANGKAN DENGAN MUI FATWA KABUPATEN. Dalam pertemuan tersebut salah satunya adalah KH. Fuad selaku Ketua Yayasan Perjuangan Wahidiyah Cianjur dan sekaligus Anggota Komisi Fatwa MUI Kab. Cianjur, “Saat ada pertemuan saya duduk di kursi paling depan, insyaalloh dimana ada isu wahidiyah di sesatkan saya siap menghadapi kapan pun dan dimanapun, ujar anggota MUI Cianjur.

Bagaimana caranya menentukan suatu kelompok merupakan aliran sesat? Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan 10 kriterianya dan sebagai pedoman agar tidak tersesat, antara lainnya :
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang enam.
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alqur’an dan sunnah.
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alqur’an.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alqur’an.
5. Melakukan penafsiran Alqur’an yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para Nabi dan Rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir.
9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.

Menurut MUI dan pernyataan Bapak Sekum MUI Pusat, Drs. H.M. Ichwan Sam bahwa masyarakat dapat menggunakan kriteria tersebut. Untuk menilai sebuah aliran itu sesat atau tidak, keluar dari ajaran Islam atau tidak. Jika satu saja kriteria yang muncul dari suatu paham atau aliran dari sepuluh kriteria di atas maka paham atau aliran tersebut sudah dapat divonis SESAT dan menyimpang dari ajaran Islam yang sesungguhnya. (dikemukakan dalam penutupan rakernas MUI di Hotel Sari Pan Pacific, Jl MH Thamrin, Jakarta, Selasa (6/11/2007). (Alfian)

UMUM
Navigasi pos
27.481 Miliar Anggaran Upsus Pajale di Diperta-TPH Kabupaten Sumbawa Tahun 2016.
LEAVE A COMMENT
[22:24, 4/26/2016] +62 822-2666-8817: Gusdur; Tangkap itu ketua MUI!
      3 Votes

gus.jpg
Jakarta, gusdur.net
Mantan Presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) geram dengan sikap pemerintah yang tidak bertindak tegas terhadap kelompok berlabel Islam yang merusak gedung dan harta orang lain. Selama empat bulan terakhir, kelompok ini menyerang dan merusak gedung milik aliran Ahmadiyah dan Wahidiyah di Tasikmalaya.

“Ia (Presiden SBY, red.) tidak mampu mengendalikan keadaan. Yakni, ketidakmampuan untuk mengawasi dan mengambil tindakan yang tepat seperti terjadi di Kabupaten dan Kotamadya Tasikmalaya sehingga terjadi tindakan main hakim sendiri oleh beberapa elemen masyarakat,” kata Gus Dur saat jumpa pers yang digelar di Gedung PBNU Jakarta, Selasa (18/9/2007).

Oleh sebab itu Gus Dur meminta polisi menindak para tokoh yang menggerakkan aksi-aksi penyerangan tersebut, antara lain Ajengan Asep dari Manonjaya. “Karena dia tidak bisa mengendalikan anak buahnya.”

Selain itu, juga Ketua Komisi Fatwa MUI Kabupaten Tasikmalaya KH Saefudin Juhri dan Ketua MUI Tasikmalaya H. Dudung Akasah. “Saya minta dilakukan penangkapan atas dua orang tersebut,” ujar Gus Dur.

Alasannya, beberapa aksi penyerangan oleh kelompok berlabel Islam terhadap aliran-aliran Islam di Tasikmalaya dipicu oleh Fatwa MUI Tasikmalaya yang menyebutkan bahwa aliran-aliran seperti Ahmadiyah dan Wahidiyah adalah sesat, dan menyesatkan.

Sebab itu, pemerintah diminta bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang diduga terlibat pada penyerangan tersebut. “Kalau salah ya salah, kita harus berani,” tegas Ketua Dewan Syura DPP PKB ini.

Sebelumnya, Seratusan anggota Front Pembela Islam (FPI) mendatangi salah satu rumah yang dianggap sebagai pusat pertemuan kelompok Wahidiyah di Kampung Keretek, Mangkubumi, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (11/9) sekitar pukul 15.00 WIB. Kepada warga setempat, FPI menyatakan akan membersihkan daerah itu karena Wahidiyah dinilah telah merusak kesucian Islam.

Di rumah tersebut, FPI tidak menemukan anggota Wahidiyah. Anggota FPI kemudian mencabut spanduk berlambang Wahidiyah dan membakarnya. Aksi pembakaran ini didiamkan oleh polisi yang berjaga di rumah itu. Usai aksi pembakaran, anggota FPI melempari rumah itu dengan batu serta telur busuk.

Tidak ada korban jiwa dalam aksi amuk massa tersebut, namun kerugian materi yang dialami oleh korban, puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Pada pertengahan Juni lalu, ratusan massa yang terdiri dari santri pelbagai pondok pesantren di Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat, Front Pembela Islam (FPI) Leuwisari, serta FPI Kab. Ciamis yang tergabung dalam Forum Penyelamat Ummat Islam (FPUI), menyerbu kantor Ahmadiyah, Singaparna, Kab. Tasikmalaya.

Massa yang dipimpin oleh H. Dudung Akasah, itu sempat mencopot plang nama tempat ibadah Ahmadiyah dan dua lampu besar di gedung itu rusak dilempar batu. Tak hanya itu, massa juga berusaha masuk ke gedung Ahmadiyah, namun puluhan polisi menghadang.

SUMBER : GUSDUR.NET
[22:27, 4/26/2016] +62 822-2666-8817: Fafirruu Ilalloh  -  Larilah Kembali Kepada Alloh  !
Catatan Kecil : 709 - KISAH DAN PETUAH edukatif, inspiratif, instruktif... rekreatif tuk SEPIRIT HATI, FORUM SALING ASIH, ASUH, ASAH, PEDULI BERBAGI/SHARING N DISKUSI/DIALOG INTERAKTIF SERTA LAYANAN TANYA JAWAB DAN KONSULTASI ONLINE.

Dinyatakan Sesat, Pengurus Ajaran Wahidiyah Ramai-Ramai Bertobat

Perayudi Syahputra
Senin,  14 Maret 2016  −  17:01 WIB

Dinyatakan Sesat Pengurus Ajaran Wahidiyah Ramai Ramai Bertobat
Para pengikut ajaran Salawat Wahidiyah di Tebingtinggi menyatakan tobat dan mundur dari kegiatan setelah dinyatakan sesat oleh Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem). (Perayudi S/Koran SINDO)

A+ A-

TEBING TINGGI - Para pengikut Salawat Wahidiyah di Tebingtinggi menyatakan tobat dan mundur dari kegiatan setelah ajaran ini dinyatakan sesat oleh Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem). Sebelumnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tasikmalaya pada 2007 lalu juga telah mengeluarkan fatwa sesat terhadap faham Salawat Wahidiyah.

Pernyataan mundur tersebut disampaikan Ketua, Sekretaris dan sejumlah pengurus faham Salawat Wahidiyah Tebingtinggi, diantaranya Sudarman, Mukhlis, Ismail, Rizal dan lainnya dihadapan Kepala Kantor Kementrian Agama HM Hasbi MA dan Ketua MUI Kota Tebingtinggi H Ahmad Dalil Harahap.

Mereka ramai-ramai bertobat dalam pertemuan yang digelar pihak Kantor Kemenag di Aula Kemenag Jalan Pendidikan Kota Tebingtinggi, Senin (14/3/2016).

Turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) H Abu Hasyim Siregar dan Sekretaris Kantor Kemenag Muhammad Nasir serta pimpinan ormas keagamaan seperti Al Washliyah, Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Al Ittihadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Dewan Masjid Indonesia dan tokoh-tokoh agama Kota Tebingtinggi.

Kakan Kemenag Kota Tebingtinggi HM Hasbi MA menyampaikan, sejak 2000 lalu cukup banyak aliran dan faham yang dinyatakan menyimpang dari ajaran agama yang diakui oleh pemerintah, untuk ajaran agama Kristen sebanyak 150 sekte dan Islam sebanyak 250 aliran.

“Tugas pokok kementerian agama adalah melakukan pembinaan baik antar pemeluk agama lain maupun antar sesama pemeluk agama seperti yang tengah berkembang saat ini seperti Gafatar dan aliran Wahidiyah yang sebagian ajarannya dinilai menyimpang dari ajaran Islam,” jelas HM Hasbi.

Menurut Hasbi, memang secara umum ajaran Salawat Wahidiyah terlihat lurus-lurus saja, tapi ternyata cukup banyak laporan baik dari masyarakat maupun tokoh-tokoh agama yang menyatakan bahwa ada sebagian ajarannya yang dianggap sesat yakni mengkultuskan satu sosok dan dianggap menyimpang dari ajaran agama Islam.

“Saya tidak ingin Wahidiyah terpojok dan dikucilkan oleh masyarakat, mari kita jalankan ajaran Islam ini sesuai dengan Alquran dan Sunnah Rasulullah, kami tidak bisa memaksa untuk kembali (ke ajaran Islam yang sebenarnya) kami hanya ingin tidak terjadi konflik antar sesama pemeluk agama dan kondusifitas di kota ini tetap terjaga dengan baik,” ujar Kakan Kemenag Tebingtinggi.

Pada kesempatan itu, Hasbi juga berharap jangan sampai hal ini terus berlarut dan ada gosokan dari pihak-pihak tertentu sehingga menjadi fitnah dan terjadi konflik ditengah-tengah masyarakat.

“Kami berharap melalui pertemuan ini saudara-saudara kita kembali ke jalan yang benar yakni ajaran Islam sesuai dengan Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW,” imbuhnya.

Sementara Ketua Wahidiyah Kota Tebingtinggi, Sudarman menyatakan bahwa pengunduran diri mereka dari ajaran faham Wahidiyah adalah demi menjaga kondusivitas di Kota Tebingtinggi.

“Kami sekarang tidak ikut Wahidiyah lagi, tapi soal kesesatan Wahidiyah bukan urusan kami melainkan untuk menjaga kondusivitas Kota Tebingtinggi, kami siap vakum atau mundur dari ajaran dan faham Wahidiyah,” katanya.

Senada dengan Sudarman, salah satu pengurus Wahidiyah Kota Tebingtinggi, Ismail mengaku tidak ada paksaan atas pengunduran diri mereka dari ajaran Salawat Wahidiyah.

“Karena sudah ada keputusan dari Bakorpakem yang menyatakan bahwa sebagian ajaran Wahidiyah menyimpang maka kami siap mundur demi kemaslahatan umat dan kebaikan di Kota Tebingtinggi, kami juga tidak mau sesat,” tegasnya.

(sms)
dibaca 4.531x  

KLIK ; http://daerah.sindonews.com/read/1092869/191/dinyatakan-sesat-pengurus-ajaran-wahidiyah-ramai-ramai-bertobat-1457949572

-------------

KOMENTAR/ Add a Comments ;

01. FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW !
SANGGAHAN, JAWABAN DAN PENJELASAN TERHADAP
SURAT KEPUTUSAN MAJLIS ULAMA INDONESIA KOTA TASIKMALAYA
Nomor : 25 / Kep./MUI – Kota – Tsm / VI / 2005

Pendahuluan

BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM

الحَـمـــــدُ للهِ الـذي اَ تَـا نـَــــــا بِالوَاحـِـــــدِيـَـةِ بِـفَـضــــلِ رَبِـنَـا
الحَـمــدُ لله ِالصَـلاةُ والسَــــــــلامُ عَـلـَــيكَ وَالال أيـَا خـَــيرَالانــَـا مِ
رَبٌ كَرِيـمٌ وَانتَ ذُو خُلـُق ٍعَظِيــم فاِشفَع لنا فاشفَع لنا عــِندَالكـَرِيـم
يَأ َ يـّهَا الغـَـــــوثُ سَــــــلامُ ا لله عَلــَــيــكَ رَبــــِّـــــــنــِي بِاذن ِالله
وَانـظــُــر الَيَ سـَـــيِّدي بنـَظـــرَةٍ مُوصِــلَةٍ لِلحـَضـــــرَة العـَلِـيــَـــةِ

اما بـعـد

Surat sanggahan , jawaban dan penjelasan ini kami buat untuk menanggapi dan menjelaskan surat keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya tertanggal 21 Jumadal Ula 1426 H / 28 Juni 2005 tentang “ Sebagian Ajaran Yayasan Perjuangan Wahidiyah “, di Kampung Kereteg Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya, nomor : 25/Kep./ MUI-Kota – Tsm / VI / 2005, dengan harapan agar MUI Kota Tasikmalaya berkenan meninjau dan mencabut kembali surat keputusannya.

Hal ini semata–mata untuk menjaga citra dan wibawa MUI Kota Tasikmalaya sebagai lembaga agama yang terhormat. Disamping itu, juga bertujuan untuk mengembalikan nama baik Yayasan Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo (terutama Wahidiyah didaerah Tasikmalaya) yang telah terpuruk dan tercemar dengan adanya keputusan fatwa MUI Kota Tasikmalaya itu.

Masalahnya, setelah kami membaca dan mencermati surat keputusan tersebut, baik dari konsideran maupun isi surat, ternyata masih terdapat banyak kelemahan dan kekeliruan, antara lain :

1. Cara MUI Kota Tasikmalaya dalam menetapkan suatu keputusan yang kurang bagus. Cara Islamkah atau tata cara yang berlaku dinegeri kita tercinta ini. Jika cara Islam, sepertinya Islam tidak demikian, dan kalau tata cara yang berlaku di negeri ini, sepertinya juga tidak.

2. Keputusan yang diambil atau ditetapkan oleh MUI Kota Tasikmalaya, tampaknya terasa kurang adil, karena tidak didahului dengan pengklarifikasian suatu permasalahan.

3. Kurang jelinya MUI Kota Tasikmalaya didalam mempelajari suatu permasalahan. Benarkah yang menjadi sebab kontroversi dan keresahan masyarakat adalah amalan Sholawat Wahidiyah dan Ajarannya ? Apa bukan faktor politis atau cemburu sosial ?

4. Kurang telitinya MUI Kota Tasikmalaya dalam mempelajari buku – buku Wahidiyah, lebih – lebih dalam memahaminya. Akan tetapi dalam hal ini, kami memakluminya. Karena Wahidiyah bukan seperti sesuatu yang mudah ditangkap dalam waktu sekejap, Ajaran Wahidiyah tergolong kajian atau ajaran tasyawuf, yang tentunya bisa dipahami dan dirasakan jika diamalkan. Kaidah yang populer dalam tasawuf menyebutkan مَنْ لَمْ يَـذُ قْ لَمْ يَـعْـرِفْ “Barang siapa yang tidak merasakan dia tidak tahu, (Siapa yang tidak mengenyam ia tak paham)”.

5. Kemungkinan kurangnya tenaga ahli / spesialis ditubuh MUI Kota Tasikmalaya.

SELENGKAPNYA KLIK :

https://www.facebook.com/groups/149613921851590/permalink/392870764192570/

------------

SAYYIDII YAA ROSUULALLOH .!

GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !
http://youtu.be/nvo3-uEBDz0
youtu.be

-------------------

Ahmad Dimyathi  ;
Vary Regar
17/11/2015 16:16
Vary Regar
Assalamualaikum pk yaii...
Mohin ijin bertanyak?
Ada teman saya bertanyak tentang wahidiyah..
Dan ini fatwa muinya...yg di kirim kan nya..
Menurut saya ini kan fatwa mui ygdi tasik malaya..
Mohon pnjelasan nya pk yaii...
Mohin ma'af..seblom nya..trimakasih....
Mungkin dia kirim yg ini..ja ya pk ngk kirim balasan atau jawabnyaa....dari pihak wahidiyah..

Ahmad Dimyathi
17/11/2015 16:24
Ahmad Dimyathi
WA'ALAIKUM SALAM WR. WB. SIAPA NAMA TEMAN ANDA TSB DMN BERDOMISILI, UDAH PENGAMAL APA BELOM TEMAN ANDA TSB..., INSYA ALLOH TAR SY JELASKAN.... MKSIH JAZAA KUMULLOH.. AMIIN..

Vary Regar
17/11/2015 17:00
Vary Regar
Teman di tbing pk yaii..dan dia ustat juga..
Ya blom.pngamal pk yaii...
Oh iya.bisa kita atasin kok pk yaii..
Krna di tbing kita uda audensi ke kesbang limas.Mui.depag....
Maksih pk yaii....
Uda berbagi..salam ferjuangan daritbing tinggi sumtra utara...

Ahmad Dimyathi
17/11/2015 17:03
Ahmad Dimyathi
BAIK.. MKSIH JAZAA KUMULLOH..AMIIN..

Ahmad Dimyathi
17/11/2015 19:30
Ahmad Dimyathi
FAFIRRUU ILALLOH - LARILAH KEMBALI KEPADA ALLOH !
WAHIDIYAH BUKAN ALIRAN SESAT
KEPUTUSAN MUI PUSAT, DI HADIRI BUPATI KAB. CIANJUR DAN KAMENAG.

Oleh : Muhammad Arif - SUBHAN, S.Pd (K. SUBHAN KHOTIB) for DPD RI
Dari Ki Ageng Smile Donk

Penanganan aliran sesat hasil SEMINAR DI GEDUNG KEMENAG KAB. CIANJUR TG 16 APRIL 2015 tentang pengkajian dan dialog tabayun bersama MUI Kab. Cianjur dan Kasat Intel Polres cianjur, LPKPU LEMBAGA PENGKAJIAN KEAGAMAAN PEMERADAYAAN UMAT dan unsur Muspika
BAHWA WAHIDIYAH BUKAN ALIRAN SESAT
KEPUTUSAN MUI PUSAT, DI HADIRI BUPATI KAB. CIANJUR DAN KAMENAG.

Yg sudah DIPUTUSKAN SESAT hanya sebelas :

1. Al Qiyadah
2. Pajajaran Siliwangi
3. Sepilis
4. Ahmadiyah
5. Mahesa kurung
6. Salamulah
7. Satrio Piningit
8. Islam jamaah
9. Syi'ah
10. Darul Arqom
11. Inkar Sunnah

Hari senin, 16 April. 2015, semua MUI kabupaten, kecamatan, dan Ormas Islam, KUA dan anggota Kemenag se- Kabupaten Cianjur, Polres, Bupati Cianjur mengundang narasumber MUI Pusat dan MUI Provinsi untuk menjelaskan aliran-aliran sesat ... Pada kesimpulannya yang tidak termasuk dalam sebelas kategori adalah tidak sesat.

ATURAN MUI untuk memutuskan aliran sesat :

1. Harus ada laporan masyarakat.
2. Ada pengkajian MUI setempat
3. Proses dialog, tabayun bersama unsur Muspika, Camat Kapolsek, Danramil.

Jika belum bisa ditangani, di pasrahkan ke Komisi Fatwa Kabupaten untuk di kaji dan di dalami oleh LPKPU, dan DI SIDANGKAN DENGAN MUI FATWA KABUPATEN.

Saat ada pertemuan saya duduk di kursi paling depan, insyaalloh dimana ada isu wahidiyah di sesatkan saya siap menghadapi kapan pun dan dimanapun....

(oleh Anggota Komisi Fatwa MUI Kab. Cianjur dan Ketua PW Kab. Cianjur)
Komentari :

Amar Maulana Wahidiyah, Muhammad Arif, Al Amin dan 14 lainnya menyukai ini.

Muhammad Arif : Mantab P.Yan... iki sing dibutuhne masyarakat sing jik peteng
8 jam · Suka

Al Amin : Semoga dapat dijadikan referensi untuk menganulir Fatwa MUI Tasikmalaya yang dikeluarkan pada 2007 silam.
8 jam · Telah disunting · Suka · 1

Ki Ageng Smile Donk : Cianjur Tasik tetang bang Al Amin, mgkn bisa di kondisikan oleh pak PW nya nanti
8 jam · Suka · 1

Bintang Putera Sedayu : Di shared yo
8 jam · Suka

Ki Ageng Smile Donk : Monggo, sangat di anjurkan demi kemaslahatan umat
8 jam · Suka · 1

Al Amin : Ya setidaknya dari hasil tabayun itu dijadikan pertimbangan MUI Pusat untuk mengeluarkan rekomendasi kepada MUI Tasikmalaya untuk mencabut Fatwa yang ditudingkan kepada Wahidiyah. Padahal, menurut sejumlah Ketua MUI Pusat pada Rakernas MUI di Hotel Sari Pan Pasifik, Jakarta 2007 lalu, MUI daerah tidak punya kewenangan untuk mengeluarkan fatwa, kecuali merekomendasikannya ke MUI Pusat. Tapi, kenyataannya Fatwa MUI Tasikmalaya itu dijadikan alasan untuk menghambat acara Wahidiyah di beberapa daerah di Jawa Barat.
8 jam · Telah disunting · Suka · 1

Ki Ageng Smile Donk : Biasalah bang, ada fulus maka akan mulus2 saja, hehehe... Kesimpulanya, pada prinsipnya kita (Pengamal Wahidiyah) ada digaris yg benar, krn hny persoalan tehnis saja, karena jg mereka MUI yg paham dlm hal ini tdk akan bergerak krn tiada fulus, makanya mereka nyantai...
7 jam · Suka · 1

Al Amin : Untuk kemaslahatan yang jauh lebih besar hal itu perlu diurus, meski harus keluar fulus.
7 jam · Suka — bersama Toni Wilianto, Dhafid Wahyudicky Candra, Ulul Em, dan 38 lainnya.

Batal Suka · Komentari · Matikan Pemberitahuan · Bagikan · Sunting · 4 Juni ·

Anda, Bayi Merangkak, Joko Langlang Buana, Cindy Oktarena Arinta, dan 142 orang lainnya menyukai ini.
6 berbagi
Like · Reply · Feb 26, 2016 4:41pm

Muhammad Idris Al-Furqaani · Pemilik at Computer Service
"memicu polemik di kalangan masyarakat Kota Tebing Tinggi",
Tolong jelaskan masyarakat yang mana?
Like · Reply · Feb 26, 2016 4:48pm

--------------------

Yaa Sayyidi Yaa Rosulalloh, Yaa Sayyidi Yaa Ayyuhal Ghoust !
Catatan Kecil : 387 - KISAH DAN PETUAH INSPIRATIF, FORUM
DISKUSI DAN DIALOG INTERAKTIF, LAYANAN "TANYA JAWAB DAN KONSULTASI.

Kabid Penais Kakanwil Kemenag DKI Jakarta: Sholawat Wahidiyah Menjawab Tantangan Zaman

2 Oktober 2015 MEGAPOLITAN Pos Komentar 7 Views
KLIK DISINI : http://amunisinews.com/kabid-penais-kakanwil-kemenag-dki-j…/

SAMBUTAN: Drs H Sofi'i MA Kabid Penais Kakanwil Kemenag DKI Jakarta, saat memberi sambutan pada Mujahadah Nisfussanah Prov. DKI Jakarta, di GOR Rawabadak, Jakarta Utara, Minggu (27/9) lalu.JAKARTA, AMUNISI –

Kabid Penais Kanwil Kemenag DKI Jakarta Drs. H Sofi’i MA menilai kehadiran sholawat Wahidiyah di tengah-tengah masyarakat, sangat tepat. Menurutnya, di Era Globalisasi saat ini, ahlak dan moral (masyarakat) sudah jauh dari (petunjuk) agama, tingkat keimanan sudah jauh dari Allah SWT. Maka, di dalam kondisi semacam ini, yang sangat perlu ditanamkan di hati kita ialah pengamalan ajaran agama dengan baik dan benar.

“Untuk mengamalkan ajaran agama dengan baik dan benar itu, tentunya perlu dituntun oleh guru, ustadz atau mursyid kamil. Dengan tuntunan guru, ustadz atau mursyid kamil maka manusia akan mempunyai ahlak mulia sehingga dapat menjalankan perintah agama secara baik dan benar,” ungkap Kabid Penais Kanwil Kemenag DKI Jakarta, pada Mujahadah Nisfussanah jamaah Wahidiyah Provinsi DKI Jakarta, di Rawabadak, Jakarta Utara, minggu (27/09) lalu.

Masih dalam sambutannya, Sofi’i menerangkan, pemerintah melalui kantor Kemenag DKI Jakarta menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya atas pelaksanaan Mujahadah Nisfussanah yang diselenggarakan jamaah Wahidiyah DKI Jakarta. Karena, sambungnya, dengan mujahadah kita mendapatkan kesempurnaan ampunan, nikmat, makrifat dan kesempurnaan cinta kasih dari Allah SWT.

”Rasanya sangat tepat kehadiran shalawat Wahidiyah untuk menjawab tantangan zaman yang sudah global saat ini. Hati yang bersih atau kejernihan jiwa bisa muncul pada diri manusia, apabila diri manusia itu mau ber-mujahadah. Untuk makrifat billah wa Rasulihi salallohu alaihi wassalam juga harus dengan mujahadah,” ungkap Sofi’i.

Oleh karena itu, lanjut Kabid Penais Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Mujahadah Nisfussanah hari ini, sangat tepat sebagai sarana penjernih hati dan makrifat billah wa rasulihi SAW. “Kalau masyarakat sudah sadar, masyarakat sudah makrifat billah wa Rosulihi SAW, insya Allah negara kita (Indonesia) menjadi negara yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur,” imbuhnya berharap.

Hal senada juga disampaikan KH Ibnu Abidin Lc. Pada sesi yang sama Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Administrasi Jakarta Utara ini berharap agar eksistensi perjuangan Wahidiyah, sangat dirasakan masyarakat.

“Karena itu, mudah-mudahan kehadiran Wahidiyah, terutama di Jakarta, menjadikan nuansa warna sehingga suasana di DKI Jakarta yang panas ini menjadi adem,” harap KH. Ibnu Abidin dalam sambutannya pada Mujahadah Nisfussanah Provinsi DKI Jakarta, baru-baru ini.

Diakui KH Ibnu Abidin kendati dirinya belum ikut mengamalkan sholawat Wahidiyah, namun ia sering memberi dorongan dan motivasi kepada murid-muridnya yang berkenan mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Hal tersebut dilakukan Kyai Ibnu didasari atas keyakinannya terhadap keberadaan perjuangan Wahidiyah yang ia peroleh melalui buku-buku maupun tulisan-tulisan (artikel) tentang Wahidiyah.

“Ketika dilihat dari judulnya (nama) saja sholawat Wahidiyah. Kalau sudah bicara sholawat, pasti cinta kepada Rosululloh SAW. Makanya di saat ada murid-murid saya yang ingin bergabung (mengamalkan Wahidiyah) saya katakan, silakan. Maju terus, ikut, itu bagus !” ungkap Ketua MUI yang juga Ketua Jam’iyah Toriqoh Muktabaroh Indonesia (JATMI) Jakarta Utara itu.

Selain itu, Kyai yang mengagumi Mbah KH Abdul Madjid, Muallif (penyusun) sholawatat Wahidiyah, Qoddassalahu Sirrohu, RA, menerangkan menerangkan bahwa amalan sholawat adalah amalan yang paling mudah. Karena tidak perlu ijazah pun sampai (diterima), “Innalloha wa malaaikatahu yusholluna alannabi….(QS: Al-Ahzab: 56),”

Lebih jauh dituturkan Kyai Ibnu, berdasarkan keterangan-keterangan yang diketahuinya bahwa ia meyakini Wahidiyah mempunyai banyak kesamaan tujuan dengan jamiyah toriqoh yang berada di JATMI, yakni untuk wushul (sampai) kepada Allah. “Cuma beda ‘kendaraan’ (sarana) saja,” katanya.

bersambung..............

-----------------

LANJUTAN.............

Dinamika Perjuangan

PENGASUH Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo Al-Munadhdhoroh, Hadhrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH Abdul Latif Madjid, Rodhliallohu Anhu, (RA), dalam fatwa dan amanatnya pada Mujahadah Nisfussanah DKI Jakarta, menyampaikan dinamika perjuangan Wahidiyah.

Menurut Kanjeng Romo Kyai RA, perjuangan Wahidiyah yang secara institusi telah terbentuk di hampir seluruh Nusantara, dalam proses perkembangannnya tak luput dari beragam ujian, baik yang terjadi secara internal maupun eksternal. Sepeninggal Mbah KH Abdul Madjid, Muallif (penyusun) sholawatat Wahidiyah, Qoddassalahu Sirrohu, RA, terjadi friksi antarpengamal Wahidiyah dalam menentukan tampuk kepimpinan.

Hal itu, dawuh Kanjeng Romo Kyai, RA, seperti apa yang dialami para Sahabat setelah Rosululloh SAW wafat. Umat mengalami kebingungan siapa yang akan memimpin. Bahkan kala itu (semasa Kekhalifahan Abu Bakar As-Shidiq RA) tidak sedikit Sahabat yang terang-terangan mengaku sebagai nabi, Hindun salah satunya. “Tapi, Alhamdulillah… Sekarang sudah banyak pengamal yang telah kembali kepada (Yayasan) Perjuangan Wahidiyah (Ponpes Kedunglo),” terang Kanjeng Romo Kyai RA.

Sementara ujian secara eksternal Wahidiyah banyak memperoleh hujatan. Bahkan pada tahun 2007 Wahidiyah dinyatakan sesat oleh MUI Tasikmalaya. Tapi, lanjut Kanjeng Romo Kyai RA, dari peristiwa Tasikmalaya itu membuat MUI Pusat membuka mata dengan musyawarah sehingga MUI Pusat (Rakernas MUI 2007, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta) mengeluarkan kebijakan bahwa MUI Daerah tidak diperkenankan mengeluarkan fatwa sesat atau tidak sesat, kecuali hanya membuat rekomendasi kepada MUI Pusat.

Menurut Kanjeng Romo Kyai RA, hal itu dimaksudkan agar MUI daerah tidak membuat keputusan sendiri-sendiri “Hal ini terbukti. MUI Tasikmalaya belum mencabut fatwa sesatnya muncul lagi keterangan dari MUI Cianjur menyatakan Wahidiyah tidak sesat. Namun sayangnya, ketika Wahidiyah dinyatakan tidak sesat, tidak diekspos,” ungkap Pengasuh Perjuangan Wahidiyah.

Kendati demikian. Kanjeng Romo Kyai RA memaklumi karena Wahidiyah masih dianggap lembaga baru sehingga memunculkan kecemburuan politik maupun kecemburuan sosial. Maka dalam kesempatan tersebut Kanjeng Romo Kyai RA meminta kepada MUI melalui Ketua MUI Jakarta Utara agar menilai Wahidiyah secara proporsional. al

Share

---------------------

KLIK https://www.facebook.com/photo.php?fbid=510511269107494&set=pcb.1652342988379108&type=3&theater
Like · Reply · Feb 26, 2016 5:35pm

Ahmad Dimyathi ·
KLIK https://www.facebook.com/photo.php?fbid=510511375774150&set=pcb.1652342988379108&type=3&theater
Like · Reply · Feb 26, 2016 5:36pm

Ahmad Dimyathi ·
KLIK DISINI : Pengamal Sholawat Wahidiyah
www.pengamalwahidiyah.org
Pengamal Sholawat Wahidiyah
Like · Reply · Feb 26, 2016 5:56pm

--------------

YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
KISAH DAH PETUAH

Catatan Kecil 233 : "KESAKSIAN" PARA PENGAMAL SHOLAWAT WAHIDIYAH, APA YANG KAMI PENGAMAL KETAHUI, LAKUKAN DAN RASAKAN DALAM PERJUANGAN WAHIDIYAH -

Sebelumnya Bapak Presiden DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden terpilih RI tahun 2004, Beliau juga mewiridkan “YAA SAYIDII YAA ROSULULLOH”

Cuplikan Tausiyah Beliau Kanjeng Romo K.H Abdul Latif Madjid RA. thn 2008 & 2011

Sholawat Wahidiyah bukan hanya berfaedah menjernihkan hati dan ma’rifat Billah wa Rosuulihi SAW saja, tapi juga diberi faedah yang lain, terutama dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Baik masalah ekonomi, masalah rumah tangga, masalah hutang, masalah pekerjaan, dll masalah.

Maka apabila diantara kita menghadapi kesulitan-kesulitan (masalah-masalah hidup) apa saja dianjurkan memperbanyak membaca “YAA SAYIDII YAA ROSULULLOH” minta di do’akan oleh Kanjeng Rosululloh SAW. kalau hajatnya besar baca 5.000 kali, atau 10.000 kali dalam sekali duduk, boleh selama 40 hari atau lebih. Alhamdulillah berdasarkan laporan dan pengalaman banyak di beri ijabah (Dikabulkan/Memperoleh solusi).
Penuturan Bapak Presiden RI DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono, sbb. :

Sewaktu Beliau Kanjeng Romo KH.Abdul Latif Madjid RA. di undang ke istana negara, khusus membicarakan SHOLAWAT WAHIDIYAH. Pak SBY berkata : “Sebetulnya Pak Yahi, saya sebelum menjadi Presiden, sudah mengamalkan “YAA SAYIDII YAA ROSULULLOH”. Pada waktu itu saya pesimis, Jadi Presiden enggak- Jadi Presiden enggak. Setelah itu saya umroh ke Mekah dan langsung ke Madinah, saya sowan ke makom Beliau Kanjeng Rosululloh SAW. Dan saya langsung wirid “YAA SAYIDII YAA ROSULULLOH”, saya bayangkan Kanjeng Nabi SAW hadir di hadapan saya, saya matur dan minta syafaat (pertolongan), Yaa Rosululloh ..............., saya menangis dihadapan Rosululloh SAW. Pada saat itu saya di beri pengalaman spiritual, bertemu dengan Beliau Rosululloh SAW dan saya matur kepada Beliau................., kemudian tersingkap tabir gaib, byar, hilang kosong padang jingglang, gamblang tidak ada apa-apa. Kemudian Alhamdulillah Pak Yahi, saya jadi Presiden .

Ketika Beliau mengatakan kepada saya saat itu, ada Pak Sudi Silalahi, Pak Maftuh Basuni, Pak Hatta Rajasa.
Kemudian Pak SBY menyampaikan terimakasih. Pak SBY bilang sama saya “Sekarang sampeyan minta bantuan apa Pak Yahi, saya bantu”.

Saya bilang “Walaupun saya mlarat, saya tidak minta apa-apa. Saya hanya membawa satu misi. Mengajak sampeyan dekat kepada Alloh SWT wa Rosuulihi SAW dengan cara Wahidiyah, itupun kalau sampeyan mau, kalau tidak mau tidak apa-apa...................21 Januari pukul 9:26 · Suka · 3

Ahmad Dimyathi S Ag ;https://www.facebook.com/photo.php?fbid=356123124546310&set=gm.1480383505561034&type=1&theater
Like · Reply · Feb 26, 2016 6:05pm

Ahmad Dimyathi ·
KLIK DISINI : https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/
Like · Reply · Feb 26, 2016 6:29pm

Ahmad Dimyathi ·
KLIK : http://bataktoday.com/bakorpakem-tebing-minta-pertemuan...
Like · Reply · 1 · Feb 26, 2016 10:24pm

Abidin Zainal · Works at Dreamline apparel factory
Mugo2 dang kebukak mata hatine.

-----------------

Yaa Sayyidi Yaa Rosulalloh, Yaa Sayyidi Yaa Ayyuhal Ghoust !
Catatan Kecil : 601 - KISAH DAN PETUAH INSPIRATIF, FORUM SALING ASIH, ASUH, ASAH, PEDULI BERBAGI/SHARING N DISKUSI/DIALOG INTERAKTIF SERTA LAYANAN TANYA JAWAB DAN KONSULTASI ONLINE.

Mungkin dari para pembaca yang budiman sempat menemukan dari Situs atau Blog yang menyebutkan bahwa Sholawat Wahidiyah, Ajaran Wahidiyah dan hal lain yang berhubungan dengan Wahidiyah adalah SESAT ?.

Tanya : Apakah Wahidiyah Sesat ???

Jawab : Sholawat Wahidiyah, Ajaran Wahidiyah dan hal lain yang berhubungan dengan Wahidiyah adalah TIDAK SESAT.

KATA Siapa Wahidiyah Sesat ?.

Biasanya yang berkata Wahidiyah sesat seperrti itu adalah kaum Wahabi Dajjalis dan orang-2 yang belum mengerti apa Wahidiyah itu sebenarnya ?.

Wahabi Dajjalis adalah salah satu faham dlm Islam yang sukanya mereka itu mengatakan kepada sesama muslim lainnya yang tidak sefaham dengannya mereka anggap dan katakan sesat, menyesatkan, bid'ah, kafir, murtad, thoghut, musyrik, tempatnya dineraka, dll. Seperti : Tahlilan, Sholawatan, Ziarah Kubur, Selamatan dll. mereka anggap semuanya itu amalan bid'ah dan sesat ?. Dengan alasan Nabi SAW tidak pernah melakukan amalan persis seperti itu !.

KLIK DISINI :
https://www.facebook.com/groups/149613921851590/permalink/392870764192570/

KLIK DISINI : https://www.facebook.com/groups/1578120242468050/permalink/1654492271497513/

KLIK DISINI : SAYYIDII YAA ROSUULALLOH .!
GUS DUR (KH. ABDURRAHMAN WACHID) ORA TERIMO WAHIDIYAH DISESATKAN !
http://youtu.be/nvo3-uEBDz0
youtu.be

------------

DISINI PERLU KAMI SAMPAIKAN SEBAGIAN Tanya Jawab Ttg Pengamalan Sholawat Wahiidiyah dan Ajaran Wahidiyah sebagai penjelasan dan jawaban hal tersebut diatas.

Tanya :

Apa dasar pengamalan Sholawat Wahidiyah selama 40 atau 7 hari ?

Jawab :

Batasan 40 atau 7 hari pengamalan Sholawat Wahidiyah adalah mengikuti / itba’ kepada beliau Rosul SAW dalam tachanus (beraudensi) dalam gua Qiro’ selama 40 hari.

Dan dalam kitab Shoheh Bukhori juz 4 disebutkan bahwasannya paling sedikitnya kholwah (audensi) yang pertama adalah 3 hari, kemudian 7 hari, kemudian 1 bulan sesuai dengan jejak nabi SAW. Adapun 40 hari adalah keseluruhan hari yang dicapai Nabi SAW dalam gua Qiro’.

Nabi SAW bersabda :

ما من عبد يخلص لله العمل اربعين يوما الا ظهرت ينابيع الحكمة من قلبه على لسانه (رواه ابن العدى وابن الجوزى عن ابى موسى الاشعرى

“Tidak ada seorang hamba yang ihlas mengerjakan amal karena Alloh selama 40 hari kecuali akan muncul pancaran nur-nur hikmah dari hati sampai ke lisannya”. (HR. Ibnul Addy dan Ibnul Juuzy dari Abi Musa Al-Asyary)

Rosul SAW bersabda :

تمام الرباط اربعون يوما (رواه الطبرانى عن ابى أمامة)

“Kesempurnaan ribad (pertalian/persambungan) itu selama 40 hari”.

Alloh SWT berfirman :

ووعدنا موسى ثلاثين ليلة وأتممناها بعشر فتم ميقات ربه اربعين ليلة (الاعراف 142)

“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberi Taurat) sesudah berlaku waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam”. (Al-A’rof 142)

Tanya :

Apakah Sholawat Wahidiyah boleh diamalkan oleh siapa saja ?

Jawab :

Sholawat Wahidiyah dan ajarannya boleh diamalkan oleh siapa saja; baik laki-laki, perempuan, tua, muda dan sebagaianya. Karena Sholawat Wahidiyah dan ajarannya telah diijazahkan secara umum dan mutlak oleh muallifnya (penyusun) yaitu Al Mukarrom Romo Kyahi Hajji Abdoel Madjid Ma’roef untuk diamalkan oleh siapa saja tanpa pandang bulu dan golongan. Maka barangsiapa yang telah mendapatkan Sholawat Wahidiyah dari manapun, boleh diamalkannya, bahkan sangat dianjurkan untuk disebar luaskan kepada masyarakat luas tanpa pandang bulu dengan ihlas tanpa pamrih dan dengan bijaksana.

Tanya :

Apakah Sholawat Wahidiyah itu mempunyai sanad mutasil sebagaimana Thoriqoh Mu’tabaroh yang ada gurunya dari ahli silsilah ?

Jawab :....................................................................................

TIDAK..!. KLIK : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=544674009024553&set=gm.1686962381583835&type=3&theater
Like · Reply · 1 · Feb 26, 2016 11:09pm

Ahmad Dimyathi ·
06 Sambutan Perwakilan Kementrian Agama - Mujahadah Nisfusannah DKI 2015

KLIK : https://www.youtube.com/watch?v=3NexSfJORpM...
Like · Reply · Feb 26, 2016 11:20pm

Ahmad Dimyathi ·
07 Sambutan Perwakitan MUI DKI Jakarta - Mujahadah Nisfusannah DKI 2015

KLIK : https://www.youtube.com/watch?v=w9pyQcyr7jA...
Like · Reply · Feb 26, 2016 11:21pm

Ahmad Dimyathi ·
Pembinaan Mental Spiritual Masyarakat, Wagub Jatim (Gus Ipul): Wahidiyah Patut Menjadi Contoh

5 November 2015 NASIONAL Pos Komentar 3 Views

Gus Ipul OkeKEDIRI, AMUNISI – Wakil Gubernur Jawa Timur Saefullah Yusuf (Gus Ipul) kagum dan sangat apresiatif terhadap jamaah Wahidiyah. Menurutnya Wahidiyah mempunyai kontribusi yang sangat luar biasa bagi masyarakat dan pembangunan bangsa.

Hal tersebut diungkap Gus Ipul kepada AMUNISI usai menghadiri Mujahadah Kubro dalam rangka memperingati HUT Sholawat Wahidiyah sekaligus Haul Mbah KH. Mohammad Makruf, di Ponpes Kedunglo, Kota Kediri, Minggu (1/11) malam.

Orang nomor dua di Jawa Timur itu menilai jamaah Wahidiyah mempunyai kedisiplinan yang tinggi saat mengikuti acara (Mujahadah Kubro). Mereka sangat disiplin, konsentrasi, dan tertib sehingga semua yang hadir, sejak awal hingga akhir, mengikuti acara ini dengan khusyuk. “Inilah yang menurut saya sesuatu yang bisa kita jadikan contoh. Bisa dijadikan inspirasi dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa tertib, kita bisa khusyuk dan bisa tepat waktu,” ungkapnya.

Sebagai pejabat pemerintah Gus Ipul merasa sangat bersyukur dengan adanya kegiatan mujahadah semacam ini. “Bagi saya yang berada di pemerintahan sangat bersyukur dengan adanya majelis-majelis (dzikir) seperti ini. Dimana saat melakukan permohonan (mujahadah) mereka tidak hanya mendoakan semua yang hadir atau untuk dirinya sendiri melainkan untuk semua keluarga, umat, masyarakat, pejabat negara dan bangsa,” terang Gus Ipul.

Bahkan, lanjutnya, orang yang tidak datang pun ikut didoakan sehingga orang yang didoakan itu pun tidak tahu kalau dirinya didoakan. Di samping itu, masih kata Wabup Jatim, sebagaimana disampaikan Kanjeng Romo Kyai tadi (fatwa dan amanat), kalau ada sesuatu terjadi (kerusakan bangsa), kita (jamaah Wahidiyah) ikut salah karena kurang bersungguh-sungguh dalam berdoa (mujahadah). “Jadi, ajakan (Wahidiyah) di dalam majelis ini, merupakan suatu kontribusi yang sangat berarti bagi masyarakat, terutama dalam pembangunan bangsa,” imbuhnya.

Diakui Gus Ipul perkebangan Wahidiyah dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan, baik secara kuwantitas maupun kuwalitas. Secara kuwantitas jamaahnya terus semakin meningkat dan bertambah banyak. Hal ini bisa dilihat dari jumlah peserta yang tidak tertampung di arena hingga memenuhi jalan-jalan raya yang telah dilengkapi infocus (layar lebar) oleh panitia. “Kalau kita lihat di jalan-jalan pun penuh. Ini karena jamaahnya sangat banyak sampai tidak muat,” katanya.

SELANJUTNYA KLIK .................: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=520110601480894&set=gm.1661392320807508&type=3&theater

---------------------

Sambutan atas nama ketua MUI kota Depok yang disampaikan oleh bapak ust. DR. Ahmad Nawawi, MA.

KLIK : https://www.youtube.com/watch?v=LU9-X48sSis&feature=youtu.be
Like · Reply · Feb 26, 2016 11:37pm

Ahmad Dimyathi · Guru Pendidikan Agama Islam at Depdikbud
Sambutan wakil Gubernur Jawa Timur pada acara mujahadah kubro gelombang bapak bapak

KLIK : https://www.youtube.com/watch?v=Ae2U57xISbc...
Like · Reply · Feb 26, 2016 11:44pm

Atok Prayogi Ayahe Verza · Kuli at Nguli Bangunan
Trima kasih bataktoday,,kamu telah menyiarkan dan membesarkan wahidiyah dengan caramu,,,
Yaa sayyidii yaa rosulalloh,,,
Yaa sayyidii yaa ayyuhalghouts,,,,,,
Fafirru ilalloh
Like · Reply · Feb 27, 2016 3:34am

Ahmad Dimyathi · Guru Pendidikan Agama Islam at Depdikbud
KLIK : http://www.dnaberita.com/berita-15525-warga-mabar-hilir...
Like · Reply · Feb 29, 2016 6:56pm

Ahmad Dimyathi · Guru Pendidikan Agama Islam at Depdikbud
Warga Mabar Hilir Bersholawat Wahidiyah
Home / Headline / Warga Mabar Hilir Bersholawat Wahidiyah

Warga Mabar Hilir Bersholawat Wahidiyah Warga Mabar Hilir Bersholawat Wahidiyah(DNABERITA.com)

MEDAN DELI | DNA – Ribuan warga melakukan doa bersama Mujahadah Nisfussanah Sholawat Wahidiyah di lapangan bola Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli Kota Medan. Doa langsung dipimpim oleh pengasuh Pondok Pesantren Kedunglo Kediri Jawa Timur.

KH Abdul Latief Majid sebagai pengasuh Pondok Pesantren Kedunglo Kediri pada kesempatan itu menyampaikan perjuangan Wahidiyah khususnya di Provinsi Sumatera Utara yang telah berkembang dibeberapa kabupaten dan kota diantaranya: Medan, Deli Serdang, Tebing Tinggi dan Batubara." Wahidiyah tidak berpolitik maupun membentuk organisasi. Mazab Wahidiyah adalah Ahlusunah Wal Jamaah. Jadi Wahidiyah cepat berkembang kemana-mana," tutur KH Abdul Latif Majid.

Lebih lanjut, KH Abdul Latief Majid menyampaikan bahwa ibadah harus mutlak dilakukan sehari semalam untuk memenuhi apa yang dikehendaki Allah dan sesuai dengan tuntunan Alqur'an serta sabda Rasulallah.

"Untuk bisa menerapkan ini ada tuntunannya yaitu semua perbuatan dengan niat ibadah kepada Allah. Dengan begitu kita akan terbebas dari rasa sirik ubudiah. Karena Allah paling benci dengan dosa sirik jadi kita murni ibadah karena Allah," beber KH Abdul Latief Majid.Sabtu (27/02/2016).

Terpisah, KH Rahmat Sukir menegaskan bahwa Sholawat Wahidiyah yang dipelopori oleh KH Abdul Majid Makruf dan disiarkan mulai awal tahun 1963 dan akhirnya menyebar ke seluruh tanah air bahkan ke luar negeri seperti Brunai, Malaysia, Thailand, Arab Saudi dan lainnya adalah merupakan suatu amalan. Wahidiyah juga sudah tercatat pada Kemenkumham dan Bakorpakem Jawa Tahun 1979 dinyatakan tidak bertentangan dengan ajaran agama serta pemerintah dan dapat diterima di kelembagaan maupun masyarakat diseluruh tanah air.

"Sholawat ditujukan agar memahami kedudukan serta keagungan Rasulullah SAW. Siapa yang tekun bersholawat akan mudah memahami Rasulullah. Untuk memahaminya haruslah tekun bersholawat," ucap KH Rahmat Sukir.(Gus/Mdl).

KLIK : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=560689144089706&set=gm.1703150329965040&type=3&theater
Like · Reply · Feb 29, 2016 6:59pm

Ahmad Dimyathi · Guru Pendidikan Agama Islam at Depdikbud
Ucapan selamat dan sukses Mujahadah Nisfusannah prov. Jambi dari Bupati Merangin — bersama Huri Mas Huri, Eko Agus Prasetyo dan Achmad Chotib di Kota Merangin Bangko.

KLIK : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10207834154987471&set=a.1417081222710.59979.1102994078&type=3&theater
Like · Reply · Feb 29, 2016 7:12pm

Ahmad Dimyathi · Guru Pendidikan Agama Islam at Depdikbud
KLIK : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=561021330723154&set=a.111080522383906.20106.100004458751877&type=3&theater
Like · Reply · Mar 1, 2016 3:56pm

Ahmad Dimyathi · Guru Pendidikan Agama Islam at Depdikbud
FAFIRRUU ILALLOH - LARILAH KEMBALI KEPADA ALLOH !
Catatan Kecil : 688 - KISAH DAN PETUAH INSPIRATIF, FORUM SALING ASIH, ASUH, ASAH, PEDULI BERBAGI/SHARING N DISKUSI/DIALOG INTERAKTIF SERTA LAYANAN TANYA JAWAB DAN KONSULTASI ONLINE.

VIDEO Seluruh rangkaian acara SAFARI MUJAHADAH NISFUSANNAH SUMATERA - BANTEN 2016 dapat di tonton disini ...

Oleh Muhammad Fauzi Murtadlo bersama Ahmad Dimyathi

KLIK DISINI : https://www.youtube.com/playlist...
[22:32, 4/26/2016] +62 822-2666-8817: Yaa Sayyidi Yaa Rosulalloh, Yaa Sayyidi Yaa Ayyuhal Ghoust !
Catatan Kecil : 387 - KISAH DAN PETUAH INSPIRATIF, FORUM
DISKUSI DAN DIALOG INTERAKTIF, LAYANAN "TANYA JAWAB DAN KONSULTASI.

Kabid Penais Kakanwil Kemenag DKI Jakarta: Sholawat Wahidiyah Menjawab Tantangan Zaman

2 Oktober 2015 MEGAPOLITAN Pos Komentar 7 Views
KLIK DISINI  :  http://amunisinews.com/kabid-penais-kakanwil-kemenag-dki-jakarta-sholawat-wahidiyah-menjawab-tantangan-zaman/


SAMBUTAN: Drs H Sofi'i MA Kabid Penais Kakanwil Kemenag DKI Jakarta, saat memberi sambutan pada Mujahadah Nisfussanah Prov. DKI Jakarta, di GOR Rawabadak, Jakarta Utara, Minggu (27/9) lalu.JAKARTA, AMUNISI –

Kabid Penais Kanwil Kemenag DKI Jakarta Drs. H Sofi’i MA menilai kehadiran sholawat Wahidiyah di tengah-tengah masyarakat, sangat tepat. Menurutnya, di Era Globalisasi saat ini, ahlak dan moral (masyarakat) sudah jauh dari (petunjuk) agama, tingkat keimanan sudah jauh dari Allah SWT. Maka, di dalam kondisi semacam ini, yang sangat perlu ditanamkan di hati kita ialah pengamalan ajaran agama dengan baik dan benar.

“Untuk mengamalkan ajaran agama dengan baik dan benar itu, tentunya perlu dituntun oleh guru, ustadz atau mursyid kamil. Dengan tuntunan guru, ustadz atau mursyid kamil maka manusia akan mempunyai ahlak mulia sehingga dapat menjalankan perintah agama secara baik dan benar,” ungkap Kabid Penais Kanwil Kemenag DKI Jakarta, pada Mujahadah Nisfussanah jamaah Wahidiyah Provinsi DKI Jakarta, di Rawabadak, Jakarta Utara, minggu (27/09) lalu.

Masih dalam sambutannya, Sofi’i menerangkan, pemerintah melalui kantor Kemenag DKI Jakarta menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya atas pelaksanaan Mujahadah Nisfussanah yang diselenggarakan jamaah Wahidiyah DKI Jakarta. Karena, sambungnya, dengan mujahadah kita mendapatkan kesempurnaan ampunan, nikmat, makrifat  dan kesempurnaan cinta kasih dari Allah SWT.

”Rasanya sangat tepat kehadiran shalawat Wahidiyah untuk menjawab tantangan zaman yang sudah global saat ini. Hati yang bersih atau kejernihan jiwa bisa muncul pada diri manusia, apabila diri manusia itu mau ber-mujahadah. Untuk makrifat billah wa Rasulihi salallohu alaihi wassalam juga harus dengan mujahadah,” ungkap Sofi’i.

Oleh karena itu, lanjut Kabid Penais Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Mujahadah Nisfussanah hari ini, sangat tepat sebagai sarana penjernih hati dan makrifat billah wa rasulihi SAW. “Kalau masyarakat sudah sadar, masyarakat sudah makrifat billah wa Rosulihi SAW, insya Allah negara kita (Indonesia) menjadi negara yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur,” imbuhnya berharap.

Hal senada juga disampaikan KH Ibnu Abidin Lc. Pada sesi yang sama Ketua Majelis Ulama Indonesia  (MUI) Kota Administrasi Jakarta Utara ini berharap agar eksistensi perjuangan Wahidiyah, sangat dirasakan  masyarakat.

“Karena itu, mudah-mudahan kehadiran Wahidiyah, terutama di Jakarta, menjadikan nuansa warna sehingga suasana di DKI Jakarta yang panas ini menjadi adem,” harap KH. Ibnu Abidin dalam sambutannya pada Mujahadah Nisfussanah Provinsi DKI Jakarta, baru-baru ini.

Diakui KH Ibnu Abidin kendati dirinya belum ikut mengamalkan sholawat Wahidiyah, namun ia sering memberi dorongan dan motivasi kepada murid-muridnya yang berkenan mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Hal tersebut dilakukan Kyai Ibnu didasari atas keyakinannya terhadap keberadaan perjuangan Wahidiyah yang ia peroleh melalui buku-buku maupun tulisan-tulisan (artikel) tentang Wahidiyah.

“Ketika dilihat dari judulnya (nama) saja sholawat Wahidiyah. Kalau sudah bicara sholawat, pasti cinta kepada Rosululloh SAW. Makanya di saat ada murid-murid saya yang ingin bergabung (mengamalkan Wahidiyah) saya katakan, silakan. Maju terus, ikut, itu bagus !” ungkap Ketua MUI yang juga Ketua Jam’iyah Toriqoh Muktabaroh Indonesia (JATMI) Jakarta Utara itu.

Selain itu, Kyai yang mengagumi Mbah KH Abdul Madjid, Muallif (penyusun) sholawatat Wahidiyah, Qoddassalahu Sirrohu, RA, menerangkan  menerangkan bahwa amalan sholawat adalah amalan yang paling mudah. Karena tidak perlu ijazah pun sampai (diterima), “Innalloha wa malaaikatahu yusholluna alannabi….(QS:  Al-Ahzab: 56),”

Lebih jauh dituturkan Kyai Ibnu, berdasarkan keterangan-keterangan yang diketahuinya bahwa ia meyakini Wahidiyah mempunyai banyak kesamaan tujuan dengan jamiyah toriqoh yang berada di JATMI, yakni untuk wushul (sampai) kepada Allah. “Cuma beda ‘kendaraan’ (sarana) saja,” katanya.



Dinamika Perjuangan

PENGASUH Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo Al-Munadhdhoroh, Hadhrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH Abdul Latif Madjid, Rodhliallohu Anhu, (RA), dalam fatwa dan amanatnya pada Mujahadah Nisfussanah DKI Jakarta, menyampaikan dinamika perjuangan Wahidiyah.

Menurut Kanjeng Romo Kyai RA, perjuangan Wahidiyah yang secara institusi telah terbentuk di hampir seluruh Nusantara, dalam proses perkembangannnya tak luput dari beragam ujian, baik yang terjadi secara internal maupun eksternal. Sepeninggal Mbah KH Abdul Madjid, Muallif (penyusun) sholawatat Wahidiyah, Qoddassalahu Sirrohu, RA, terjadi friksi antarpengamal Wahidiyah dalam menentukan tampuk kepimpinan.

Hal itu, dawuh Kanjeng Romo Kyai, RA, seperti apa yang dialami para Sahabat setelah Rosululloh SAW wafat. Umat mengalami kebingungan siapa yang akan memimpin. Bahkan kala itu (semasa Kekhalifahan Abu Bakar As-Shidiq RA) tidak sedikit Sahabat yang terang-terangan mengaku  sebagai nabi, Hindun salah satunya. “Tapi, Alhamdulillah… Sekarang sudah banyak pengamal yang telah kembali kepada (Yayasan) Perjuangan Wahidiyah (Ponpes Kedunglo),” terang Kanjeng Romo Kyai RA.

Sementara ujian secara eksternal Wahidiyah banyak memperoleh hujatan. Bahkan pada tahun 2007 Wahidiyah dinyatakan sesat oleh MUI Tasikmalaya. Tapi, lanjut Kanjeng Romo Kyai RA, dari peristiwa Tasikmalaya itu membuat MUI Pusat membuka mata dengan musyawarah sehingga MUI Pusat (Rakernas MUI 2007, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta) mengeluarkan kebijakan bahwa MUI Daerah tidak diperkenankan mengeluarkan fatwa sesat atau tidak sesat, kecuali hanya membuat rekomendasi kepada MUI Pusat.

Menurut Kanjeng Romo Kyai RA, hal itu dimaksudkan agar MUI daerah tidak membuat keputusan sendiri-sendiri “Hal ini terbukti. MUI Tasikmalaya belum mencabut fatwa sesatnya muncul lagi keterangan dari MUI Cianjur menyatakan Wahidiyah tidak sesat. Namun sayangnya, ketika Wahidiyah dinyatakan tidak sesat, tidak diekspos,” ungkap Pengasuh Perjuangan Wahidiyah.

Kendati demikian. Kanjeng Romo Kyai RA memaklumi karena Wahidiyah masih dianggap lembaga baru sehingga memunculkan kecemburuan politik maupun kecemburuan sosial. Maka dalam kesempatan tersebut Kanjeng Romo Kyai RA meminta kepada MUI melalui Ketua MUI Jakarta Utara agar menilai Wahidiyah secara proporsional. al

Share

2 comments:

  1. monggo saling sharing di http://santri-kedunglo.blogspot.co.id/

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete