Tuesday, February 4, 2014

022.01.317 - KEDUDUKAN GURU ROHANI - WAHIDIYAH DAN AJARANNYA


I. 01. 317 "BAHASAN UTAMA - Kuliah wahidiyah"

DALIL AQLI DAN NAQLI TTG  GURU ROHANI

Assalamu ‘alaikum wr wb
Bismillahir rohmaanir rohiim

DALIL AQLI :

SEGALA URUSAN KEHIDUPAN MEMBUTUHKAN BIMBINGAN
SETIAP BIMBINGAN , TENTU ADA PEMBIMBINGNYA.  TANPA SEORANG PEMBIMBING, HIDUP KITA MERABA RABA TANPA ARAH.

Manusia secara umum membutuhkan bimbingan , membutuhkan arahan , membutuhkan tuntunan . Tanpa bimbingan  manusia akan kebingungan apa yang harus dikerjakan, baik urusan ke-Dunia-an maupun urusan ke-Ukhrowi-an. Tidak akan ada bimbingan tanpa adanya pembimbing. Maka , pembimbing utama dan pertama Hanya Allah subhanahu wata’aalaa.  Namun , pada dasarnya tidak ada seorang pun yang bisa mendapatkan bimbingan langsung dari Allah SWT.

DALIL NAQLI
MBAH NABI ADAM ‘ALAIHIS SALAM DIAJARI LANGSUNG OLEH ALLAH SWT

  وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى  بِأَسْمَآءِ  هٰٓؤُلَآءِ  إِن  كُنتُمْ  صٰدِقِينَ            ﴿البقرة:﴾ ٣١

Dan Dia Allah mengajarkan kepada Adam nama nama seluruhnya , kemudian mengemukakan kepada para malaikat,  maka Dia berfirman : “Terangkanlah kepada-Ku nama semua itu jika kalian orang orang yang benar.
======
Ayat tersebut menunjukkan bahwa : Bimbingan langsung dari Allah , hanya terjadi pada Mbah Adam AS ketika di Sorga . Mbah Adam yang pertama kali dibimbing tentang nama nama yang kemudian harus mengajarkannya kepada Malaikat . Maka, Guru pembimbing pertama tentunya Mbah Adam AS dan semua malaikat diwajibkan berguru kepada Mbah Adam dan ini terjadi masih dalam sorga.

MBAH NABI ADAM DIPERINTAH MENJADI GURU ROHANI PARA MALAIKAT

 قَالُوا۟  سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ  إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَآ  ۖ إِنَّكَ   أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ البقرة:٣٢

Allah berfirman “ Wahai Adam. Beritahukanlah kepada mereka nama namanya.

======

MBAH NABI MUSA ‘ALAIHIS SALAM JUGA BERGURU

قَالَ يٰٓـَٔادَم أَنۢبِئْهُ بِأَسْمَآئِهِم ۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّىٓ أَعْلَمُ  السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ  تَكْتُمُونَ      البقرة:٣٣

Musa berkata kepadanya( NabiKhidhr) “ Apakah aku boleh mengikutimu ( berguru )  agar engkau mengajarkan ilmu kepadaku akan ilmu yang diajarkan kepadamu tentang kebenaran.

PARA NABI DAN ROSULPUN MASIH BERGURU.

Secara singkat , semua orang harus berguru, Jika seseorang itu sebagai nabi , Maka gurunya juga seorang Nabi / hamba Allah. Hanya saja Nabi yang dikenal sebanyak 25 Nabi itu dimaksudkan Nabi yang sekaligus menjabat sebagai Rosul. Sebenarnya banyak nabi nabi yang tidak menjadi rosul sebab tidak memiliki ummat .

Semoga kita menyadari akan kewajiban kita berguru dalam rangka wushul kepada Allah. Tanpa seorang guru yang sudah menjadi washilun maka kita tidak akan sampai kepada Allah SWT. Kita tidak akan hadir dihadapan Allah. Dalam keterangan lain , Allah member pangkat para nabi dengan sebutan , Hambaku , Kekasihku , yang secara umum Allah member pangkat sebagai para Sholihin , para Muttaqiin , para Shodiqiin, Para Thawwabiin , yang kesemuanya membenarkan ayat allah SWT.

Dari semua Nabi Allah juga memerintahkan untuk berguru , kecuali Rosululloh SAW. Khusus Rosululloh SAW, tidak mendapat perintah untuk berguru, itupun beliau SAW secara shufaro’ Allah masih menggunakan malaikatnya untuk menurunkan wahyu.

Kenapa Rosululloh  kita katakan tidak berguru kepada malaikat ? sebab Wahyu yang sampai kepada Rosululloh, disampaikan secara shufaro’ . Shufaro’ pertama yaitu malaikat Isrofil , Shufaro’ kedua malaikat Izroil , shufaro ketiga malaikat Mikail dan yang keempat adalah malaikat Jibril . Sifatnya shufaro, tidak ubahnya sebagai tukang pos, tetapi secara syari’at ketuhanan ( bukan syari’at islam ) tugas malaikat tersebut adalah membantu dan mendampingi, dan di lain pihak juga sudah memiliki tugas tugas yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Jadi tidak diberi tugas menyowankan ummat kepada Allah. Begitu juga , tidak semua para nabi diberi tugas menyowankan ummat kepada Alloh kecuali yang berpangkat Rosul . itupun dalam beberapa kitab , dijelaskan bahwa para rosul terdahulu tidak diberi pangkat sebagai pemnolong SYAFA’ATUL UDZMA. Sebab hak Syafa’atul Udzma hanya ditugaskan kepada Rosululloh SAW. Sebab begitu agung dan tingginya jabatan Rosululloh SAW , sehingga asma beliau digandeng langsung dengan asma Allah yang dikodrat sebagai kesaksian berupa dua kalimat syahadat. Dalam kesaksian kepada Alloh , semua nabi terdahulu juga mengadakan kesaksian kepada Muhammadar Rosululloh namun secara rohani.

Bagi kita Ummat di akhir zaman , jauh lebih sempurna sebab kesaksian kita secara lahir dan batin , jasmani rohani , syari’at dan haqiqat.  Jadi disinilah keistimewaan ummat di akhir zaman.  Diberi keimanan yang jauh lebih sempurna syariat dan haqiqat. Jadi imannya luar dalam.

Semoga kita sudah bersyahadat luar dalam, jasmani rohani , atau syari’at dan haqiqat.

Kita kembali kepada kajian tentang GURU ROHANI.
Jadi singkat kata , semua ummat manusia, akan hadir di hadrohnya allah SWT sebab dihadirkan atau diwushulkan oleh seorang guru yang memang dipangkat sebagai guru wushul yang menempati derajat WASHILUN.
SELAIN WASHILUN BELUM BERHAK MEWUSHULKAN IBADAH SERTA HAJAD PARA MANUSIA.

BUKTI AYAT TENTANG WASHILUN

وَاصْبِرْ نَفْسَك مَع الَّذِين يَدْعُون رَبَّهُ بِالْغَدَوٰة وَالْعَشِىِ يُرِيدُون وَجْهَهُۥ   ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَوٰةِ الدُّنْيَا ۖ
 وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا  قَلْبَهُۥ    عَن    ذِكْرِنَا    وَاتَّبَعَ    هَوَٮٰهُ    وَكَانَ    أَمْرُهُۥ    فُرُطًا    الكهف:٢٨

Dan bersabarlah kamu bersama sama dengan orang orang yang menyeru tuhannya dipagi dan senja hari dan mengharap keridhoan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan dunia, serta menuruti hawa nafsunya yang perbuatannya melampaui batas.

=======

Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia dalam menuju hadrohnya Allah diperintahkan untuk menetapkan diri dalam kesabaran dalam menguasai hawa nafsu bersama orang yang ahli tawajjuh kepada Allah dan menegaskan kita tidak boleh memalingkan pandangan mata kepada keduniaan. Kita dilarang melirik dunia. Yang maksudnya , dalam ajaran Wahidiyah menerapkan :

YUKTI KULLA DZI HAQQIN HAQQOH. Yaitu mengisi segala bidang haq dalam kehidupan. Kita mengurusi urusan dunia atau harta, bukan untuk mencari kekayaan tetapi untuk memenuhi segala urusan kehidupan yang memang seharusnya berhubungan dengan dunia atau harta. Kita mengurusi anak sebab kewajiban orang tua kepada anak sesuai kebutuhan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Jadi maksudnya semua urusan di dunia ini kita manfaatkan untuk sebesar besarnya dalam mendekat kepada Allah.

TAQDIIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL ANFA FAL ANFA’ : yaitu mementingkan urusan yang paling penting  di segala bidang dengan memilih yang paling bermanfaat dalam urusan mendekat kepada Allah. Seperti bekerja mencari nafkah untuk keluarga juga diperintah Allah. Berhubungan dengan sesame sebagai mahluk social juga penting dan bermanfaat dan lain sebagainya. Jadi apapun aktifitas kita , kita manfaatkan sebagai sarana mendekat kepada Allah dan Rosulnya. Dari sekian banyak bidang tersebut sudah ada tuntunan dan aturannya.

Sebab begitu banyaknya urusan dalam kehidupan , maka jika kita tidak dibimbing oleh seorang guru rohani , kita akan mudah sekali tergelincir kepada hal hal yang tidak haq, tidak penting dan tidak bebermanfaat.
Oleh sebab itu Allah menegaskan seperti dalam ayat tersebut, di samping itu juga masih banyak hadits hadits Rosululloh SAW tentang kewajiban berguru secara rohani.

Semoga sekelumit kajian ini akan menjadikan sebab kita terbuka kesadaran bahwa kita memang wajib berguru. Banyak kitab kitab yang menekankan kita untuk berguru dan selama kita belum menemukan seorang guru pembimbing rohani , maka selama itu pula ibadah kita masih didampingi syetan namun tidak merasa. Orang yang belum ma’rifat , ibadahnya masih kecampuran nafsu. Satu detik kita menuruti hawa nafsu, di situ syetan siap menangkap kita. Maka memandang secara ru’yu kepada guru itu akan menjadikan sebab nadhroh beliau RA senantiasa memancar kedalam hati kita dan menerangi hati kita, mengawasi hati kita agar tidak sampai berlarut larut mengikuti nafsu sehingga dirangkul oleh syetan.

Semoga kita diberi esempatan dilain waktu untuk mengkaji lebih jauh tentang berguru serta membuktikan betul akan keberadaan seorang Washilun yang mewushulkan segala gerak gerik hati kita. Aamiin

Wassalamu ’alaikum wr wb

Diposkan oleh Sulhan Idris di 14.44
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook

Label: Tauhid penerapan Alghouts, Guru Rohani, Mursyid

Sulhan Idris
IMAN BIL AQLI SATU LEVEL DENGAN IMAN BIL ILMI.

IMAN BI DZAUQI SUDAH DIBERI MAMPU MENYAKSIKAN AF'ALULLOH, SIFATULLOH.

IMAN MUSYAHADAH PUNCAK TERTINGGI DALAM KEIMANAN. HANYA ANBIYA' WAL MURSALIN MENEMPATI IMAN MUSYAHADAH.

No comments:

Post a Comment