Forum Diskusi Bersama Pengamal Sholawat Wahidiyah ini di bangun untuk saling berdiskusi dan sharing tentang Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah . Juga dimaksudkan sebagai sarana KONSULTASI, INFORMASI dan KOMUNIKASI bersama tentang Pengamalan, Penyiaran, Pembinaan, Pendidikan Wahidiyah, dan masalah apa aja SECARA UMUM, yang penting BERMANFAAT, antar kita Pengamal Sholawat Wahidiyah dan juga masyarakat luas/umum tanpa pandang bulu dan golongan secara Ikhlas dan bijaksanan, Amiin !.
Saturday, February 1, 2014
004.09.117 - FATWA DAN AMANAT KANJENG ROMO KH. ABDUL LATIF MADJID RA TENTANG RIYADLOH
IX. 09.117 - "TAUSIYYAH/KULIAH WAHIDIYAH/FATWA AMANAT DAN DO'A RESTU
Tausyiah: JANGAN BERHENTI RIYADLOH. “…
Kalau kamu sejak di pondok sudah ahli riyadloh, jangan berhenti. Dan kamu mencoba berpuasa berbulan-bulan,bertahun-tahun kalua perlu. Namun oleh Allah belum difutuh apa yang kau inginkan, atau kau belum diberi karomah oleh Allah, hingga kau tampak seperti orang biasa, jangan putus asa. Pada saat kau membutuhkan, akan menampakkan semuanya itu kepada kamu. Jangan takut. Saya bukan hanya ngomong. Saya melakukan, merasakan. Saya dibesarkan di Kedunglo. Dimotivasi untuk riyadloh, berpuasa, uzlah. Ketika saya kelas 1 SMA, di makam Mbah Mundzir saya hanya minum kopi dan air putih, jarang makan. Kolo-kolo (kadang-kadang)saya diberi pisang goreng orang, itu selama 40 hari. Saya ingin diberi ilmu ladunni, hingga saya bertemu Nabiyullah Khidir AS. Aku mohon didoakan kepada Allah agar diberi ilmu ladunni. Tetapi tetap saya tidak punya apa-apa. Saya tidak bisa ngaji, saya tidak diberi karomah-karomahbatiniyah, hingga saya menjadi anaknya Kyai Madjid (Mbah Yahi Abdul Madjid QS wa RA) yang tidak punya masa depan. Masyarakat tidak percaya kepda diri saya. Anaknya Kyai Madjid tidak ampuh, anaknya Kyai Madjid tidak bisa mengaji. Itulah paradigma yang ada pada diri saya, ketika Mbah Yahi sugeng (hidup). Tapi apa? Setelah Allah menetapkan kepda saya, saya menggantikan Mbah Yahi Madjid di Kedunglo, di luar kesadaran saya sendiri, Allah memberikan sesuatu yang tidak pernah diberikan kepada orang lain selain saya. Karena itu kamu jangan takut. Allah akan tahu kapan akan memberi itu. Walaupun kadang-kadang puluhan tahun baru diberikan. Karena itu anak-anaku, jangan takut. Terus kamu mempeng, Insya Allah. Dan tidak ada orang besar yang tanpa prihatin, tanpa bersusah payah, tanpa kesulitan menjadi kemudahan tidak ada. “Innal ma’al ‘usri yusra”. Karena itu peganglah, sehingga jika kamu mengalami gagal dan belum berhasil, kamu tidak akan putus asa. Karena Allah akan mengaturkamu. Dan tawakallah kepada Allah, sebagaimana diterangkan dalam Kitab Al Hikam: “Laatadbir nafsaka wahua yudbirrulaka”, janganlah kamu mengatur dirmu, Allahlah yang akan mengatur kamu. Janganlah kamu mereka-reka dirimu, kalaupun merencanakan dan mereka-reka hanya sekedar yuktikkulla dzihaqqin haqqah. Tapi tawakalah kepada Allah. Allah mengatur kepada dirimu. Kamu akan diberi apa, kapan, ini Allah akan memberi. Diberi ilmu, diberi kedudukan, diberi kebahagiaan, Allah akan mengatur. Dan kapan datangnya? Tawakallah kepada Allah dengan terus memohon. Barang siapa yang sejak kecil mau riyadloh terus, maka di masa tuanya nanti akan menuai daripada itu. Barang siapa yang mudanya hanya senang-senang, kebetulan anak orang kaya misalnya, tidak mau belajar, tidak mau riyadloh, dia sulit untuk berhasil. Berhasil ilmunya, tapi keberhasilan dalam hidup masih ditentukan oleh qodho dan qodar-Nya Allah SWT. Anak-anakku. Inilah yang bisa saya sampaikan. Untuk menyongsong tahun baru ini. Mudah-mudahan kamu semua mendapat taufiq-hidayah Allah SWT, sehingga bisa melaksankaan apa yang saya sampaikan dan kita bisa melaksanakan perintah Mbah Yahi untuk berjuang Fafirruu Ilallah wa Rasulihi SAW aynamaa kaanu, di mana pun kita berada…….” Al-Faatihah….. Mujahadah….. (dinukil dari “Tausiyah”/Fatwa dan Amanat Hadratul Mukarram Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid RA, Majalah AHAM edisi 104|Dzulhijjah 1433)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment