Sunday, May 18, 2014

KISAH DAN PETUAH - ULAMA' ANTI WAHIDIYAH

YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
KISAH DAN PETUAH
ULAMA' ANTI WAHIDIYAH
Dizaman Mbah Yahi Mu'allif Sholawqat Wahidiyah Qs wa Ra al-Ghouts Fii Zamanihi, tidak sedikit para ulama' yang kontras dengan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah, salah satu diantaranya adalah KH. Machrus Ali Lirboyo kediri, karena mereka memang belum tahu apa itu Wahidiyah yang sebenarnya, atau karena ada sifat tidak suka pada Wahidiyah, atau karena iri dan dengki yang bersemayam dalam hatinya atau karena sebab dan alasan lainnya, sehingga mereka ga mau tahu dan menutup pintu hatinya.
Apalagi kala itu Mbah Yahi Qs wa Ra sendiri diisukan dan difitnah oleh mereka sebagai Kyai yang tidak bisa "Ngaji", tidak bisa baca kitab kuning dengan dalil "Mbah Yahi Qs wa Ra tidak pernah mondok di Pesantren".
Hal ini membuat Kyai yang anti Wahidiyah tersebut semakin sombong, mencaci maki, menyebarkan fitnah, isu dan menantang secara langsung dengan Mbah Yahi adu argumentasi (kealiman) dengan aneka kitab yang telah dikuasainya.
Menghadapi Kyai alim tapi sombong dan congkak itu, Mbah Yahi Qs wa Ra cukup mengirimkan "seorang utusan" yang juga alim dan menguasai bahkan hafal membaca beberapa kitab kuning. Dalam peristiwa Musyawarah Ngadiluwih Kediri Mbah Yahi Qs wa Ra cukup mengirimkan jago-jagonya, petarung-petarungnya "tiga orang" yang alim menghadapi jago-jagonya KH. Machrus Ali juga tiga orang alim kitab-kitab.
Setelah Kyai-kyai Wahidiyah dan Kyai-kyai anti Wahidiyah baik "seorang lawan seorang" dan "tiga orang lawan tiga orang" yang sama-sama alim itu bertemu dan bertarung habis-habisan dalam satu majlis musyawarah/diskusi, terjadilah ketika itu perdebatan yang sangat sengit dan cukup seru sekali tapi tetap tertib dan gak ada keributan main fisik. Dalam peristiwa "PERTARUNGAN HEBAT" di Ngadiluwih Kediri waktu itu dilaksanakan sampai dua kali hingga tuntas oleh 3 orang lawan 3 orang kyai yang bertempat di rumah H. Muhsin Badal Ngadiluwih Kediri Jawa Timur. Penulis waktu itu juga ikut hadiri menyaksikan sebagai suporter dan bertugas tuk merekam peristiwa penting yang sangat hebat dan bersejarah itu.
Kyai-kyai yang anti Wahidiyah antara lain dalam forum tersebut melancarkan serangan-serangan bahwa Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah yang disinyalir, difitnahkan, dan diisukan sebagai hasil "MIMPI" Mbah Yahi itu adalah ajaran "SESAT", "BID'AH" , "HARAM" , tidak ada dalilnya, bertentangan dengan syari'at, bertentangan dengan kitab ini dan itu, harus dikaji ulang dan sebagainya dan sebagainya, kata mereka Kyai anti Wahidiyah dan 3 kyai jago-jagonya KH. Machrus Ali itu.
Dengan tenang, jelas dan tegas duta-duta Mbah Yahi QS wa RA yang tidak membawa satu buah kitabpun menjelaskan satu persatu serangan lawannya berdasar kitab kuning yang dimiliki lawannya. Sang duta Wahidiyah menjelaskan dengan sejelas-jelasnya bahwa Wahidiyah ada dalilnya dari nash Al-Quran dan Al-Hadits serta tidak bertentangan pula dengan kitab-kitab yang dimiliki oleh si lawan. Ketika itu, disebutkan pula bunyi dalil Kitabnya, halamannya, bahkan fasalnya satu persatu dengan teliti dan terang benderang.
Tentu saja si Kyai alim yang anti Wahidiyah tadi terpengaruh dan tertegun mendengar jawaban dan penjelasan sang kyai duta Wahidiyah dan mengakui keunggulan lawan bicaranya yang hafal di luar kepala seluruh isi kitab yang dimilikinya.
Tiba gilirannya yang diatur oleh moderator Kyai utusan Mbah Yahi Qs wa Ra tuk bertanya, beliau Kyai Wahidiyah berkata : "Saya tidak akan bertanya banyak-banyak kepada Anda Kyai, karena semuanya yang Anda permasalahkan sudah kami jawab dengan jelas dan tegas, bahwa Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah itu "HAQ" dan ada dasarnya. Hanya satu pertanyaan saya yang mesti Anda jawab saudaraku. Mengapa Anda tidak mau menerima dan mengamalkan Wahidiyah ?".
Kyai alim yang congkak dan sombong itu telah di KO-kan oleh duta Mbah Yahi Qs dengan telak, mereka pada keok dan diam seribu bahasa tidak menjawab pertanyaan tersebut. Lawong memang dasarnya tidak suka, bukannya untuk mencari "KEBENARAN" dan "KESEPAKATAN" untuk islah atau taslim. Karena mereka sudah terlanjur ada rasa permusuhan, tidak suka, ada rasa iri dan dengki dalam hatinya, merasa kalah pengaruh dll, sekalipu hujjahnya dapat dipatahkan dan dikalahkan semuanya, kenyataannya tetap aja gak mau menerima dan mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Itulah sifat manusia yang sudah terlanjur tidah suka, iri dan dengki yang juga sifat tersebut dimiliki bukan hanya oleh orang yang "bodoh", tapi juga dimiliki oleh seorang Kyai berpengaruh besar dan alim yang tetap tertutup mata hatinya itu.
Dari peristiwa tersebut juga banyak berkah dan hikmahnya, yang antara lain Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah semakin tersiat dan dikenal oleh masyarakat luas sampai saat ini. Bagi Anda yang menginginkan "Hasil Keputusan Musyawarah Ngadiluwih" tersebut dll serta menginginkan penjelasan tetang Sholawat Wahidiyah dan isi kandungannya Anda dapat membaca dan KLIK DI ALAMAT INI : :
Semoga besar manfaat dan berkahnya dari kisah dan petuah tersebut bagi kita semuanya. Amiin....Al-FAATIHAH...(MUJAHADAH !).
Suka ·  · 

No comments:

Post a Comment