013.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Peserta Upgrading Da'i Wahidiyah Prop. Jabar di Bekasi)
III. 03. 3001 "ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR, KAMI MENJAWAB DAN MENANGGAPI"
Conversation started today, HARI INI SELASA TGL. 16 APRIL 2013, SEMOGA BERMANFAAT ! AMIIN !
Pertanyaan (PESERTA UP GRADING DA'I WAHIDIYAH) :
Saya pernah mendengar dawuh Kanjeng Romo Yahi Pengasuh Perjuangan Wahidiyah Ra, bahwa melihat sirri wali lebih sulit daripada melihat sirri Allah. Mengapa bisa seperti itu ?. Mengapa Allah menutupi wali-wali-Nya dengan sirri-Nya ?. Mengapa tidak diproklamirkan ?.
KAMI MENJAWAB DAN MENANGGAPI" :
Setiap muslim wajib percaya adanya waliyullah (hamba yang dicintai dan dikuasai-Nya). Keberadaan mereka serta strukturalnya telah dijelaskan oleh Allah Swt dan Rasulullah Saw. Baik dalam al-Qur’an, al-Hadis. tidak ada penjelasan tentang identitas mereka secara lahiriyah. Penjelasan hanya pada identitas batiniyah. Secara lahiriyah, keberadaannya sebagaimana keberadaan para ulama dan orang-orang shalih secara umum. Sedangkan profesi mereka dalam kehidupan sehari-hari, berada pada setiap cabang pekerjaan hidup yang tidak maksiat.
Dalam kegiatan kehidupan, diantara mereka ada yang memiliki profesi pekerja kasar, petani, nelayan, pedagang, pejabat kerajaan/ pemerintah, ulama dan lainnya. Misalnya, al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Ibnu Athaillah as-Sakandari Ra berprofesi sebagai dosen (universitas al-Azhar), al-Ghauts fi Zamanihi dan Mujaddid abad ke V H Imam Ghazali Ra sebagai rektor (universitas Nidlamiyah), Rabiah al-Adawiyah (pernah menjadi pembantu rumah tangga), al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Abdul Qadir Jailani Ra, al-Ghauts fi Zamanihi Ra Imam Syadzali, al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Naqsyabandi Ra (sebagai ulama), Mujaddid abad ke II H Imam Syafi’i sebagai ulama, Syeh Imam Tazi (pernah menjadi nelayan), Syeh Abdullah Ibn Mubarok sebagai ulama dan petani, Syeh Syaiban ar-Ra’i (penggembala kambing), Mujaddid abad ke I H Syeh Umar Ibn Abdul Aziz sebagai raja dari Bani Umayyah, al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Yusuf an-Nabhani Ra pernah menjabat sebagai ketua mahkamah konstitusi Libanon, al-Ghauts fi Zamnihi Syeh Abul Qasim al-Qusyairi (ulama, mantan atlet pacuan kuda dan ahli perpajakan), dan masih banyak waliyullah yang berprofesi lain.
Dalam pendidikan, diantara mereka ada yang ahli dalam tafsir al-Qur’an (al-Ghauts fi Zamanihi Syeh al-Qurthubi Ra, al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Sahal at-Tustari Ra), ahli dalam bidang seleksi hadis (Syeh ‘Iyadl al-Yahshubi, Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Ghauts fi Zamanihi Imam Qusthalani Ra, al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Imam Syakhawi Ra), ahli dalm bidang sastra arab (Syeh Ali al-Jurjani), ahli dalam bidang fiqh (al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Izzuddin Ibn Salam al-Masyis, Mujaddid abad ke VII H al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Ibnu Daqiqil ‘Id Ra, Syeh Abdul Wahhab Sya’rani), dan masih banyak lagi yang berpredikat sebagai intelektual.
Sebagaimana Rasulullah Saw yang Ummi, diantara mereka ada juga yang buta huruf (tidak dapat menulis dan membaca). Sebab keihlasan dalam ibadah, riyadloh dan mujahadah serta ketaqwaannya, mereka menerima nur tajallinya Allah wa Rasulihi Saw. Mereka antara lain : al-Ghauts fi Zamnihi Syeh Daud Ibn Makhala Ra, al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Muhammad Wafa Ra (murid Syeh Daud Ibnu Makhala dan guru al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Ali Muhammad Wafa Ra) dan al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Ali al-Khawas (guru dari Syeh Abdul Wahab as-Sya’rani Ra).
Rasulullah Saw bersabda :
مَا اتَخَذَ اللهُ مِنْ وَلِيٍّ جَاهِلٍ, وَلَواتخَذَ اللهُ لَعَلَّمَهُ : Allah tidak akan mengambil wali sebagai orang bodoh. Jika Ia menjadikan orang baodoh sebagai wali-Nya, maka Ia mendidiknya (secara langsung). (Kitab Kasyful Khifa/ Syeh al-Ajuluni, juz II nomer hadis : 2183).
Berkaitan dengan keberadaan waliyullah, terdapat beberapa hal yang perlu diketahui :
1. Para nabi dan rasul yang keberadaannya diproklamirkan oleh Allah saja, orang munafik dan orang kafir tidak percaya, melecehkan dan mentertawakan.
وَقَالُوا مَالِ هَذَا الرَسُولِ يَأْكُلُ الطَعَامِ وَيَمْشِي فِي الأسْوَاقِ لَوْلاَ أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِلِكٌ فَيَكُوْنُ مَعَهُ نَذِيْرًا
Mereka berkata: mana mungkin rasul ini, ia makan makanan dan berjalan dipasar. Jika sekiranya malaikat diturunkan kepadanya, niscaya memberi peringatan (kepada penentangnya). (Qs. al-Furqan/ 7).
2. Secara hakiki identitas mereka hanya Allah Swt yang mengetahuinya.
Firman Allah Swt dalam hadis qudis :
إِنَّ أَولِيَائِ تَحْتَ قُبَائِ لاَ يَعْرِفُهُمْ غَيْرِي : Sesungguhnya kekasih-Ku disekitar-Ku, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Aku. (kitab Jami’al-Ushul, bayan ke III).
Berkaitan dengan ayat dan hadis diatas, kaum sufi dan para arifin menjelaskan :
a. al-Ghauts Fii Zamnihi Ra Imam Syadzali, berkata :
مَعْرِفَةُ الوَالِي أَصْعَبُ مِنْ مَعْرِفَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فإَنَّ اللهَ مَعْرُوْفٌ بِكَمَالِهِ وَجَمَالِهِ وَمَتَى تَعْرِفُ مَخْلُوقًا مِثْلَكَ يَأْكُلُ كَمَا تَأْكُلُ وَيَشَْرَبُ كَمَا تَشْرَبُ.
Mengetahui wali, lebih sukar dari pada makrifat kepada Allah. Karena Allah telah jelas kesempurnaan dan keindahan-Nya. Mana mungkin kamu mengetahui wali, sedang ia mahluk sepertimu. Ia makan dan minum sebagimana kamu makan dan minum. (kitab Thabaqatul-Kubra/ II, hikayah 309).
لِكُلِّ وَلِيّ سَتْرٌ أَوْ أَسْتَارٌ نَظِيْرُالسَبْعِـْينَ حِجَابًا التِي وَرَدَ تْ فِي حَقِ الحَقّ تَعَالَى حَيْثُ اِنَّهُمْ لاَيَعْـرِف اِلاّ مِنْ وَرَائِهَا
Setiap waliyullah, memiliki penutup sampai 70 penutup. Hal ini telah menjadi kebiasaan Tuhan. Hingga mereka sukar diketahui, kecuali dari belakangnya (pengikut). (Thabaqatul Kubra, I/ muqaddimah).
b. Al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Daud Ibn Makhala Ra, menjelaskan :
لاَيُعْرَفُ الوَلِيُّ حَتَّى يَعْرِفُ اللهَ لأِنَّهُ عِندَهُ فَلا َيُعْرَف اِلاَّ بَعْدَ مَعْرِفَتِهِ.
Wali, tidak akan diketahui, melainkan makrifat dulu kepada Allah. Karena ia berada disisi-Nya. Tidak akan mengetahui wali-Nya, kecuali setelah makrifat kepada-Nya. (Thabaqatul Kubra, I/ 289).
3. Kekuatan waliyullah (apalagi Rasulullah Saw dan al-Ghauts Ra), merupakan pancaran dari kekuatan Allah Swt. Firman Allah Swt dalam hadis :
فَاِذَااَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الذِي يُبْصِرُبِه ويده الذِي يُبْطِشُ بِهِ وَرِجْلَهُ الذي يَمْشِي بِهَا اِنْ سَاَ َْلنِي اَعْـطَيْتُهُ وان استعاذني اُعِذْ تُهُ
Jika Aku telah mencintai hamba-Ku, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakan mendengarkan, penglihatannya yang digunakannya untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk menggenggam, dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan. Jjika ia meminta-Ku niscaya Aku memberinya, dan jika ia meminta perlindungan-Ku, niscaya Aku melindunginya. (HR. Imam Bukhari).
4. Dua hal yang merupakan pokok dari ciri-ciri batiniyah waliyullah.
Karena keimanan kepada penguasaan dan perlindungan Allah Swt kepada mahluk, mereka tidak memiliki rasa gundah dan susah.
اَلاَ اِنَّ اّوْلِيَاءَ اللهِ لاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ ولاَهُمْ يَحْزَنُوْنَ الذِيْنَ اَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُوْنَ
Ketahuilah, sesungguhnya waliyullah itu, tidak ada rasa khawatir tidak pula mereka bersedih hati. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertaqwa. (Qs. Yunus/ 62 – 63).
Dalam menafsirkan ayat ini al-Ghauts fi Zamnihi Imam Qurthubi Ra, menjelaskan :
مَنْ تَوَلاَّهُ اللهُ تَعَالَى َوتَولَّى حِفْظَهُ وَحِيَاطَتَهُ وَرَضِي اللهُ عَنْهُ
(Waliyullah) adalah orang yang Allah telah menguasainya, menjaga kehormatannya, membimbing kewaspadaannya dan meridlainya. (Kitab tafsir al-Qurtubi).
Berdasar surat an-Nisa/ 80 dan surat al-Fatah/ 8 – 9 serta hadis nabi yang cukup banyak, al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Abdur Rahim al-Qunawi Ra, menjelaskan :
لَمْ يَكُنْ الاَقْطَابُ اَقْطَابًا وَالاَوْتَادُ اَوْتَادًا وَالاوْلِيَاءُ اَوْلِيَاءًالاّ بِمَعْـرِفَةِ رسُولِ اللهِ صلى اللهُ عليهِ وَسلّمَ
Tidak mungkin dinamakan wali quthub, wali autad dan waliyullah, kecuali telah ma’rifat kepada Rasulullah Saw (Birrasul). (Sa’adatud Daraini/ 431).
5. Diantara waliyullah, ada dan tidak mengetahui jika dirinya dicintai oleh Allah Swt.
a. Syeh Abu Bakar Ibn Faurak, menjelaskan :
الوَلِيَّ لاَيَعْرِفُ كَونَهُ وَلِيًّا. إِنَّ الوَالِيَّ إِنَّمَا يَصِيْرُوَلِيًّا لآَجْلِ أَنَّ الحَقَّ يُحِبُّهُ لاَلآَجْلِ أَنَّهُ يُحِبُّ الحَقَّ ثُمَّ إِنَّ مَحَبَّةِ الحَقِّ وَعَدَاوَتَهُ سِرٌّ أَنْ لاَ يَطْلَعُ عَلَيْهِمَا أَحَدٌ
Seorang wali, ada yang tidak mengetahui kalau dirinya sebagai wali. Sesungguhnya ia menjadi wali, karena Allah mencintainya, bukan karena cintanya kepada Allah. Cinta dan murka Allah, sering tidak ditampakkan kepada mahluk. (Kitab Jami’ Karamatil Auliya’ I/ muqaddimah).
b. Al-Ghauts fi Zamanihi Syah Abu Ali ad-Daqaq Ra, (guru al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Abul Qasim al-Qusyari Ra), menjelaskan :
الوَلِيَّ قَدْ َيَعْرِفُ كَونَهُ وَلِيًّا إِنَّ الوَلِيَّ لَهَا رُكْنَانِ أَحَدُهُمَا كَوْنُهُ في الظَاهِرِ مُنْقَادًا لِلشرِيْعَةِ الثَانِي كَونُهُ مُسْتَغْـرِقًا فِي نُورالحَقِيْقَةَِ
Waliyullah kadang dapat mengetahui kalau dirinya sebagai wali. Dalam kewalian terdapat dua rukun : pertama, secara lahiriyah mereka beramal sesuai dengan syariah Islam. Kedua, secara batiniyah, mereka tenggelam kedalam “cahaya hakikat”
6. Kepada rasul dan waliyullah, bahkan orang munafiq atau kafir, Allah Swt memberikan kekuatan luar biasa. Untuk rasul disebut mukjizat, untuk waliyullah disebut karomah dan untuk orang kafir dan munafiq disebut istidraj.
Karomah, sebagaimana penjelasan Syeh Nabhani dalam kitab Jami’ Karamatil Auliya, mengatakan : ada 2 jenis kromah (hissiy dan maknawi). Dan orang awam hanya mengetahui karomah hissiy. Misalnya, jika ada orang dapat terbang tanpa alat, dapat mengetahui perkara samar yang akan terjadi atau perkara yang telah berlalu lama, atau ada orang yang mampu melihat dalam jarak ratusan kilometer. Sedangkan karomah maknawi, hanya diketahui oleh hamba Allah dari kalangan ahlul khowas. Misalnya kebeningan jiwa, mustajabahnya doa, memiliki sirri yang memancar kepada lingkungannya dan kemampuan batiniyah untuk mengendalikan ekosistem alam yang tetap masih lestari.
Hal yang perlu diperhatikan tentang kejadian luar biasa yang diberikan Allah kepada hamba-Nya :
a. Syeh Ismail An Nabhani menerangkan:
اِعْلَمْ مَنْ أَرَادَ شَيْئًا فَأَعْطَاهُ اللهُ مُرَادَهُ, لَمْ يَدُلْ ذَالِكَ عَلَى كَوْنِ ذَالِكَ العَبْدِ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ تَعَالَى قَدْ يَكُونُ اِكْرَامًا لِلْعَـبْدِ, وَقَدْ يَكُوْنُ اِسْتِدْرَاجًا لَهُ.
Ketahuilah, orang yang keinginginannya dikabulkan oleh Allah. kadang menunjukkan penghormatan Allah kepadanya karena ketinggian kedudukannya dihadapan Allah Swt. Namun kadang sebagai pembarian yang disertai dengan murka-Nya (istidraj). (kitab Jami’ Karamatil Auliya, I/ 23).
العِلْمُ بِاللهِ وهُوَالكَرَمةُ العَُـظْمَىلانَ الخَيْرَكُلَّهُ فِيْهِ
Ilmu Billah merupakan karomah yang agung, karena seluruh kebaikan ada didalamnya. (Jami’ karomah, juz I/ 66-67)
b. Hadits riwayat Imam Thabrani darisahabat Anas Ibn Malik, Rasulullah Saw bersabda :
لَنْ تَخْلُوالاَرْضَ مِنْ اَرْبَعِـْينَ رَجُلاً مِثْـلَ خَلِيْلِ الرَحْمِنِ فَبِهِمْ يُسْقَـوْنَ وَبِهِمْ يُنْصَرُوْنَ مَامَاتَ مِنْهُمْ أَحَدٌ أَبْدَلُ اللهُ مَكَاتَهُ أَخَـرَ
Tidak sepi bumi ini dari 40 orang yang seperti (Nabi Ibrahim) tidak mati, kecuali Allah menggantikan tempatnya dengan (lelaki) lainnya.
c. Hadits riwayat Imam Ahmad, Thabrani, dari Anas Ibn malik Rasulullah Saw bersabda :
لاَ يَزَالُ فِي أُمَّتِي ثَلاَ ثُونَ بِهِمْ تَقُـوْمُ الاَرْضُ وَبِهِمْ يُمْطَـرُوْنَ وَبِهِمْ يُنْـصَرُوْنَ
Tidak sepi didalam ummatku tigapuluh orang. Sebab mereka, mahluk diberi hujan, dan sebab mereka, manusia ditolong (oleh Allah).
7. Imam Baihaqi (kitab Dalailun Nubuwah), dan Syeh Abul Fadlol ‘Iyadl (kitab as-Syifa’) telah meriwayatkan hadis yang cukup banyak dan yang menjelaskan bahwa para sahabat dan tabi’in dapat musyahadah kepada Rasulullah Saw, bukan berdasar akal dan ilmu, melainkan dengan ru’yah shalihah (pengalaman batiniyah) dan kejadian mistis disekitarnya yang diberikan Allah Swt kepada mereka. Dengan rukyah shalihah mereka dapat makrifat dan musyahah bahwa nur dari asma-asma Allah Swt bertajalli kepada Rasulullah Saw sempurna. Demikian dapat memahami apa dan siapa al-Ghauts, setelah musyahadah bahwa Nur Rasulullah Saw bertajalli kepada orang tersebut secara sempurna.
Pengalaman ruhani (rukyah shalihah) tidak ada kalimat yeng tepat untuk membahasakan. Sedangkan kejadian mistis yang merupakan mukjizat bagi Rasulullah Saw, dan sebagai karomah hissi bagi waliyullah, dan dapat dibahasakan. Mukjizat atau karomah hissiy tersebut antara lain :
a. Diriwayatkan dari sahabat Abdullah Ibn Umar : Ketika Rasulullah Saw berada dalam majlis para sahabat, tiba-tiba orang dari pedesaan (a’rabi) datang dengan membawa seekor binatang biawak. A’rabi bertanya : Siapakah lelaki ini ?. Jawab para sahabat : Nabiyullah. Sambil mendekatkan biawak kepada Nabi Saw, a’rabi berkata : Demi latta dan uzza, aku tidak beriman kepadamu, atau biawakku yang dapat beriman kepadamu. Kepada biawak Rasulullah Saw berkata : Wahai biawak. Biawak menjawab (dengan bahasa manusia) : Kusambut panggilanmu, dan berbahagialah Paduka, wahai sebaik-baik manusia. Seluruh orang yang hadir dalam majlis dapat mendengarkan jawaban biawak dengan jelas. Rasulullah Saw bersabda : Siapa Tuhanmu ?. Jawab biawak : Dia yang singgasana-Nya dilangit, dibumi kerajaan-Nya, disurga rahmat-Nya dan dinereka siksa-Nya. Rasulullah Saw bersabda : Siapakah Aku ?. Jawab biawak : Engkau adalah utusan Tuhan Penguasa alam, penutup para nabi. Amat bahagia orang yang membenarkanmu, dan amat rugi orang yang mendustakanmu. Mendengar ucapan biawak, a’rabi beriman dan mohon maaf kepada Rasulullah Saw.
b. Diriwayatkan dari Au Said al-Khudri : Rasulullah Saw dan para sahabat, istirahat dibawah pohon yang ada padang pasir. Dibawah pohon telah ada orang yang tidur dan seekor binatang rusa yang diikat dipohon tersebut. Tiba-tiba rusa berkata kepada Rasulullah Saw : Rasulullah Saw, engkau manusia yang budiman, lepaskanlah aku dari ikatan ini. Aku punya 2 anak yang berada disebelah gunung itu. Aku ingin menyusuinya. Jika telah selesai menyusuinya, aku akan kembali kesini.Rasulullah Saw berkata : Betulkah, kamu akan menepati janji?. Jawab rusa : Demi Tuhan yang mengutusmu, aku akan menepati janji. Rasulullah Saw melepaskan rusa dari ikatannya. Dan rusa berlari menuju gunung. Tak lama kemudian rusa kembali ketempat semula. Dan Rasulullah Saw mengikatnya dipohon kembali. Kemuian Rasulullah Saw membangunkan pemiliki rusa. Pemilik rusa berkata : wahai Rasulullah Saw, aku mimpi bahwa rusaku minta izin kepadamu untuk menyesui anaknya digunung sebelah. Oleh karenanya, apa sekarang kemauanmu, wahai Rasulullah Saw. Rasulullah Saw bersabda : Lepaskanlah rusa ini. Orang tersebut melepaskan rusanya. Kepada Rasulullah Saw rusa berkata : Trimasih, wahai utusan Dzat Yang Maha Kasih dan Sayang.
c. Adalah Bapak Dr. Ocin Kusnadi SH. MPd (mantan Pramu Pendidikan Wahidiyah dan mantan Ketua PW DKI Jakarta). Ketika sedang berada dalam pesawat dari Jakarta menuju Surabaya (untuk menghadiri pemakaman Mbah KH. Abdul Madjid Ma'roef Muallif Shalawat Wahidiyah QS wa RA. di Kedunglo Kediri), ia duduk dekat jendela. Tiba-tiba diluar pesawat, bapak ini melihat barisan burung yang sangat banyak serta berjajar dengan rapi sedang mengikuti seseorang yang berpakaian layaknya seorang raja yang kaya raya. Barisan tersebut, mengikuti pesawat dan bahkan semakin dekat. Ketika berisan telah dekat dengan pesawat, bapak ini melihat bahwa lelaki yang berpakaian raja adalah Romo KH. Abdul Latif Madjid RA. Pengasuh Perjuangan Wahidiyah Dan Pondok Pesantren Kedunglo. Dan pula barisan burung tersebut bersama dan mengulang-ulang ucapan : Selamat Datang Ghauts Hadzaz Zaman, kepada Beliau Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid RA.
2Suka · · Promosikan · Bagikan
Manula Greng, Ahmad Rayhan Hr, Bagus Marmoet dan 11 lainnya menyukai ini.
No comments:
Post a Comment