004.10.1001 - INBOX - Ashroful Ubaidillah Muharom - Ahmad Dimyathi
SEMOGA PEMBICARAAN KAMI INI BERMANFAAT, DAN KEPADA PARA PEMBACA YANG BUDIMAN DIMOHON TUK MENDOAKAN SAUDARA KITA INI, TOLONG AMINKAN/BANTU MUJAHADAH, MKSIH JAZAA KUMULLOH. AMIIN !!!.
10.1001 "INBOX - SEMOGA PEMBICARAAN KITA BERMANFAAT" AMIIN !
Hari Ini, Kamis TGL. 30 JANUARI 2014
Ashroful Ubaidillah Muharom
08:18
Ashroful Ubaidillah Muharom
Assalamualaikum pak yahii mau tanya Do'a Kun Fayakun.Beliau Kanjeng Romo Yai RA di Madinah itu di amalkan setelah mujahadah aurad 717 atau bagaimana?
Ahmad Dimyathi
08:18
Ahmad Dimyathi
ANDA BENAR.... Mujahadah bilangan 7, 17 baru membaca DO'A KUN FAYAKUN....
BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM
Allahumma tajalani, Bi iroodatika, Biqudratika, Bihaulika, Biquwwatika, Waqahharika, Wajabbaarika, Innama amruhu idza arooda syaian ay yaquula lahu kun fayakun.
Yaa Allah, sinarilah, tajallilah diriku. Dengan kehendak-Mu. Dengan kekuasaan-Mu. Dengan daya-Mu. Dengan kekuatan-Mu. Dengan daya paksa-Mu. dan dengan kekuasaan-Mu. Hingga aku tidak ada keinginan dalam diriku ya Allah, kecuali qudrah-Mu, tidak ada daya dalam diriku kecuali haul-Mu, dan tidak ada kekuatan bergerak apapun kecuali kekuatan-Mu, dan aku punya daya paksa sebagaimana daya paksa-Mu, daya jabbar, menekan, tidak ada makluk yang tunduk dengan paksa-Mu.
Do'a Kun Fayakun Beliau Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid RA, Beliau baca ketika itu saat di Madinah.
Diwiridkan (dibaca ketika berdo'a atau boleh didahului Mujahadah bilangan 7, 17), Jika ini dikabulkan, apa yang di kehendaki akan jadi. Amiin...!.
Ashroful Ubaidillah Muharom
08:21
Ashroful Ubaidillah Muharom
terimakasih ,sengat membantu sekali untuk kami
Ahmad Dimyathi
08:21
Ahmad Dimyathi
SAMA2 ...APA KABAR MAS..
Ashroful Ubaidillah Muharom
08:22
Ashroful Ubaidillah Muharom
alhamdulillah baik pak
Ahmad Dimyathi
08:22
Ahmad Dimyathi
AMIIN... UJAN GAK...
Ashroful Ubaidillah Muharom
08:23
Ashroful Ubaidillah Muharom
mendung terus sudah beberapa hari ini dr pagi
Ahmad Dimyathi
08:24
Ahmad Dimyathi
SAMA
Ashroful Ubaidillah Muharom
08:25
Ashroful Ubaidillah Muharom
pak gimana ya caranya temen2 semangat kembali berjuang , terutama temen2 personil minta tip-tip nya dan trik nya
Ahmad Dimyathi
08:26
Ahmad Dimyathi
SALING ASIH - SALING ASAH - SALING ASUH, dengan berbagai macam cara....termasuk Fb seperti kita ini barang kali..... gmn..?
Ashroful Ubaidillah Muharom
08:29
Ashroful Ubaidillah Muharom
iya pak, sedang saya coba tularkan ke temen2 terutama personil
Ahmad Dimyathi
08:35
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
"99 KISAH DAN PETUAH"
12. ORANG-ORANG KUNO DI JAWA BARAT , BERPESAN KEPADA ANAK KETURUNANNYA , AGAR MENCARI AMALAN SHOLAWAT ARBA'IIN .
DARI DULU HINGGA SEKARANG BELUM ADA AMALAN SHOLAWAT YANG DISEBUT ARBA'IIN .
Setelah kami sodorkan lembaran amalan Sholawat Wahidiyah , seorang Ulama yang Tinggal di Sarampat cianjur jawa barat , langsung terperanjat merangkul kami sambil mengangis setelah melihat dan membaca tata cara pengamalan .
sebab arti kata ARBAIIN = 40 . Dalam Amalan Sholawat Wahidiyah lebih ditonjolkan pelaksanaannya selama 40 hari . maka beliau yakin bahwa inilah Sholawat ARBA'IIN yang pernah dipesankan oleh leluhurnya sekitar 50 tahunan yang lalu kalau dak salah .
Alhamdulillah , beliau langsung meminta kami temani selama 2 X(hari )
selebihnya kita arahkan melalui hp . Belum ada 40 hari beliau sudah diikuti oleh sebagian besar orang di sarampat.
beliau menceritakan via handphone , bahwa setiap hari mengamalkan , beliau didatangi sinar terang mendekati rumahnya hingga banyak tetangga ikut berkunjung dan ikut mengamalkan .
Sallim 'ala man yaqrouuna bihadzihissholawatil wahidiyah.> Semoga Alloh membuka jalan keselamatan bagi siapa saja yang membaca amalan Sholawat Wahidiyah .
wayasyhaduuna man hua ghoutsu Hadzaz Zaman rodhiyallohu anhu= Semoga juga dibuka seluas luasnya terutama bagi orang yang diberi kesempatan untuk bersaksi kepada Ghouts Hadzaz Zaman RA.
Aamiin Yaa Robbal 'alamiin.
Suka · · Bagikan · 24 Januari pukul 20:22
Anto Pashter Tanah Bumbu, Arya Gading, Yulia Nuzulul dan 58 lainnya menyukai ini.
2 berbagi
Mtq Mania AAMIIIN...
24 Januari pukul 20:33 · Suka
Muhamad Nuril Syafaul Karim subhanallah.
24 Januari pukul 21:27 · Suka
Fanny Dwi amiin
24 Januari pukul 21:45 · Suka
Wido Wantomo FAFIRRU ILALLAAH amin.
25 Januari pukul 3:04 · Suka
Gulasku Yaa sayyidii yaa Rosuulalloh
25 Januari pukul 6:44 · Suka
Ahmad Istofa AMIN
25 Januari pukul 7:52 · Suka
Ipay Azza Yaa Sayyidii Yaa Rasulallah ini kisah yg saya alami sewaktu ke cianjur bersama pak sulhan idris PW bali
25 Januari pukul 8:24 · Suka
Raden Batulawang Yaa sayyidii yaa rosulalloh
25 Januari pukul 10:28 · Suka
Ahmad Dimyathi YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !.
Ahmad Dimyathi
08:32
Ahmad Dimyathi
No. Urut : 07.05.40
07.40 "PENGUMUMAN ADMIN"
Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
SILAHKAN PARA PEMBACA DAN SELURUH ANGGOTA IKUT AKTIF BERPERAN MENULIS DAN MEMPOSTING DI FORUM INI, SERTA KUNJUNGI BLOG "FORUM DISKUSI BERSAMA PENGAMAL SHOLAWAT WAHIDIYAH" YANG SANGAT BESAR MANFAATNYA. AMIIN !!!.
Alamat /Link Klik disini : http://nurnadhroh.blogspot.com/
Untuk memudahkan MENULIS DAN MEMBAHAS postingan tersebut kami kelompokkan dan kami beri JUDUL DENGAN POKOK BAHASAN sbb. :
01. 317 "BAHASAN UTAMA - KULIAH WAHIDIYAH"
001.01.317 - PENDAHULUAN - Hal Menjernihkan Hati
002.01.317 - Peranan Hati Dalam Jejak Langkah Kehidupan
003.01.317 - Kejernihan Hati Dan Kebersihan Lahir
004.01.317 - Sholawat Wahidiyah
005.01.317 - Tek Sholawat Wahidiyah
02. 373 "PENGAJIAN ALHIKAM DAN KULIAH WAHIDIYAH AHAD PAGI"
001.02.373 - JANGAN DIREMEHKAN - (Pengajian Kitab Al- Hikam dan Kuliah Wahidiyah Ahad Pagi)
03. 3001 "ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR, KAMI MENJAWAB DAN MENANGGAPI"
001.03.3001 - ANDA MENGOMENTARI DAN MENYATAKAN (Saudaraku Cak Ode)
002.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR (Saudaraku Zamzamy Oud Bynazziek)
003.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR (Saudaraku Faiq Brandal Loka Jaya)
004.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Galih Gin)
005.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Rodhiiya DokterLizztrikk)
006.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Ahmad Harmawan).
007.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Galih Gin)
008.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Zamzamy Oud Bynazziek)
04. 1001 "FOTO-FOTO KEGIATAN PERJUANGAN WAHIDIYAH"
05. 999 "KISAH DAN PETUAH"
001.05.999 - FIRASAT SANG KYAI MA'RIFAT "MBAH MA'ROEF RA"
002.05.999 - DO'A HABIB BUAT GUS MADJID
003.05.999 - GEGER KARENA NAMA
004.05.999 - Do'a Agus Abdul Latif di Tanah Suci
005.05.999 - Anak Macan
006.05.999 - GUS DUR PENGAMAL DAN PEJUANG WAHIDIYAH YANG HANDAL
007.05.999 -Mbah KH. Mohammad Ma'roef Ra Kedunglo Ikut Berperan Aktif dan Memprakarsai Berdirinya Masjid Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
05.008.05.999 - Sebelum Menjadi Presiden Terpilih TAHUN 2004 Bapak DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono mewiridkan “YAA SAYIDII YAA ROSULULLOH”
06. 100 "BIOGRAFI TOKOH SUFI DUNIA"
07. 40 "PENGUMUMAN DAN PERINGATAN ADMIN"
001.07.40 - PERINGATAN ADMIN - LAKSANAKAN TATA TERTIB FORUM !
002.07.40 - PENGUMUMAN DAN PERINGATAN ADMIN
Alamat Link FORUM DISKUSI Klik disini : http://nurnadhroh.blogspot.com/
003.07.40 - PENGUMUMAN ADMIN - MAKSUD DAN TUJUAN FORUM DISKUSI
004.07.40 - PENGUMUMAN ADMIN - IZINKAN SECARA MUTLAK/UMUM TUK SHARE/BERBAGI/COPY PASTE TULISAN2 DI BLOG FORUM DISKUSI....
08. 717 "PENGALAMAN ROHANI/RUKYAH SHOLIHAH/PENGALAMAN SEPIRITUAL"
001.08.717- MELAPORKAN PENGALAMAN ROHANI/PENGALAMAN SEPIRITUAL/RUKYAH SHOLEHAH (HASANAH) DARI MANFAAT, BERKAH DAN ASRORNYA MUJAHADAH SHOLAWAT WAHIDIYAH.
002.08.717 - YANG KONTRA PUN AKHIRNYA MENJADI PENGAMAL WAHIDIYAH
09.117 - "TAUSIYYAH/KULIAH WAHIDIYAH/FATWA AMANAT DAN DO'A RESTU
001.09.117 - TAUSIYYAH GUS DUR (KH. ABDUR RAHMAN WAHID)
002.9.117 - KULIAH WAHIDIYAH OLEH KYAI RAHMAT SUKIR SAAT PELAKSANAAN MUJAHADAH KUBRO 2012
10. 1001 "INBOX - SEMOGA PEMBICARAAN KITA BERMANFAAT"
001.10.1001 - INBOX - LAYANG JAMUS KALIMOSODO
002.10.1001 - INBOX - Dewi Kunti
003.10.1001 - INBOX - ALDY BSY
11. 51 "AUROD-AUROD MUJAHADAH, ASMA'-ASMA', DO'A-DO'A MBAH YAHI QS WA RA, KHUTHBAH IFTITAH ALA WAHIDIYAH, AUROD BA'DA SHOLAT MAGHRIB"
12. 313 "POSTINGAN ANDA AMAT BAGUS DAN SANGAT BERMANFAAT"
001.12.313 - SEMOGA PENGONTRAS MENJADI SADAR - Rawa Rubi
002.12.312 - JENDELA DUNIA AKHERAT - Chura Bhaya dikirim ke Manula Greng
003.12.313 - PEMABUK SEMBUH SEBAB BERKAH DAN ASRORNYA MUJAHADAH PENGAMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH 40 HARI - Anto Pashter Tanah Bumbu
004.12.313 - PERINGATAN ALLOH SUBHANAHU WA TA'ALA & RASUL-NYA BAGI PARA PEPIMPIN - by. Mas Iman - dikirim ke Ahmad Dimyathi
13. 50 "PUISI, MUTIARA KATA DAN LAGU-LAGU ISLAMI"
001.13.517 - TEMBANG "LIR ILIR" - Di Posting : Dany Irianto
14. 201 "ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI "
001.14.201 - CERDAS RUHANIAH DENGAN SHOLAWAT WAHIDIYAH
15. 401 "TAFSIR AL-QURAN DAN AL-HADITS"
16. O77 "CERPEN, ASAH ASUH, KHUTHBAH"
17. 033 "BAITII JANNATII, DLL...".
SEKALI LAGI, KAMI MOHON ANDA BERKENAN AKTIF MENGIRIM POSTINGAN ATAU MENGOMENTARI TULISAN YANGA ADA, YANG SESUAI POKOK BAHASAN DIMAKSUD. KUMPULAN DARI POSTINGAN ANDA YANG DIANGGAP BAGUS AKAN DIARSIPKAN DIDALAM BLOG FORUM DISKUSI TERSEBUT.
nda kami ucapkan ribuan terima kasih teriring do'a Jazaa kumulloohu khoirooti wa sa'aadaatid dun-ya wal aakhiroh. Amiin !. Fafirruu Ilalloh !.An. ADMIN Forum Diskusi Bersama....(AHMAD DIMYATHI, S. Ag).
Ashroful Ubaidillah Muharom
08:40
Ashroful Ubaidillah Muharom
terimakasih pak ini sy simpan
Ahmad Dimyathi
08:40
Ahmad Dimyathi
Fafirruu Ilalloh wa Rosuulihi SAW.......Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh !
PESAN UNTUK SAUDARAKU SEMUANYA AJA TANPA KECUALI.....
BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM
Mkasih dan Jazakumullahu Khoirooti wa sa'aadaatid dun-ya wal aakhiroh... atas kunjungan anda ke DINDING forum ini... Tulisan disini ibarat setetes air di lautan dunia maya, tak ada artinya di banding yg ada sekarang. Akan tetapi sejuta harapan mendorong kami untuk terus menulis dan menulis... semoga Allah memberkati usaha yg tak seberapa ini untuk membenahi diri sendiri n umat masyarakat. Namun, apakah arti sebuah tulisan jika tidak dibaca ??? Lalu apakah arti sebuah bacaan jika tidak berkesan yang mendalam ??? Dan apakah arti sebuah kesan jika hanya dipendam ??? Oleh karenanya, sudilah SAUDARA-SAUDARAKU semuanya menuliskan KOMENTAR, TANGGAPAN, KRITIK, SARAN, PERTANYAAN DLL walau sepatah dua patah kata/kalimat, semoga dengan komentar, pertanyaan Saudara kami jadi semakin bersemangat dalam menulis, dan mengoreksi hal-hal yg perlu dikoreksi. Mksih..jazaa kumulloh... Wassalaamu'alaikum wr. wb.
Ashroful Ubaidillah Muharom
08:56
Ashroful Ubaidillah Muharom
pak mau tanya dasar hadist YAA SAYYIDII itu dr mana ya?
Ahmad Dimyathi
08:57
Ahmad Dimyathi
oo ya insya Alloh tar ya...mau ngajar dulu ni....
Ashroful Ubaidillah Muharom
08:59
Ashroful Ubaidillah Muharom
monggo...saya tunggu pak
Ahmad Dimyathi
08:59
Ahmad Dimyathi
boleh
Hari Ini, Kamis tgl. 30 januari 2014
Ahmad Dimyathi
16:26
Ahmad Dimyathi
“YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH”
MASALAH SAYYIDINAA DAN
“YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH”
A. BACAAN SAYYIDINAA
Arti kalimat “Sayyid” adalah (الَّسيِّدهُوَ مَنْ فــَاقَ على غَيْرِه ) artinya “Sayyid adalah orang ang tertinggi / termulia dari yang lain. Orang tertinggi kedudukannya di suatu desa dinamakan “Sayyidul-qoryah”, yang tertinggi di suatu negara didsebut “Sayyidul-balad” dan seterusnya. Sedangkan sudah dimaklumi orang yang tertinggi di kalangan makhluq adalah SAYYIDUL KHOLQI AJMA'IIN, SAYYIDUL WUJUD YAITU Rosululloh SAW.
Dalam sholawat Ma’tsuroh (yang redaksinya disusun oleh Rosululloh sendiri) tidak ada yang memakai kalimah ‘’Sayyidina”. Hal ini menunjukkan keluhuran budi Rosululloh SAW yang tidak pernah menonjolkan diri. Beliau selalu ber-tawadlu’, lemah lembut kepada siapapun. Suatu sikap budi luhur yang seharusnya ditiru oleh para ummatnya.
Adapun kita sering membacanya dengan tambahan kata “SAYYIDINA”, kata itu tambahan oleh para shahabat Nabi SAW, sebagai cetusan rasa ta`dhim dan mahabbah. Sudah sewajarnya kita para ummatnya menyebut Baginda Nabi SAW dengan “Sayyidina” atau kata lain yang maksudnya sama, misalnya “Kanjeng”, “Gusti”, “Bendara”, “Baginda” dan sebagainya. Sedangkan terhadap pahlawan bangsa kita sering menggunakan “Pangeran” seperti “Pangeran Diponegoro”, Kanjeng Sultan dan sebagainya. Lebih-lebih terhadap Rosulullah SAW. Bukankah Baginda Nabi Muhammad e, sebagai “Sayyidul Anbiyaa Wal Mursaliin”, Pemimpin-nya para Nabi dan para Utusan ِAlloh, bahkan “Sayyidul Kholqi Ajma`iin”, Sayyid atau Pemimpinnya seluruh makhluq!
Jadi penggunaan kalimah “Sayyidina” terhadap Baginda Nabi SAW baik di dalam bacaan sholawat ataupun di luar bacaan sholawat, merupakan cetusan rasa ta’dhim (memuliakan) dan rasa mahabbah / cinta yang mulus. Bukan dan tidak boleh diartikan sebagai merubah yang asli atau mengada-adakan.
Pada kesempatan lain Rosulullah SAW , bersabda:
أنا سـيد ولـد أدم ولا فـخـر.. الحديث رواه أحـمد والترمـذي وابـن مـاجـه عـن أبي سـعـيد الحـذري
“Aku adalah Sayyid bagi anak cucu Adam dan tidak membanggakan diri……” (Riwayat Imma Ahmad dan Tirmidzi dan ibnu Majah dari Abu Sa’id al Khudri).
Alloh I melarang / tidak memper-bolehkan memanggil Baginda Nabi SAW, hanya dengan menyebut “Yaa Muhammad “ atau “Yaa Abal Qosim” dan panggilan lain yang tidak mengandung nilai ta’dhim (memuliakan).
Firman Alloh I,:
لاَّ تَجْعَلُواْ دُعَآءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَآءِ بَعْضِكُمْ بَعْضاً
.....الأية (24-النور: 63)
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rosul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain)….” (Q.S. 24 –An-Nur, 63)
Di dalam ayat lain disebutkan larangan Alloh I :
يآأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَرْفَعُواْ أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلاَ تَجْهَرُواْ لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَن تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تَشْعُرُونَ. (49- الحـــجــــرات :2)
Artinya kurang lebih:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suara kamu melebihi suara Nabi e dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak terhapus (pahala) amal-amal kamu sekalian dan kamu sekalian tidak menyadari”. (49-Al-Hujurot :2)
Kedua ayat tersebut bertitik berat pada bidang adab terhadap Rosulullah SAW. Memanggil nama Beliau SAW dengan “njangkar” istilah orang Jawa, memanggil tanpa disertai penghormatan, dan berbicara keras terhadap Baginda Nabi SAW, adalah sangat tidak sopan dan merupakan su-ul adab yang bisa mengakibatkan terhapusnya amal-amal kebaikan.
Kita para umat wajib menghormat dan memuliakan Baginda Nabi SAW. Syekh Abul Abbas At-Tijani berkata sebagaimana disebutkan di dalam kitab Sa’aadatud-Daaroini, halaman 11, bahwa “siyaadah” (sebutan Yaa Sayyidii atau Sayyidina) adalah termasuk ibadah. Sebab maksud pokok dari bacaan sholawat adalah menghormat, mengagungkan Baginda Nabi SAW. Jadi apabila meninggalkan kata siyaadah di dalam bacaan sholawat, berarti kurang menghormat / kurang memuliakan kepada Beliau SAW. Ini perlu kita perhatikan !
Adapun mewmperbanyak nida’ “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH” sebagaimana yang banyak dilakukan oleh Pengamal Wahidiyah itu tidak berarti meninggalkan Alloh atau menomor duakan alloh, Itu tridak. Karena dengan menyebut nida’ tersebut sekali gus berdzikir kepada Aloh.
Perhatikan dalam sudsunan kalimatpun juga ada lafadh “ALLOH”. Disamping itu berdzikir / ingat kepada Rasululloh juga termasuk berdzikir kepada Alloh.
Sabda Nabi :
مَنْ ذَكــَـرَنِى فـَـقـــَدْ ذَكــَـرَ الله َ وَمَنْ أَحَبـَّـنِى فـَقــَدْ أَحَبَّ الله َ وَالــْمـــُصَلــِّى عـَـلــَيَّ نـــَاطِـقٌ بــِذِكـــْر ِ الله ِ (ســعــادة الــداريـــن 512)
Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa menyebut namaku (dzikir / ingat kepadaku), maka sesungguhnya ia telah menyebut / berdzikir kepada Alloh, dan barangsiapa mencintai aku, maka sesungguhnya ia telah mencintai Alloh, dan orang yang membaca sholawat kepadaku termasuk berdzikir kepada Alloh”. (Sa’adatud Daroini 512).
Lebih dari itu orang yang banyak berdzikir kepada Beliau akan diberi rasa mahabbah kepada Beliau. Sedangkan rasa mahabbah kepada Beliau termasuk tali pengikat iman kepada Alloh.
Bersabda Rosullullah SAW :
مـَـنْ أَحَـبَّ شَـيْئاً أَكْــثَرَ مِــنْ ذِكْـــــرِهِ (رواه الد يلمي عن عا ئشة)
“Barang siapa mencintai sesuatu, dia banyak menyebut / mengingat sesuatu itu”. (Riwayat Dailami dari Aisyah R.A)
أَلاَ لاَ إِيـْمَـانَ لِـمَـنْ لاَ مَحَـبَّـةَ لَـهُ , لاَ إِيـْمَـانَ لِـمَـنْ لاَ مَـحَـبَّـةَ لَـــهُ ( الصا وي الثـا لث : 41 )
“Perhatikanlah, tidak disebut beriman orang yang tidak mempunyai rasa cinta…( Showi juz 3 halaman 41 )
Rasululloh SAW bersabda :
لاَ يـُؤْ مِنُ أَحَـــدُكُـمْ حَـتَّى أَكُــوْنَ أَحَــبَّ إِلَـيْـهِ مِــنْ نـَفْـسِهِ وَمَـالِـــهِ وَالـنَّاسِ أَجْـمَـعِـــيْنَ . (رواه البخاري ومسلم وأحمد والتر مذي وابن ماجه عن انس y)
“Tidaklah sempurna iman salah satu dari kamu sekalian sehingga Aku lebih dicintai dari pada dirinya sendiri, hartanya dan manusia semuanya”. (Riwayatbukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Anas).
Uraian tentang mahabbah secara lengkap Insya Alloh akan dibahas di Masalah Mahabbah.
Ahmad Dimyathi
16:32
Ahmad Dimyathi
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
Dasar Pengamalan Nida’ “Yaa Sayyidii Yaa Rasulullah”
Mengamalkan dzikrullah dengan kalimat nida’ “Yaa Sayyidii Yaa Rasulullah” merupakan pelaksanaan tuntunan Rasulullah Saw.
1. Allah Swt melarang meninggikan suara dihadapan Rasulullah Saw.
Dalam al-Qur’an, Allah Swt ketika memanggil Rasulullah Saw dengan panggilan kehormatan, misalnya : يَأَيُّهَا النَبِيُّ = wahai Nabi, يأَيُّهَا الرَسُولُ = wahai Rasul, يَأَيُّهَا المُدَثِّرُ = wahai orang yang berselimut (menggigil karena takut kepada Allah). Sedangkan kepada nabi yang lain, Allah Swt memanggil dengan namanya saja. Misalnya, wahai Ibrahim, wahai Musa, wahai Isa, wahai Nuh, wahai Adam.
Allah Swt yang memiliki sifat serba Maha saja, memanggil Rasul-Nya dengan panggilan kehormatan, apalagi ummat yang mengikuti sunnahnya. Bahkan memanggil (nida’) kepada Rasulullah Saw dengan suara keras (sombong), tanpa disertai penggilan kehormatan dan keagungan, merupakan sikap yang dapat merusakkan amal kebaikan Hal ini tercermin dalam :
a). Firman Allah, Qs. an-Nur/ 63 dan al-Hujurat/ 2-3 :
لاَتَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا : Janganlah kamu semua menjadikan panggilan kepada Rasul diantara kamu, sebagaimana kamu memanggil kepada yang lain.
يَأَيُّهَا الذِيْنَ أَمَنُوا لاَتَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوقَ صَوْتِ التَبِيِّ وَلاَ تَجْهَرُوا لَهُ بِالقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لاَ تَشْعُرُوْن
َ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan suaramu diatas suara Nabi, dan janganlah kalian mengeraskan suara dihadapannya. Sebagaimana kalian dengan lainnya. Salah-salah hal demikian dapat merusak amalmu, sedangkan kamu tidak menyadarinya.
إِنَّ الذِيْنَ يَغُضًّونَ أَصْوَاتَهُُمْ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ اُولَئِكَ الذِيْن امْتَحَنَ اللهُ قُلُوْبَهُمْ لِلتَقْوَى, لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيْمٌ
Sesungguhnya orang yang merendahkan suara dihadapan Rasulullah, merekalah orang yang telah diuji ketaqwaannya oleh Allah. Kepada mereka ampunan dan pahala yang agung.
2. ٍSecara ruhani Rasulullah Saw adalah Pimpinan Mahluk
a). Kata sayyid (pimpinan) memiliki makna ganda: hakikat (semestinya) hanya boleh ditujukan kepada Allah Swt, dan majaz (kiasan) yang dapat ditujukan kepada mahluk yang berhak menyandangnya.
Makna hakikat. Dalam hadis riwayat Imam Nasa, dijelaskan bahwa sahabat Mathraf Ra berkata : bahwa para sahabat berkata kepada Rasulullah Saw :
أَنْتَ سَيِّدُنَا, قَال : السَيِّدُ اللهُ: Paduka adalah pimpinan kita. Jawab Rasulullah Saw : Pimpinan adalah Allah. (kitab Amalul Yaum wal Lailah, nomer hadis : 248).
Sekelompok orang berkata kepada Rasulullah Saw :
يَامُحَمَّد أَنتَ سَيِّدُنَا وَابْنُ سَيِّنَا أَنْتَ خَيْرُنَا وَابْنُ خَيْرِنَا, قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَأَيُّهَا النَاسُ قُولُوا بِقَولِكُمْ وَلاَتَسْتَهْوِِيَنَّكُمْ الشَيْاطِيْنُ أنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدُ اللهِ, أَنَا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولِهِ, وَمَا أَحَبُّ أَنْ تَرْفَعُونِي التِي أَنْزَلَنِيْهَا اللهُ.
Wahai Muhammad, Engkau adalah pimpinanku dan anak dari pimpinan kami, engkau adalah orang terbaik kami dan anak dari orang terbaik kami. Jawab Rasulullah Saw : Wahai manusia, berkatalah dengan perkataanmu. Dan janganlah terbujuk setan. Aku adalah Muhammad Ibn Abdullah, aku adalah hamba Allah dan untusan-Nya. Aku tidak senang jika kalian meninggikanku diatas kedudukan yang Allah telah menempatkanku padanya. (kitab Amalul Yaum wal Lailah, nomer hadis : 249).
Penghormatan dan pengagungan yang dilarang, jika melebihi batas ketentuan oleh Allah Swt. Misalnya pengagungan dan penghormatan yang mengarah kepada pemahaman bahwa Rasulullah Saw sejajar dengan Allah Swt, apalagi melebihi-Nya. Sebagaimana kecaman Allah kepada kaum nasrani yang menganggap Nabi Isa As sama dengan Allah Swt. Allah Swt berfirman Qs. al-Maidah/ 17 :
لَقَدْ كَفَرَ الذِيْنَ قَالُا إِنَّ اللهَ هُو المَسِيْحُ بْنُ مَرْيَمَ. : Sungguh kafir orang-orang yang menganggap bahwa Allah adalah Isa Ibn Maryam.
Makna majaz. Kata sayyid dapat ditujukan kepada mahluk yang patut menyandangnya.
a. Allah Swt berfirman Qs. Ali Imran/ 39
إِنَّ اللهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَ مُِصَدِّقًا بِكَلِمَةِ مِنَ اللهِ وَسَيِّدًا وَحَصُوْرًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَلِحِيْنَ
Sesungguhnya Allah memberi kebahagiaan kepadamu dengan Yahya yang membenarkan kalimat dari Allah, yang menjadi pmpinan, orang terhormat dan Nabi dari orang yang shalih.
b. Rasulullah Saw bersabda : يَوم الجُمْعَةِ سَيِّدُ الاَيَّامِ : Pimpinan hari adalah hari jum’ah. (HR.Bukhari).
c. Rasulullah Saw bersabda: أَنَا سَيِّدُ العَالَمِيْنَ : Aku adalah pimpinan mahluk alam semesta. (HR.Baihaqi, kitab kasyful khifa’/ al-Ajuluni, nomer hadis 617).
d. Rasulullah Saw : أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ أَدَمِ أَنَا أَوَّلُ شَافِعٍ أَنَا اَوَّلُ مُشَفَّع : Aku pimpinan anak Adam. Aku orang pertama yang memberi pertolongan. Aku orang pertama yang mendapat pertolongan Allah. (Sunan Abu Daud juz IV, bab syafaat. Dan HR. Bukhari).
Penjelasan hadis ini, menerangkan bahwa maksud kalimat pada hari kiamat, adalah : Diakhirat yang Allah Swt mutlak sebagai Penguasa Tunggal tetap memfungsikan ketinggian dan keagungan Rasulullah Saw, apalagi didunia. (Kitab Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari).
e. Rasulullah Saw bersabda (saat itu bersama Sayyidina hasan Ibn Ali) :
إِنَّ هَذَا ابْنِي سَيدِّ ٌ: Sesungguhnya anakku ini adalah pimpinan (HR. Nasai/ Amalul Yaum wal Lailah, nh : 256).
f. Rasulullah Saw bersabda :
لاَيَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ عَبْدِي وَأُمَّتِي وَلاَ يَقُل المَمْلُوكُ رَبِّي, وَلَكِنْ لَيَقُل المَالِكُ فَتَايَ وَفَتَاتِي وَالمَمْلُوكُ سَيِّدِي وَسَيِّدَتِي, فَإِنَّكُمْ المَمْلُكُونَ وَالرَبُّ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
Sungguh, janganlah kalian memanggil “abdiku dan ummatku” (kepada bawahan), Dan janganlah memanggil “rabbii”/ Penguasaku/ Tuhanku (kepada atasan). Tetapi, panggillah (kepada bawahan) “remajaku”, dan “sayyidii/ sayyidatii”= pimpinan (kepada atasan). Karena kamu semua dikuasai atau dimiliki oleh Allah. Dan Penguasa adalah Allah Swt. (kitab Amal al-Yaum, nomer hadis 256).
قُومُوا إلَي سَيِّدِكُمْ : Berdirilah (hormatlah) kepada pimpinanmu. (HR. Bukhari dan Muslim).
f. Tidak boleh memberikan gelar sayyid kepada orang munafik.
Rasulullah Saw bersabda : وَلاَتَقُولُوا لِلْمُنَافِقِ سَـيِّدَنَا : janganlah kalian memanggil kepada orang munafiq : “pimpinan kita”. (Kitab Amalul Yaum wal lailah, nomer hadis : 245).
3. Setiap muslim (secara ruhani) dekat dengan Rasulullah Saw.
Semestinya telah banyak ayat al-Qur’an dan hadis yang menjelaskan tentang kedekatan Rasulullah Saw (secara ruhani) kepada setiap mukmin dari dahulu sampai akhir zaman. Hanya akal dan pemahaman manusia saja yang telah membelakanginya, hingga terperosok kedalam pemahaman yang batal.
a. Allah Swt berfirman, Qs. an-Nisa/ 80 :
مَنْ يُطِع الرَسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَا كَ عَلَيْهِمْ حَقِيْظًا
Barang siapa yang taat kepada Rasul, maka berarti telah taat kepada Allah. Barang siapa yang membelok (dari ketaatan), maka engkau tidak Kami utus untuk mengawasi mereka.
Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang berpaling dari ketaatan (dalam keadaan maksiat), Allah tidak memerintahkan Rasulullah Saw sebagai pemilihara mereka. Mafhum mukhalafah (pemahaman kebalikan), bahwa orang yang dalam ketaatan, Rasulullah Saw diperintah sebagai pemilihara/ penjaga.
Imam Qurthubi menjelaskan makna حَفيِظاً pengawas, dengan :
حَافِظًا وَرَقِيْبًا لآَعْمَالِهمْ - Penjaga dan pengawas terhadap amal perbuatan mereka. (Kitab tafsir al-Qurthubi).
b. Allah Swt berfirman, Qs. al-Fatah/ 8-9 :
اِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبـشّرًا وَنَذيْرًا لتُؤْمِنُوا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ
Wahai Nabi, sesungguhnya Aku (Allah) mengutus Engkau (Muhammad) menjadii saksi, dan sebagai penyampai berita gemgira (penghibur) dan pemberi peringatan. Agar mereka semua beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Al-Ghauts fi Zamnihi Imam Qurthubi Ra :
وَهُوَ شَاهِدٌ عَلَى أَفْعَالِهِمْ اليَوْمَ وَشَهِيْدٌ عَلَيْهِمْ يَوم َالقِيَامَةِ : Beliau Rasulullah menyaksikan perbuatan manusia pada hari ini dan pada hari kiamat. (tafsir al-Qurthubi)
Al-Ghauts fi Zamanihi Syeh Yusuf an-Nabhani Ra menjelaskan (Sa’adah ad-Daraini, hlm : 461- 62)
وَالشَاهِدُ لاَ بُدَّ أَنْ يَكُوْنَ حَا ضِرًا لِلمَشْهُودِ عَلَيْهِ وَنَاظِرًا لِلمَشْهُودِ بِه ِ فَعُـلِمَ أَنَّهُ صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لِئُ كُل العَالمِ وَحَاضرٌ فِي كُل زَمَانٍ
Rasulullah Saw sebagai saksi. Artinya senantiasa hadir serta melihat orang yang disaksikan. Sesungguhnya (jiwa) Rasulullah Saw itu memenuhi alam semasta dan hadir disetiap zaman.
وَبِالجُمْلَةِ وَالتَفْصِيْلِ فَهُوَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَسَلَّمَ مَوْجُوْدٌ بَيْنَ أَظْهَرِنَا حِسًّا وَمَعْنًى جِسْمًا وَرُوْحًا سِرًّا وَبُرْهَانًا
Dengan melalui dasar yang jelas, Rasulullah Saw berada diantara kita, baik secara hissy (indrawi) atau maknawi (metafisik), secara jasmani maupun rohani, atau secara rahasia atau nyata.
Al-Qadli Abul Fadlol ‘Iyadl al-Yahshabi menjelasan bahwa Syeh Sahal at-Tustari berkata :
مَنْ لَمْ يـَرَوِلا َيَةَ الرَسُول عَلَيْهِ فِي جميْعِ الاَحْوالِ وَيرَى نـَفْسَهُ فِي مُِلْكِهِ صَلى اللهُ عََليْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَـذُ وقُ حَلا َوَةَ سُـنـََّتِهِ لآنَّ النَبِيَ صَلى الله عَلَيْه وَسَلَّمَ قَال َ : لاَ يُؤْمِنُ أَحـَدُكمْ حـَتَّىأنْ أَكُـونَ أحَبَّ اِلَيْهِ مِنْ نَفْسِه
Barang siapa tidak memahami, bahwa penguasaan Rasulullah atas dirinya, dalam segala hal, dan tidak memahami bahwa dirinya dalam kepemilikan Rasulullah, maka ia tidak akan merasakan manisnya sunah Rasulullah Saw. Nabi Saw bersabda : Tidak iman kamu semua, sehingga Aku lebih dicintai dari pada dirinya sendiri. (Kitab as-Syifa’ bab mahabbah Rasul).
Al-Ghauts fi Zamnihi Imam Abu Hamid al-Ghazali Ra menjelaskan :
قَدْ مَنَعَ كَمَالُ الاِ يْمَانِ بِشَهَا دَةِ التَوحيْد لا َاِلَهَ اِلاَ الله مَالَم تقْـتَرِن بِشَهَادةِ الرَسُول ِمُحَمَّد رَسُولُ الله
Sangat terlarang menyempurnakan iman hanya dengan sahadah tauhid (tiada Tuhan selain Allah), tanpa disertai sahadah risalah (Muhammad adalah utusan Allah). (Ihya’/ Qawa’idul Aqa’id).
4. Rasulullah Saw sebagai media dzikr dan ma’rifat kepada Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda :
أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَلاَمُ فَقَالَ إِنَّ رَبِّي وَرَبَّكَ يَقُوْلُ لَكَ تَدْرِي كَيْفَ رَفَعْتُ ذِكْرَكَ؟ قُلْتُ أَللهُ وََسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ لاَ اُذْكَرُإِلاَّ ذُكِرْتَ مَعِي.
Jibril As telah datang kepadaku dan berkata : sesungguhnya Tuhanku dan Tuhanmu bersabda untukmu : Tahukah kamu (Muhammad),bagaimana Aku meninggikan sebutanmu?. Aku menjawab : Allah dan utusannya lebih mengetahui. Allah bersabda : Tidak Aku anggap dzikir kepada-Ku, kecuali engkau (Muhammad) didzikir bersama Aku. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Ya’la. Kitab Jam’us Shaghir juz I bab alif, dan kitab as-Syifa’ juz I, bab I, pasal I).
Dalam kitab as-Syifa’ dijelaskan penjelasan para ulama tentang makna hadis diatas :
a. Syeh ‘Atha’ al-Adami menjelaskan : bahwa seakan-akan Allah Swt bersabda :
جَعَلْتُ تَمَامَ الإِيْمَانِ بِذِكْرِكَ مَعِي, جَعَلْتُكَ ذِكْرًا مِنْ ذِكْرِي فَمَنْ ذَكَرَكَ ذَكَرَنِي
Aku jadikan sempurnanya iman dengan “dzikir kepadamu bersama Aku”. Aku menjadikanmu sebagai media dzikir kepada-Ku. maka barang siapa ingat kepadamu, berarti ia ingat kepada-Ku.
b. Imam Ja’far Shadiq Ibn Ali Ibn Husain Ibn Ali Ibn Abu Thalib Kw menjelaskan :
لآَيَذْكُرُكَ أَحَدٌ بِالرِسَالَةِ إِلاَّ وَذَكَرَنِي بِالرُّبُوْبِيَةِ : Tidak ingat kepadamu melalui kerasulan (mu), kecuali ia telah ingat kepada-Ku dengan (rahasia) ke-Tuhanan-Ku
Al-Ghauts fi Zamnihi Syeh Yusuf Ismail an-Nabhani Ra dalam kitabnya, (w. 1942 M), menjelaskan bahwa para waliyullah dan kaum sufi, sepakat berfatwa :
a. Muslim yang dapat menyadari kebersamaannya dengan Rasulullah Saw secara ruhaniyah, merupakan jalan untuk mencapai derajat iman, islam dan ihsan yang sempurna.
لاَيَكْمَلُ العَـبْدُ مَقَامَ العِرْفَانِ حَتَّىيَصِيْرَ اَنْ يَجْتَمِعَ بِرَسُولِ اللهِ صلى اللهُ عَليهِ وَسَلَّمَ بِحَسَابِ الرُوحانية
Tidak sempurna maqam irfan (makrifat) seorang hamba (kedekatan kepada Tuhan) sehingga ia dapat bersama dengan Rasulullah Saw secara ruhaniyah. (Sa’adah ad-Darain hlm : 435)
b. Wushul (sadar) kepada Rasulullah Saw berarti merasakan sadar wushul kepada Allah Swt.
وَمَعْلُومٌ أَنَّ مَنْ ذَاقَ لَذَّةَ وِصَالَ المُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاَلِهِ وَسَلَّمَ ذَاقَ لَذَّةَ وِصَالَ رَبِّهِ تََعَالى وَمَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الوِصَالَيْنِ لَمْ يَذُقْ لِلْمَعْرِفَةِ مِنْ أَعْظَمِ الوَصَلِ التَعَلُّقِ بِصِفَاتِ الحَبِيْبِ وبِكَثْرَةِ الصَلاَةِ عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِِ وَسَلَّمَ
Telah jelas, bahwa barang siapa yang dapat merasakan nikmatnya wushul kepada Rasulullah Saw, ia akan merasakan nikmatnya wushul kepada Allah Swt. Dan barang siapa memisahkan kedua wushul tersebut, ia tidak akan merasakan manisnya makrifat. Sebaik-baik jalan wushul adalah ta’alluq kepada Nabi Saw serta banyak bershalawat kepada Rasulullah Saw. (Sa’adah/ hlm : 506).
Syeh Abul Abas al-Mursi Ra dan Syeh Hasan as-Sadzili Ra, juga menjelaskan makna hadis diatas :
لَوْحُجـِبْتُ طَـرْفَةَعَيْنٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَـلَيْهِ وَسَلمَّ مَاأَعْـد دْتُ نَفْسِي بَالمُسلِمِيْنَ
Jika sekiranya aku lupa kepada Rasulullah Saw. dalam waktu satu kerlipan mata saja, maka aku tidak berani menghitung diriku sebagai golongan orang Islam. (Kitab Sirajut Thalibin/ I/ 262, dan kitab Thabaqat al-Kubro-nya as-Sya’rani/ II/ bab as-Syadzali).
e. Rasulullah Saw sebagai penyalur pemberian Allah kepada mahluk
Rasulullah Saw adalah Perantara Agung (وَاسِـطَةُ العُظْمى) antara Allah Swt dan hamba.
1. Firman Allah Swt, Qs, Ali Imran/ 67 :
اَللهُ وَلِيُّ المُؤْمِنِيْن: Allah adalah penolong orang beriman.
2. Firman Allah swt, Qs, al-Maidah/ 55 :
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ : Sesungguhnya Penolong kamu semua, hanyalah Allah dan Rasul-Nya.
Banykan muslim yang salah memahami kedua ayat ini serta memiliki pemahaman syirik kepada Allah. Berkaitan dengan ayat ini, Imam Ahmad as-Shawi yang menjelaskan : dikaitkannya pertolongan Rasulullah Saw dengan pertolongan Allah menujukkan bahwa Rasulullah Saw : ُ وَاسِطَةُ العَظْمَى فِي كُلِّ نِعْمَةٍ: merupakan perantara agung (perantara tunggal) dalam segala nikmat. Pertolongan Rasulullah Saw adalah pertolongan Allah Swt. (Kitab tafsir Shawi juz I)
3. Makna dari kedua ayat diatas lebih diperjelas lagi oleh firman Allah Swt, Qs. al-Maidah/ 35 :
يَأَيُّهَا الذِيْنً أَمَنُوا اتَقُوااللهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الوَاسِيْلَةِ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيْلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah, dan carilah wasilah. Dan bersungguh-sungguhlah kalian dalam jalan-Nya, semoga kamu mendapat kemenangan.
Semestinya Rasulullah Saw telah menjelasan makna wasilah, dengan perantara tunggal. Sayang kebanyakan manusia memberinya arti yang membelakanginya. Hingga mereka tidak memahami hakiki kekuasaan Allah Swt serta kedudukan Rasulullah Saw. Kata wasilah memiliki arti perantara dan kedudukan disisi Allah Swt, yang keduanya saling melengkapi. Mahluk yang menduduki maqam wasilah (derajat tertinggi disi Allah Swt), maka ia menjadi perantara antara Allah dan hamba-Nya). Dan yang dijadikan sebagai perantara, maka kedekatannya kepada Allah Swt telah mencapai derajat tertinggi.
a. Makna kedudukan.
Dalam tafsir Ibnu Katsir tertulis sabda Rasulullah Saw :
إنَّ الوسِيْلَةَ دَرَجَةٌ عِنْدَ اللهِ لَيْسَ فَوقَهَا دَرَجَةٌ فَسَلُوا اللهَ أَنْ يُؤْتِيَنِي الوَسِيْلَةِ عَلَى خَلْقِهِ
Sesungguhnya wasilah itu derajat disisi Allah, maka mohonlah kamu semua kepada Allah agar Ia memberiku wasilah kepada mahluknya. (HR. Ibn Mardawih dari Abu Said al-Khudzri)
b. Makna perantara.
- Rasullullah Saw bersabda (HR. Muslim, Tirmidzi, Baihaqi dan Nasa’i).:
مَنْ َصلَىعَلَىَصلاَ ةً َصلّىَ اللهُ عَلَيْهِ عَـشْرًا ثُمَ َسـلُوااللهَ لِي الوَسِيلَةً فَاِ ّنَهَا مَنْزلَةً فِي الجَنّةِ لاَ تَنْبَغِي اِلاَّ لِعـبْدٍ منْ عِبَادِاللهِ َوأ رْجوأَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَألَ اللهَ لِي الـوَسِيْلَةَ حَّلَتْ عَلَيْهِ الشَفَاعَةُ
Barang siapa bershalawat kepada-Ku sekali, maka Allah membalas shalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mohonlah kalian kepada Allah wasilah untuk Aku. Sesungguhnya wasilah itu merupakan tempat didalam surga yang tidak layak kecuali hanya untuk satu orang dari para hamba Allah. Dan aku berharap sebagai orang tersebut. Maka barang siapa mohon wasilah untuk Aku, halal baginya syafaat.
Dalam menjelaskan makna wasilah dalam hadis ini, Syeh Syindi, berkata :
A. لاَيُخْرَجُ رِزْْقٌ وَمَنْزِلَةٌ إِلاَّ عَلَى يَدَ يْهِ وَبِوَسِطَتِهِ
Tidak akan dikeluarkan (oleh Allah) rizki dan kedudukan, kecuali diatas tangan Rasulullah dan dengan perantaraannya. (kitab Hasyiyah Sunan an-Nasa’i, juz II bab shalawat ba’da adzan).
- Firman Allah Swt, Qs.at-Taubah/ 99 :
وَمِنَ الاَعْرابِ مَنْ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْم الاَخِرِوّيَتَّخذُ مَا يُنْْفِقُ قُرٌباتٍ عـِنْدَالله وَصَلَوَاتِ الرَسُوْلِ أَلاَاِنَّهَا قـُرْبَةٌ لَهمْ سيُدْ خِلهمُ اللهُ فِي رَحمَتِهِ اِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَحِيْمٌ
Dan diantara orang-orang arab, terdapat orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan ia menjadikan amal yang ia infaqkan sebagai jalan pendekatan (wasilah) kepada Allah, dan (menjadikan wasilah) ketika bersolawat kepada Rasul Ketahuilah, sesungguhnya yang (jalan itu) sebagai pendekat bagi mereka. Dan Allah akan memasukkan mereka kedalam rahmatnya. Sesungguhnya Allah Dzat maha pengampun dan Maha kasih.
Dalam menjelaskan makna kata قُرٌبات = jalan pendekatan, Imam Shawi berkata :
فَمَنْ زَعَمَ اِنَّهُ يَصِلُ اِلَى رِضَا اللهِ بِدُونِ اتِّخَاذِهِ صَلََّىالله عليه وسلم وَاسِطَةً وَوَسِيْلَةً بَيْنَهُ وَبيْنَ الله تعالى ضَلَّ سَعْـيُهُ وَخَابَ رَأ ْيُهُ
Barang siapa memiliki anggapan, bahwa sesungguhnya dirinya dapat wushul sapai kepada ridha Allah tanpa mengambil Rasulullah Saw sebagai penengah (antara) dan perantara antara dirinya dan Allah Swt, maka tersesatlah jalannya dan merugikan pendapatnya. (Kitab tafsir Shawi juz II).
Berdasar kassyaf )rukyah shalihah) dan beberapa bukti naqli (al-Qur’an dan hadis), al-Ghauts Fii Zamanihi Syeh Nabhani Ra, dalam kitabnya Syawahidul Haq, menerangkan :
وَأَمَّا كَوْنُهُ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْطِي وَيَمْنَعُ وَيَقَضِي حَوَائِجَ السَائِلِيْنَ وَيُفـَرِّجُ كُرَبَاتِ المَكْرُوبِيْنَ وَأَنَّهُ يَشْفَعُ فِيْمَنْ يَشَاءُ وَيَدْخُلُ الجَنَّةَ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَلاَشَكَّ فِيْهِ وَلاَ يَتَرَدَّ دُ بِصِحَّتِهِ وَوُقُُوعِهِ اِلاَّ كُلُّ مَنْ تَرَاكَمَ عَلَى قَلْبِهِ الجَهْلُ وَالظَلاَّمُ أَنَّهُ يُعْطِي باللهِ وَيَمْنَعُ باللهِ وَيَقْضِي حَوَئِجَ السَائِلِيْنَ باللهِ وَيُفَـرِّجُ كُرَبَاتِ المَكْرُبِيْنَ باللهِ وَيَشْفَعُ فِيْمَنْ يَشَاءُ بِتَشْـفِـعِ اللهِ لَه.ُ وَلَمْ يَعـْتَقِـدْ أَحَدٌ مِنَ المُسْلِمِيْنَ أَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ مِنْ ذَالِكَ شَيْئًا بِنَفْسِه.ِ مَعَ اِعْتِقَادٍ أَنَّهُ سَيِّدُ عَبِيْدِ اللهِ وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ وَاَحَبُّهُمْ وَاَقْـرَبُهُمْ اِلَى اللهِ
Keberadaan Rasulullah Saw dapat memberi, menolak, mengabulkan hajat para pemohon, membereskan kekacauan orang. Sesungguhnya Beliau Saw memberi syafa’at kepada orang yang dihendakinya, memasukkan surga kepada orang yang dikehendakinya. Kebenaran hal ini tidak diragukan lagi, kecuali bagi orang yang hatinya dipenuhi kebodohan dan kegelapan.
Rasulullah Saw dapat memberi, menolak, mengabulkan hajat orang, membereskan permasalahan orang tersebut dengan izin Allah (billah), dan memberi safaat orang yang Beliau kehendaki, dengan pertolongan Allah. Tidak ada orang Islam yang memiliki keyakinan, bahwa Rasulullah Saw melakukan semua itu berdasar kekuatannya sendiri. Setiap muslim, memiliki keyakinan bahwa Rasulullah Saw adalah pemimpinan hamba-hamba Allah, mulianya mahluk disisi Allah, dan manusia yang paling cinta dan dekat kepada Allah.
Ashroful Ubaidillah Muharom
16:44
Ashroful Ubaidillah Muharom
terimakasih
Ahmad Dimyathi
16:49
Ahmad Dimyathi
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ! YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ! YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
Ahmad Dimyathi : mf MAS RUDI sahabatku yg baik, MINTA TOLONG (SYAFAAT) LANGSUNG DENGAN MEMANGGIL-MANGGIL ROSULULLOH SAW ITU DIPERINTAHKAN DALAM AL QUR'AN DAN AL HADITS, APAKAH ANDA INGIN MENGETAHUINYA ?
Kamis pukul 10:39 · Suka · 1
Rudi Aja : gih pak pingin sanget.. sebelumnya trimakasih ilmunya !
Kamis pukul 10:54 · Batal Suka · 1
Indrie Kansllucetyya Untkx : goblok kok di pelihara.....
Kamis pukul 10:59 melalui seluler · Suka · 1
Ahmad Dimyathi : Kenapa sih kita harus memangil-manggil Rosululloh SAW ?
Alloh SWT berfirman di dalam hadist qudsi "Yaa Muhammad, Aku jadikan Engkau sebagai sebutan (panggilan), barangsiapa yang memanggil-manggil Engkau, maka sesunggunya dia telah memangil-manggil Aku, dan barang siapa yang cinta kepadamu, berarti dia juga telah mencintai Aku". ............Dalam hadits Rosululloh SAW bersabda MAN DZAKARONII FAQOD DZAKARULLOH WAMAN AHABBANII FAQOD AHABBALLOH WAL MUSHOLLI 'ALAIYYA NAATHIQUN BIDZIKRILLAH (Sa'aadatud Daroin) " Barang siapa dzikir kepadaku (lebih-lebih menyebut), maka sungguh ia dzikir kepada Alloh dan barang siapa cinta kepadaku, maka sungguh ia cinta kepada Alloh, dan orang yg membaca sholawat kpdku ia mengucakan dzikir kepada Alloh". Dan masih banyak lagi Hadits yg menjelaskan bahwa Dzikir (lebih2 menyebut) Nabi SAW adalah IBADAH !. Rosululloh SAW bersabda : "DZIKRUN 'ALAYYA 'IBAADATUN" !. YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !.
sekitar sejam yang lalu · Suka · 2
Ahmad Dimyathi : Waktu Rosulullah SAW lahir langsung Saajidan (bersujud) dan Dzaakiron (memanggil-manggil), lantas siapa yang dipanggil oleh Rosululloh SAW ketika sujud itu ? Ternyata yang dipanggil adalah "Ummatii-Ummatii" (ummatku-ummatku). Ternyata yang dipanggil adalah kita sebagai ummat Beliau, Beliau Rosululloh SAW sudah rindu kepada kita sbagai ummat-nya.
Jadi wajar kalau kita menyambut dengan rasa gembira panggilan Beliau dengan kalimat "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH" Juga ketika Beliau Rosululloh SAW akan meninggal dunia terdengar sayup-sayup oleh Syayyidina Ali KW dan lainnya, beliau Rosululloh SAW antara lain memanggil-mangil ummatnya dengan panggilan penuh kasih sayang dan Beliau Rosululloh SAW sangat prihatin sekali atas nasib kita ummatnya, sayup-sayup suaranya memanggil-manggil UMMATII-UMMATII.......( 'INDA WAFAATIHI ), maka wajar dan harus kita menjawab panggilan Rosululloh SAW tsb dengan kalimat YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH, YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH, dengan penuh ADAB, antara lain : Ikroman wa Ta'diiman wa Ta adduban (memulyakan, mengagungkan dan beradab), Tasyaffuan (memohon syafaat), Mahabbatan (cetusan rasa cinta yg mendalam), Syauqon (rindu yg sangat mendalam), Tadzallul wal Inkisar (merendahkan diri dan meratapi dosa2 kita), Tawajjuh dan Hudlur (Ingat membayangkan Beliau SAW dan hatinya merasa hadir) dihadapan Junjungan kita Rosululloh SAW !. YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
2 menit yang lalu · Suka · 3
Ahmad Dimyathi : Di dalam Al Quran surat al-Anfal ayat 33
"وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ" yang penjelasanya adalah : Alloh tidak akan menyiksa mereka, selama engkau (Nabi Muhammad SAW) ada di dalam hati mereka.
Jadi kesimpulannya: Jika kita jngin tidak disiksa oleh Alloh SWT (baik di dunia, lebih-lebih nanti di akhirat), hati kita harus senantiasa diisi dengan Rosulullah SAW. Mari kita selalu baca kalimat YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH dimanapun dan kapanpun berada, terutama dalam hati !
Kamis pukul 16:47 · Suka · 3
Ahmad Dimyathi : Di dalam kitab Zaadul Ma'ad karya Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dijelaskan, bahwa Rosulullah SAW berdoa "Yaa Alloh, Engkau telah berjanji kepadaku, bawah Engkau tiidak akan menyiksa ummatku se lama aku berada di hati mereka".
Jadi kesimpulannya: Jika kita tidak mau celaka, tidak mau diadzab oleh Alloh SWT, tidak mau disiksa oleh Alloh SWT, hati kita harus senantiasa diisi Rosulullah SAW, marilah kita selalu membaca kalimat YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH dimanapun dan kapanpun. Juga waktu-waktu tertentu marilah kita perbanyak membacanya misalnya kita baca 1000 kali, 5000 kali, 10.000 kali, 11.000 kali, atau setengah jam, 1 jam, 2 jam dst !. Khususnya bagi yang baru mengenal DAN ingin mengamalkan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH, Beliau Hadlrotul Mukarrom Mhah KH. Abdul Madjid Ma'roef Muallif Sholawat Wahidiyah QS wa RA (Al Ghouts Fii Zamaanihi RA) dan juga Hadlrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH. Abdul Lathif Madjid RA Pengasuh/Pemimpin Perjuangan Wahidiyah saat ini, memberikan Ijazah muthlaq kepada kita semua tanpa pandang bulu dan golongan untuk mengamalkannya dlm sehari 30 menit selama 40 hari !
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
Kamis pukul 16:49 · Suka · 4
Ahmad Dimyathi : Kedekatan atau semakin dekatnya dengan Rosulullah SAW menyebabkan iman dan taqwa seseorang akan lebih meningkat dan unggul dengan yang lain. Oleh karena itu, dimanapun berada dan kapanpun saja mari kita senantiasa berhubungan rohani atau kontak batin dengan Rosulullah SAW, bisa dengan membaca sholawat apa saja atau membaca "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH"
Kamis pukul 16:50 · Suka · 4
Ahmad Dimyathi : Makna yang terkandung di dalam Surat An Nisa' ayat 64 :
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
Penafsirannya:
WALAU ANNAHUM IDZ DZOLAMUU ANFUSAHUM (Ketika mereka merasa diri-nya banyak dzolim, ketika mereka merasa banyak salah, ketika mereka me
rasa banyak perbuatan maksiat, ketika mereka merasa banyak dosa-nya) JAAUUKA (namun mereka mau datang kepadamu, mereka mau sowan kepadamu, mereka mau menghadap kepadamu, mereka mau beraudensi kepadamu (Rosulullah SAW) FASTAGHFAR-ALLOHA (di hadapan Rosulullah SAW mereka mau memohon ampun kepada Alloh atas segala dosanya, atas segala kedzoliman-nya, atas segala maksiatnya, atas segala kesalahannya, dengan penuh rasa inkisar wa iftiqor, merasa butuh sekali, nlongso berlumuran dosa) WASTAGHFAR LAHUMUR ROSUULU (maka Rosulullah SAW ikut memohonkan ampun, ikut mendoakan) LAWWAJADUALLOHA TAUBATAN ROHIIMA (maka pastilah mereka (yang mau datang kepada-mu Rosul SAW tsb) akan diampuni taubatnya, akan diampuni segala dosanya).
Kesimpulannya:
Jika kita ingin diterima taubat kita dihadapan Alloh SWT, maka kita wajib menghadap kepada Rosullullah SAW antara lain dengan banyak2 Sholawat apa aja atau nidak Rosul SAW "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH", karna nidak Rosul tersebut dimaksudkan untuk memohon syafaat kpd Beliau SAW. Para Ahlul Kasyfi menerangkan bahwa "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH" adalah "Iltijaa ul ummah ilaa Sayyidihim" mengungsinya ummat kepada PEMIMPINNYA yakni Nabi Muhammad SAW dan dalam
Tafsir Showi Juz 3 dijelaskan apabila kita memanggil2 Beliau dengan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH spontan Beliau Rosululloh SAW hadir didepannya untuk memberikan syafaat dan Beliau menjawab panggilan tsb dengan "MAA HAJATUKA YAA UMMATII".........? "APA GERANGAN HAJAT KEBUTUHANMU WAHAI UMMATKU....?. Sekalipun Beliau sudah di alam kubur, Rosululloh SAW diperlihatkan/diperdengarkan oleh Alloh SWT bacaan sholawat atau nidak Rosul oleh para ummatnya ! Dan masih banyak lgi dasar atau dalil2 yg berhubungan dengan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
Kamis pukul 17:05 · Suka · 2
Ahmad Dimyathi : Apa sih makna yang terkandung di dalam Al Ahzab ayat 21 (Laqod kana lakum fi rosulillahi uswatun hasanah... dan seterusnya) ?
Pasti ada di dalam pribadi beliau Rosulullah SAW suri tauladan, bahasa keren-nya adalah IDOLA (seseorang itu cenderung meniru idola-nya). Nah, jika kita mengidolakan Rosul, secara otomatis tingkah laku dan perbuatan kita ma'mun kepada Rosul (karena beliau adalah suri tauladan yang baik).
Trusss, siapa saja sih yang harus mengidolakan Rosul, "liman kaana yarjullaha wal yaumal aakhira wazakarallaaha kathiraa". yaitu bagi orang-orang yang ingin berjumpa/bertemu/beraudensi (sowan) dengan Alloh SWT dengan selamat (selamat dari siksa Alloh SWT).
Jadi kesimpulannya: Jika orang ingin benar-benar sampai/wushul kepada Alloh SWT dengan selamat, wajib hukum-nya menjadikan Rosulullah SAW sebagai suri tauladan dan IDOLA. Nah, karena Rosululloh SAW yang dijadikan tauladan, wajib hukum-nya senantiasa berhubungan (hubungan batin), dengan Rosulullah SAW, BERTA'ALLUQ BIJANAABIHI SAW, antaralain dengan cara memperbanyak bersholawat, sholawat apa aja atau memperbanyak membaca HATINYA SHOLAWAT yakni YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH. Dlm kitab TAWAZUN dijelaskan HATINYA Al Qur'an adalan Surah Yaasiin, sedangkan hatinya SHOLAWAT adalah asy-syiyaadah wa risaalah (YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH). Maka hubungan dengan Rosululloh SAW yaang masih bersifat FORMALITAS ALA SYARII'AH harus ditingkatkan menjadi semacam hubungan MOLEKULER yang lebih kokoh lahir dan batin. Bukankah Rosululloh SAW sendiri sesuai dengan kepribadian Beliau yang ROHMATAN LIL 'ALAMIIN dan BIL MUKMINIINA ROUUFURROHIIM telah meletakkan dan meratakan LEM PEREKAT hubungan terhadap sekalian para ummat ???.
Kamis pukul 17:11 · Suka · 2
Ahmad Dimyathi : Di dalam karya Syaikh Abdul Qadir Jaelani RA yaitu Kitab Fathul Rabbani menerangkan sebaga berikut : Jadikanlah segala urusanmu apa saja, baik urusan dunia (bekerja, belajar, makan, minum, dll) maupun urusan akhirat (sholat,zakat, puasa, hajji, bemujahadah, dll), harus senantiasa merasa HADIR dihadapan Rosulullah SAW. Mengapa demikian ? Karena beliau Rosululloh SAW berada di tengah-tengah antara hamba dengan sang Pencipta Alloh SWT. Satu-satunya yang menghantarkan seorang hamba kepada Tuhan Alloh SWT adalah Rosulullah SAW. Sehingga apa yang kita anggap baik itu adalah diperintahkan Rosul dan apa yang kita jauhi adalah karena larangan Rosul.
Kesimpulannya: Semua urusan dunia dan urusan akhirat harus senantiasa ma'mum dan berhubungan (kontak batin), berta'alluq dengan Rosulullah SAW.Ta'alluq Bijanaabihi SAW yg paling gampang antara lain adalah dengan nidak Rosul YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ! Cara Ta"alluq Bijanaabihi SAW ada 2 jalan, diterangkan dlm kitab Sa'aadaatud Daroini, pertama TA'ALLUQ SURIYYUN, kedua TA'ALLUQ MAKNAWIYYUN, silakan baca kitab tsb. !
Kamis pukul 17:17 · Suka · 2
Ahmad Dimyathi :Menyadari sulitnya mendekat (wushul) kepada Alloh SWT, kita harus mendekat kepada Rosululah SAW. Tidak mungkin kita sampai/wushul kepada Alloh SWT, tanpa melalui Rosuulullah SAW. Tidak mungkin kita kenal/ma'rifat kepada Alloh SWT, tanpa mengenal/ma'rifat kepada beliau Rosulullah SAW, Belaiu diutus ke dunia ini untuk memberi tahu, mendidik, memberikan rahmat, memberikan syafaat sehingga kita sadar dan mengenal Alloh SWT.
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa sowan, beraudensi kepangkuan Beliau Rosulullah SAW. Di mana saja dan kapanpun saja, baik lisan maupun dalam hati, marilah kita panggil-panggil Beliau dengan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH.
Kamis pukul 17:51 · Suka · 2
Ahmad Dimyathi : Mari kita dawamkan (dzikir) shalawat kpd beliau Rasulillah SAW. Disamping fadhilahnya sangat agung, shalawat merupakan thariqah wushul ilaLLAH yg paling gampang dan praktis, dmna syaikh, murobbi dan sanadnya langsung Beliau Rasulullah SAW. Dengan memperbanyak membaca shalawat, kita juga akan dianugerahi oleh ALLAH SWT mudah bermimpi bertemu dengan Beliau Rosululloh SAW. Bahkan menurut PENGALAMAN jika diperbanyak, hal ini banyak sekali orang yang mengalami diberi pengalaman RUKYAH SHOOLIHAH ATAU PENGALAMAN ROHANI, mendapat fadlol Alloh SWT dapat mimpi bertemu dengan Rosululloh SAW ! Bahkan banyak orang yang
dapat bertemu dengan Beliau Rosululloh SAW dalam keadaan yaqodhotan (melek-melekan/jaga). Dan Alhamdulillah tahaddus binnikmah nidak Rosul YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH tersebut menurut pengalaman, menurut kenyataan diberi faedah seperti tsb diatas, juga secara KASUNYATAN nidak YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH biberi manfaat diijabah doanya, memperoleh jalan kluar dari masalah/kesulitan2hidup yg dihadapi, baik soal ekonomi, terlilit hutang, anak nakal, penyakit dlsb. BANYAK yg merasakan/menyatakan setelah mengamalkan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH diberi ketentraman jiwa, ketenangan batin, semakin banyak mengingat Alloh, merasa dan menyadari banyak berlumuran dosa, shg banyak yg menangis, menyesali dosa dan kesalahannya, karena mersa takut kpd Alloh, terharu dan bersyukur kpd Alloh SWT !. Bahkan banyak semula jauh dari agama, kesukaannya/kebiasaannya molimo (main, madon, madat, minum, maling) banyak yang sembuh TOTAL, sadar, dpat berubah menjadi lebih baik, mau beribadah sholat dsb. yg sudah baik meningkat keimanan dan ketaqwaannya. Bahkan banyak yg sebelumnya non Muslim, seperti di BALI menjadi muslim yg taat sebab mengamalkan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH. INI bukan omong kosong bisa disurvay, bisa dibuktikan, termasuk ada teman saya bernama Budiyanto skrang berdomisili di Magetan, juga kawan Bpk KH. Mahdlor Cholili Bogor, kawannya seorang Cina dari kota Bekasi, dia ada kesulitan soal ekonomi, terus kawan Cina ini yg beragama non muslim suruh mengamalkan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH, ringkasnya cerita (Kisah selengkapnya bila diperlukan silakan menghubungi KH Mahdlor Cholili Katulampak Bogor), setelah mengamalkan dengan pengamalan 40 hri, dia memperoleh jalan kluar dari kesulitan hidup yg dialami, dan dia sekeluarga akhirnya masuk Islam, sebab dia waktu pengamalan pada hari yg ke 37, 38 dan 39 DIBERI YUKYAH SHOLEHAH/PENGALAMAN ROHANI dalam mimpinya didatangi oleh Beliau Rosululloh SAW dan juga didatangi oleh Nabi ISA AS ! Alhamdulillah hadzaa min fadli robbi, sebab hidayah taufiq Alloh SWT, sebab syafaat tarbiyyah Rosululloh SAW dan barokah karomah nadhroh Ghoutsu Hadzazzaman RA. SEKALI LAGI, INI REALITA PENGALAMAN YANG DIALAMI DAN DIRASAKAN OLEH PARA PENGAMAL SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA UMUMNYA, YG SAAT INI JUMLAHNYA ADA JUTAAN ORANG DI DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI !. Bahkan perlu diketahui, Bapak Presiden kita, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengutarakan pengalaman Rohaninya/Rukyah Sholehahnya waktu Beliau bermunajad di Roudhoh di dekat makam Rosululloh SAW pada tahun 2004 sebelum menjadi Presiden RI, dengan memperbanyak membaca Nidak Rosul YAA SAAYIIDII YAA ROSUULULLOH, Beliau diberi dapat berjumpa dengan Beliau Rosuululloh SAW secara yaqodlotan, dan Beliau dapat berdialog langsung mengutarakan hajadnya, ini contoh pengalaman rohani Beliau, dan ini contoh berkah dan asrornya amalan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !.
Kamis pukul 19:26 · Suka · 2
Ahmad Dimyathi : Semua sholawat itu ditujukan untuk Rosululah SAW. Terdapat dua jenis sholawat, yaitu sholawat ma'tsuroh dan sholawat ghairu ma'tsuroh:
1. Sholawat ma'tsuroh adalah sholawat yang redaksinya langsung dikarang oleh Rosul sendiri, ciri-cirinya tidak ada kata "Sayyidi"/"Sayyidinaa" di dalam bacaannya, ini menunjukkan sikap rendah hati beliau, MENUNJUKKAN keluhuran budi Beliau SAW yg tidak pernah menonjolkan diri, selalu bertawaddlu', berlemah lembut kepada siapapun !. Contoh sholawat ini adalah sholawat yang kita baca pada saat Tahiyyat, juga Sholawat Ibrohimiyyah !.
2. Sholawat ghoiru ma'tsuroh adalah sholawat yang redaksinya dikarang oleh selain Rosulloh SAW, biasanya dikarang oleh para sahabat, tabiin, ulama', para Sulthoonu Auliya'/Al Ghouts dan lain sebagainya. Biasanya jenis sholawat ini redaksinya menyanjung Rosullulloh SAW, contohnya terdapat kata "Sayyidii"/Sayyidinaa.
Lantas mana yang lebih utama ? Jika kita melihat dari sisi siapa yang mengarang, jelas dan tegas lebih utama sholawat ma'tsuroh, karena dikarang langsung oleh Rosululloh SAW !. Namun jika kita melihat dari sisi redaksi sholawat tersebut, maka sholawat ghoiru ma'tsuroh yang paling tinggi menyanjung dan mengandung nilai ta'dhim terhadap Rosulullah SAW seperti ada tambahan kata SAYYIDINAA sebagai cetusan rasa ikrom, ta'dhim dan mahabbah terhadap Rosululloh SAW itulah sholawat yang paling utama. Sudah sewajarnya kita para umat menyebut Sayyidina, yg maksudnya Kanjeng, Gusti, Bendoro, Tuan, Pemimpin dsb. Karena Beliau Rosululloh SAW adalah SAYYIDUL WUJUD, SAYYIDUL AMBIYA' WAL MURSALIIN, SAYYIDUL KAUNAIN, SAYYIDUL KHOLQI AJMA'IIN, SAYYIDTS-TSAQOLAIN. SAYYIDNYA ANAK CUCU ADAM. Beliau Rosululloh SAW bersabda : "ANAA SAYYIDU WALADI ADAMA WALA FAHRO". (Aku adalah sayyidnya anak cucu Adam, dan Aku tidak membanggakan diri) !. YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ! ..Alloh sendiri memanggil Rosululloh SAW dlm Al Qur'an dengan PANGGILAN yang SANGAT indah dan mesra sekali seperti Yaa Ayyuhan nabiyyu.., Yaa Ayyuhar Rosuul.... , Yaa Ayyuhal Mudats-tsir......., Yaa Ayyuhal MUzammil......., berbeda dengan memangil nabi-nabi yang lain langsung menyebut namanya, misalnya Yaa Adam, Yaa Musa, Yaa Isa, Yaa Yahya..... dst, ini menunjukkan bahwa Alloh SWT sendiri memulyakan, mengagungkan, mencintai dan menghormati Beliau Nabi Muhammad SAW sbgai kekasih dan utusanNya yang mempunyai Akhlaq yang Agung (WA ANTA DZUU KHULUQIN 'ADHIIM), MAKA wajar bagi kita sbgai ummatnya memanggil Beliau SAW dengan panggilan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH sbagai sanjungan dan cetusan yg mendalam rasa ikroman, ta'dhiiman, wamahabbatan waTA ADDUBAN terhadap Beliau Rosululloh SAW !. Baca Surat Annur ayat 63 dan Surat Al Hujurot ayat 2, fahami makna dan tafsirnya !. Ringkasnya, marilah kita gunakan 2 kemampuan yang Alloh SW berikan kepada kita, yaitu kemapuan yang bersifat lahiriyah (yg sangat terbatas) dan kemampuan batiniyyah (yg tidak terbatas) yakni dengan DO'A untuk mencapai KEBENARAN HAQIQI, keslamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin, dunia sampai akhirat ! Amiin !. Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh !.
No comments:
Post a Comment