YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
KISAH DAN PETUAH
KISAH DAN PETUAH
APA YANG DIMAKSUDKAN "ALAMAT GHOIB" DALAM SEJARAH LAHIRNYA SHOLAWAT WAHIDIYAH ITU ?
Sejarah Singkat Lahirnya Shalawat Wahidiyah.
Pada bulan Juli 1959 Hadlratul Mukarram Mbah KH. Abdul Madjid Ma’ruf Qs wa Ra Muallif Shalawat Wahidiyah Al-Ghouts Fii Zamanihi menerima tugas mulia melalui alamat ghaib (rukyah shalihah) secara terjaga, yang isinya supaya mengangkat akhlak dan memperbaiki iman ummat masyarakat (membawa ummat masarakat kembali kepada iman sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw). Maksudnya adalah; supaya segera memperbaiki/ membangun iman dan mental ummat masyarakat khususnya lewat jalan bathiniyah, terutama kesadaran kepada Allah Swt wa Rasulihi Saw. Alamat ghaib (tugas) tersebut, diterima Beliau Qs wa Ra dalam keadaan jaga dan sadar, bukan dalam mimpi.
Sesudah menerima alamat ghaib tersbut, Beliau Qs wa Ra sangat prihatin. Kemudian memusatkan kekuatan batin bernujahadah, melakukan........dst.....
Sesudah menerima alamat ghaib tersbut, Beliau Qs wa Ra sangat prihatin. Kemudian memusatkan kekuatan batin bernujahadah, melakukan........dst.....
APA YANG DIMAKSUDKAN ALAMAT GHOIB tsb. ?
YANG DIMAKSUDKAN ALAMAT GHOIB ADALAH PENGALAMAN SEPIRITUAL, PENGALAN ROHANI, BAHWA BELIAU ROSULULLOH SAW HADIR SECARA YAQODLOTAN (MELEK-MELEKAN) KEPADA MBAH YAHI QS WA RA, TUK MEMBERIKAN AMANAH, YAKNI TUGAS MULIA SUPAYA MENGANGKAT AKHLAQ DAN MEMPERBAIKI IMAN UMMAT DAN MASYARAKAT TUK KEMBALI FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW. SAAT BELIAU ROSULULLOHSAW HADIR DLM ALAMAT GHOIB TSB MBAH YAHI QS WA RA DALAM KEADAAN JAGA DAN SADAR, BUKAN DALAM MIMPI. ALAMAT GHOIB DITERIMA MBAH YAHI QS WA RA SAMPAI TIGA KALI.
BELIAU ROSULULLOH SAW SENDIRI HAQIQATNYA YANG MEMBIMBING, MENGAJARI DAN MENGIMLAKKAN (MENDEKTEKAN), MEMBACAKAN "SOLAWAT WAHIDIYAH' KEPADA MBAH YAHI MU'ALLIF SHOLAWAT WAHIDIYAH QS WA RA DLM ALAMAT GHOIB TERSEBUT.
BELIAU ROSULULLOH SAW SENDIRI HAQIQATNYA YANG MEMBIMBING, MENGAJARI DAN MENGIMLAKKAN (MENDEKTEKAN), MEMBACAKAN "SOLAWAT WAHIDIYAH' KEPADA MBAH YAHI MU'ALLIF SHOLAWAT WAHIDIYAH QS WA RA DLM ALAMAT GHOIB TERSEBUT.
Sebelumnya sy mohon hadiyah surat Fatihah...AL-FAATIHAH !
DIKISAHKAN, SUATU HARI BAPAK KH. FADLI MERTUANYA KH. MAHDHOR CHOLILI KATULAMPAK BOGOR JABAR MEMBAWA TEMAN YANG MASIH PENASARAN TERHADAP SHOLAWAT WAHIDIYAH, TUK SOWAN KE MBAH YAHI QS WA RA KETIKA ITU, MAKSUD DAN TUJUANNYA INGIN MENGETAHUI HAQIQATNYA SHOLAWAT WAHIDIYAH ITU DARI MANA ASAL USULNYA ???. MAKA SETELAH SOWAN MBAH YAHI QS WA RA DITANYAKANLAH HAL TSB SECARA LANGSUNG KEPADA MBAH YAHI QS WA RA. KEMUDIAN MBAH YAHI BERCERITA BAHWA SESUNGGUHNYA SHOLAWAT WAHIDIYAH ITU SECARA LANGSUNG DARI BELIAU ROSULULLOH SAW SENDIRI, BELIAU ROSULULLOH SAW HADIR DLM ALAMAT GHOIB, SAYA (MBAH YAHI red,) BERHADAPAN DENGAN BELIAU ROSULULLOH SAW SEPERTI INI (Beliau mencontohkan/menisyaratkan berhadapannya seperti KH Fadli berhadapan dengan Mbah Yahi Qs wa Ra waktu sowan itu), KEMUDIAN BELIAU ROSULULLOH SAW MEMBIMBING, MENGAJARI, MEMBACAKAN SHOLAWAT WAHIDIYAH ITU KEPADA SAYA, KEMUDIAN SAYA MENULIS DAN MENIRUKAN MEMBACANYA SESUDAH ITU. Demikian dikisahkan oleh KH. Mahdhor Cholili Bogor kepada penulis.
Untuk lebih jelasnya Anda boleh bertanya kepada KH. Mahdhor secara langsung, saat ini orangnya masih hidup, Semoga bermanfaat.....Amiin !.
Al-Faatihah (Mujahadah singkat !)-
Al-Faatihah (Mujahadah singkat !)-
------------------------------------------------------------------------------------
Sejarah Singkat Lahirnya Shalawat Wahidiyah.
Pada bulan Juli 1959 Hadlratul Mukarram Mbah KH. Abdul Madjid Ma’ruf Qs wa Ra Muallif Shalawat Wahidiyah Al-Ghouts Fii Zamanihi menerima tugas mulia melalui alamat ghaib (rukyah shalihah) secara terjaga, yang isinya supaya mengangkat akhlak dan memperbaiki iman ummat masyarakat (membawa ummat masarakat kembali kepada iman sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah Saw). Maksudnya adalah; supaya segera memperbaiki/ membangun iman dan mental ummat masyarakat khususnya lewat jalan bathiniyah, terutama kesadaran kepada Allah Swt wa Rasulihi Saw. Alamat ghaib (tugas) tersebut, diterima Beliau Qs wa Ra dalam keadaan jaga dan sadar, bukan dalam mimpi.
Sesudah menerima alamat ghaib tersbut, Beliau Qs wa Ra sangat prihatin. Kemudian memusatkan kekuatan batin bernujahadah, melakukan amalan amalan sunnah (seperti shalat dan puasa sunnat) munajat ber-depe-depe/ mendekatkan diri kehadirat Allah Swt, untuk berdoa dan memohon bagi kesejahteraan ummat masarakat, terutama tentang perbaikan akhlak dan mental. Tidak ada waktu yang terbuang untuk menajat, meskipun dalam perjalanan ketika bepergian. Bahkan ketika Beliau Qs wa Ra bepergian dengan naik sepeda, tangan kiri memegang setir, dan tangan kanan dimasukkan kedalam baju memutar tasbih dalam saku dengan amalan macam- macam shalawat, terutama shalawat Nariyah. Semua itu Beliau Qs wa Ra lakukan demi memohon hidayah dan fadlal-Nya untuk ummat dan masarakat tanpa pandang bulu.
Pada awal tahun 1963, Beliau Hadlratul Mukarram Mbah KH. Abdul Majid Ma’ruf Qs wa Ra menerima alamat ghaib yang kedua dan ketiga, yang isinya merupakan teguran dan peringatan. Pada alamat ghaib yang kedua, berupa peringatan dan teguran supaya cepat-cepat melaksanakan perbaikan iman dan mental umat dan masyarakat melalui jalur batiniyah. Sedangkan alamat ghaib yang ketiga, berupa peringatan dan teguran yang lebih keras dan berupa ancaman. Dalam hal ini Beliau Qs wa Ra dawuh (berfatwa) : “Malah kulo dipun ancam menawi mboten enggal-enggal berbuat dengan tegas, saking kerasipun peringatan lan ancaman, kulo ngantos gemeter sakbakdanipun meniko” (bahkan saya diancam, jika tidak segera berbuat dengan tegas (berjuang dengan sungguh-sungguh). Karena kerasnya peringatan dan ancaman tersebut, saya sampai gemetar setelah itu”). Selanjutnya Beliau Qs wa Ra, semakin bertambah tekun dalam bermunajat kepada Allah Swt wa Rasulihi Saw.
Dan pada tahun 1963 pula, lahirlah SHALAWAT WAHIDIYAH. Dengan situasi bathiniyah yang senantiasa mengarah kepada Allah Swt wa Rasulihi Saw, Beliau Qs wa Ra mengarang, menyusun, dan menulis sebuah doa shalawat :
اللهُمَّ كَمَا أَنْتَ أَهْلُهُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا وَشَفِيْعِنَا وَحَبِيْبِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا هُوَ أَهْلُهُ. نَسْأَلُكَ اللهُمَّ أَنْ تُغْرِقَنَا فِي لُجَّةِ بَحْرِ الوَحْدَةِ حَتَّى لاَ نَرَى وَلاَ نَسْمَعَ وَلاَنَجِدَ وَلاَ نُحِسَّ وَلاَنَتَحَرَّكَ وَلاَنَسْكُنَ إِلاَّ بِهَا. وَتَرْزُقَنَا تَمَامَ مَغْفِرَتِكَ وَتَمَامَ نِعْمَتِكَ وَتَمَامَ مَعْرَفَتِكَ وتَمَامَ مَحَبَّتِكَ وتَمَامَ رَضْوَانِكَ. وَ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ مَاأَحَاطَ بِهِ عِلْمُكَ وَأَحْصَاهُ كِتَابُكَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَاحِمِيْنَ وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
(Allahumma Kamaa Anta Ahluhu .........dst).[5]
Sebelumnya Beliau Qs wa Ra tidak ada niat dan berangan-angan untuk menyusun shalawat tersebut. Karena getaran frekuensi jiwa yang tinggi kepada Allah Swt wa Rasulihi Saw, serta dengan diselimuti rasa tanggung jawab dan keprihatinan yang mendalam terhadap kedaan mental ummat dan masarakat, doa shalawat tersebut terlahir. Semua itu merupakan fadlal dari Allah Swt semata.
Sebagai tabarrukan (untuk mendapatkan berkah), dan tidak hanya berhenti dalam pembahasan dan kajian saja, mari kita praktekkan dulu untuk mengamalkan shalawat tersebut dengan membaca :
Sebagai tabarrukan (untuk mendapatkan berkah), dan tidak hanya berhenti dalam pembahasan dan kajian saja, mari kita praktekkan dulu untuk mengamalkan shalawat tersebut dengan membaca :
Al-Fatihah 1 x.
Allahumma Kamaa Anta Ahluh ....... 1 x.
Al-Fatihah 1 x.
Allahumma Kamaa Anta Ahluh ....... 1 x.
Al-Fatihah 1 x.
Sebelum diijazahkan kepada ummat masarakat secara luas, susunan shalawat “Allahumma Kamaa Anta Ahluhu........ dst.“, sirri dan maziyahnya diuji cobakan lebih dahulu sampai dua/ tiga kali. Artinya beberapa orang disekitar pondok pesantren Kedunglo diminta untuk mengamalkannya dengan mengulang-ulang sampai dua atau tiga kali, untuk mengetahui sejauh mana faedah dan sirri yang terkandung didalamnya, dan melaporkan hasilnya kepada Beliau Muallif Shalawat Wahidiyah Qs wa Ra.
Orang pertama yang diminta untuk mengamalkan sebagai uji coba, adalah :
1. Bpk.Abdul Jalil, seorang tokoh masyarakat dari Jamsaren Kota Kediri.
2. Saudara Mukhtar, seorang pedagang dari kelurahan Bandar Kidul Kota Kediri.
3. Saudara Dahlan, seorang santri dipondok pesantren Kedunglo asal dari daerah Demak, Jawa tengah (pada waktu itu masih remaja).[6]
2. Saudara Mukhtar, seorang pedagang dari kelurahan Bandar Kidul Kota Kediri.
3. Saudara Dahlan, seorang santri dipondok pesantren Kedunglo asal dari daerah Demak, Jawa tengah (pada waktu itu masih remaja).[6]
Ujicoba yang kedua dan ketiga dilakukan oleh sejumlah santri pondok pesantren Kedunglo. Dan alhmadulillah hasilnya, mereka mengatakan bahwa setelah mengamalkan shalawat tersebut mendapatkan manfaat, rasa tentram dalam hati, tidak gelisah, mudah menahan dan mengontrol marah, dan lebih mudah dan banyak ingat kepada Allah Swt. Dan karena faedah ini, susunan doa shalawat ini (Allahumma Kamaa Anta Ahluhu ........dst), oleh Mbah KH. Abdul Majid Ma’ruf Qs wa Ra Muallif Shalawat Wahidiyah, diberikan nama dengan SHALAWAT MA’RIFAT.
Beberapa waktu kemudian dan masih dalam tahun 1963, tersusun lagi shalawat
yang oleh Beliau Qs wa Ra dinamakan dengan SHALAWAT WAHIDIYAH, yakni :
yang oleh Beliau Qs wa Ra dinamakan dengan SHALAWAT WAHIDIYAH, yakni :
اللهُمَّ يَاوَاحِدُ يَاأَحَدُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ مَعْلُومَبِ اللهِ وَفُيُوضَاتِهِ وَأَمْدَادِهِ.
(Allahumma Yaa Wahidu [7] Yaa Ahad ....... dst).
Shalawat ini juga lebih dahulu diuji coba oleh beberapa orang. Dan alhamdulillah hasilnya lebih positif lagi, yaitu dikaruniai oleh Allah Swt ketenangan batin yang lebih mantap dan lebih stabil lagi.
Waktu itu, dalam pengajian kitab al-Hikam,[8] Beliau Qs wa Ra mengulas makna dan kandungan shalawat “Allahumma Yaa Wahidu.....dst”, dan shalawat “Allahumma Kamaa Annta Ahluhu.........dst“, dan mulai di ijazahkan secara umum kepada santri-santri dan tamu yang ziarah ke Pondok Pesantren Kedunglo untuk mengikuti pengajian al-Hikam atau yang sowan mohon berkah doa restu. Disamping itu Beliau Qs wa Ra berkirim surat kepada para Ulama/ Kyai dan tokoh masyarakat yang telah Beliau Qs wa Ra ketahui, agar bisa diamalkan oleh masyarakat yang dekat dengan para ulama dan Kiyai tersebut. Ijazah pengamalan yang Beliau Qs wa Ra berikan adalah “Ijazah Mutlak”. Artinya, disamping diamalkan sendiri supaya dituliskan dan disampaikan atau disiarkan kepada orang lain tanpa pandang bulu dan dengan cara yang bijaksana. Disamping itu, waktu itu Mbah Yai Qs wa Ra, masih menuliskan shalawat Wahidiyah dengan asta (tangan) sendiri setiap ada orang yang sowan/ menghadap untuk minta ijazah shalawat Wahidiyah.
Penjelasan-penjelasan yang Beliau Mbah Yai Qs wa Ra sampaikan dalam pengajian al-Hikam tentang makna dan kandungan kedua shalawat diatas kemudian disistematikkan kedalam ajaran Wahidiyah; LILLAH dan BILLAH.
Penjelasan-penjelasan yang Beliau Mbah Yai Qs wa Ra sampaikan dalam pengajian al-Hikam tentang makna dan kandungan kedua shalawat diatas kemudian disistematikkan kedalam ajaran Wahidiyah; LILLAH dan BILLAH.
( TUK SELENGKAPNYA TOLONG BACA DLM BUKU SEJARAH LAHIRNYA SHOLAWAT WAHIDIYAH !!!).
No comments:
Post a Comment