002.05.999
DO'A HABIB BUAT GUS MADJID
05.999 "KISAH DAN PETUAH"
Seorang tokoh besar biasanya mempunyai tanda-tanda dimasa kecilnya. Demikian pula dimasa kecil Abdoel Madjid. Tanda-tanda akan menjadi ulama besar telah nampak dari masa kecilnya. Menurut Agus Nur Salim, dimasa kecilnya, Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA telah diwajibkan oleh ayahnya untuk membaca Shallallahu ‘ala Muhammad 100 kali dalam setiap harinya. Setelah menginjak ‘aqil baligh ayahnya melipatkan bacaan Shallallahu ‘ala Muhammad menjadi 1000 kali dalam setiap harinya.
Sebagai seorang yang arif billah dan terkenal dengan keampuhan do’anya, K.H. Mohammad Ma’roef RA banyak didatangi tamu dari berbagai kalangan, termasuk para habaib, ulama-ulama besar yang sengaja datang untuk bersilaturahmi kepada beliau.
Kalau tamu yang datang dari kalangan habaib atau ulama arif billah, Nyai Hj. Siti Hasanah sambil menggendong Gus Madjid menemui para tamu seraya berkata : “ini ndoro sayyid anak saya, do’akan agar menjadi anak yang shaleh hatinya”. Para tamu itupun langsung melaksanakan permintaan tuan rumah untuk mendo’akan Gus Madjid.
Suatu ketika, saat K.H. Mohammad Ma’roef RA sedang bepergian datang seorang habib ke Kedunglo. Karena K.H. Mohammad Ma’roef RA tidak ada, maka habib tadi menyuruh abdi ndalem ---pengikut K.H. Mohammad Ma’roef RA--- agar memanggil Gus Madjid. Secara kebetulan Gus Madjid sedang bermain dan belum mandi. Supaya tamu tidak kecewa, maka diajaklah Gus Malik ---adik Gus Madjid--- yang sudah mandi dan berdandan rapi untuk menemui sang tamu. Diluar dugaan, ternyata habib tadi tahu kalau anak kecil yang berdiri di hadapannya bukanlah Gus Madjid.
“Wah, ini bukan Gus Madjid. Tolong Gus Madjid bawa kemari, saya mau mendo’akannya”. Ucap sang tamu kepada abdi ndalem. Serta merta abdi ndalem tergopoh-gopoh keluar ruangan dan segera menemui Gus Madjid yang sedang asyik bermain mengajaknya menemui sang tamu. Begitu Gus Madjid tiba di ruang tamu, si habib langsung mendo’akan Gus Madjid.
Itulah masa kecil Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA yang penuh dengan nuansa religius. K.H. Mohammad Ma’roef RA sejak dini berusaha menanamkan kecintaan akan ilmu agama kepada putranya itu. K.H. Mohammad Ma’roef RA dan istrinya, Nyai Hj. Siti Hasanah memiliki harapan mulia kiranya Abdoel Madjid cinta kepada ilmu-ilmu agama, berbakti kepada orang tua, patuh dan taat kepada Tuhannya, kasih sayang kepada sesama, memiliki budi pakerti dan akhlak yang luhur dan menjadi panutan bagi orang lain.
DO'A HABIB BUAT GUS MADJID
05.999 "KISAH DAN PETUAH"
Seorang tokoh besar biasanya mempunyai tanda-tanda dimasa kecilnya. Demikian pula dimasa kecil Abdoel Madjid. Tanda-tanda akan menjadi ulama besar telah nampak dari masa kecilnya. Menurut Agus Nur Salim, dimasa kecilnya, Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA telah diwajibkan oleh ayahnya untuk membaca Shallallahu ‘ala Muhammad 100 kali dalam setiap harinya. Setelah menginjak ‘aqil baligh ayahnya melipatkan bacaan Shallallahu ‘ala Muhammad menjadi 1000 kali dalam setiap harinya.
Sebagai seorang yang arif billah dan terkenal dengan keampuhan do’anya, K.H. Mohammad Ma’roef RA banyak didatangi tamu dari berbagai kalangan, termasuk para habaib, ulama-ulama besar yang sengaja datang untuk bersilaturahmi kepada beliau.
Kalau tamu yang datang dari kalangan habaib atau ulama arif billah, Nyai Hj. Siti Hasanah sambil menggendong Gus Madjid menemui para tamu seraya berkata : “ini ndoro sayyid anak saya, do’akan agar menjadi anak yang shaleh hatinya”. Para tamu itupun langsung melaksanakan permintaan tuan rumah untuk mendo’akan Gus Madjid.
Suatu ketika, saat K.H. Mohammad Ma’roef RA sedang bepergian datang seorang habib ke Kedunglo. Karena K.H. Mohammad Ma’roef RA tidak ada, maka habib tadi menyuruh abdi ndalem ---pengikut K.H. Mohammad Ma’roef RA--- agar memanggil Gus Madjid. Secara kebetulan Gus Madjid sedang bermain dan belum mandi. Supaya tamu tidak kecewa, maka diajaklah Gus Malik ---adik Gus Madjid--- yang sudah mandi dan berdandan rapi untuk menemui sang tamu. Diluar dugaan, ternyata habib tadi tahu kalau anak kecil yang berdiri di hadapannya bukanlah Gus Madjid.
“Wah, ini bukan Gus Madjid. Tolong Gus Madjid bawa kemari, saya mau mendo’akannya”. Ucap sang tamu kepada abdi ndalem. Serta merta abdi ndalem tergopoh-gopoh keluar ruangan dan segera menemui Gus Madjid yang sedang asyik bermain mengajaknya menemui sang tamu. Begitu Gus Madjid tiba di ruang tamu, si habib langsung mendo’akan Gus Madjid.
Itulah masa kecil Mbah K.H. Abdoel Madjid Ma’roef RA yang penuh dengan nuansa religius. K.H. Mohammad Ma’roef RA sejak dini berusaha menanamkan kecintaan akan ilmu agama kepada putranya itu. K.H. Mohammad Ma’roef RA dan istrinya, Nyai Hj. Siti Hasanah memiliki harapan mulia kiranya Abdoel Madjid cinta kepada ilmu-ilmu agama, berbakti kepada orang tua, patuh dan taat kepada Tuhannya, kasih sayang kepada sesama, memiliki budi pakerti dan akhlak yang luhur dan menjadi panutan bagi orang lain.
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
ReplyDeleteTOLONG BANTU KAMI, DENGAN CARA AKTIF MENGIKUTI, MENGKOMENTARI, MENGKRITISI, MENDUKUNG, HADIR LAIK/BUWOH/JEMPOL DAN MENDOAKAN/AMINKAN POSTINGAN TSB SETIAP HARI, SEMOGA BERMANFAAT DAN BAROKAH... AMIIN !.
BAGI TEMAN2KU YANG MAU IKUT MEMBANTU KAMI, DENGAN CARA AKTIF MENGIKUTI, MENGKOMENTARI, MENGKRITISI, MENDUKUNG, HADIR LAIK/BUWOH/JEMPOL DAN MENDOAKAN/MEMUJAHADAHI TULISAN2 YG ADA DLM Forum Diskusi ini KAMI ucapkan ribuan terima kasih teriring do'a : "Jazaa kumullohu khoirooti wa sa'aadaatid dun-ya wal aakhiroh. Amiin...,
dan semoga kita semua DIPERKENANKAN SENANTIASA NDEREK DALAM PERJUANGAN WAHIDIYAH DIBELAKANG MBAH KH. ABDUL MADJID MA'RUF MU'ALIF SHOLAWAT WAHIDIYAH QS WA RA AL-GHOUTS FII ZAMANIHI, LAN SENANTIASA DIPERKENANKAN MAKMUM ONO MBURINE BARISANE AL-GHOUTS HADZAZ ZAMAN KANJENG ROMO KH. ABDUL LATIF MANDJID RA MIN YAUMINAA HADZAA ILAA YAUMIL QIYAAMAH ...KITA kabeh, ANAK KETURUNAN KITA kabeh...ILAA YAUMIL QIYAAMAH LAN mugo2 diparingi PANJANG UMUR - UMUR YG BERKAH - RIZKINE MUDAH MELIMPAH - KAYA RAYA LAHIR BATIN - DUIT-DUIT - DUITE NYUMBER TERUS ORA PERNAH ASAT - EKONOMINE LANCAR - MASALAHE URIP UTOWO PROBLIME HIDUP MENDAPAT SOLUSI TERBAIK - DIIJABAH SEMUA DO'A-DO'ANYA, DIBERIKAN KESEJAHTERAAN LAHIR BATIN, YO DONYANE YO AKHERATE, SLAMET BAHAGIA URIPE, LAN DIBERI KEJERNIHAN HATI, KECERDASAN AKAL, KETINGGIAN BUDI LAN ILMU SING BAROKAH LAN MANFAAT - AKHIRE DIPARINGI KHUSNUL KHOTIMAH - Amiin Yaa Robbal 'aalamiin...!!!. TOLONG AMINKAN DO'A TERSEBUT...TUK KITA SEMUANYA TANPA KECUALI - TERUTAMA PARA PENGGEMAR DAN PECINTA FORUM INI......AMIIN, AMIIN YAA ROBBAL 'ALAMIIN..!.
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
ReplyDeleteAL- KISAH -
oleh : Pengamal Wahidiyah
Suatu hari beliau Muallif Sholawat Wahidiyah ketika sedang berjalan di suatu tempat dengan salah seorang sahabatnya, tiba-tiba dari belakang tangan beliau ditarik oleh seseorang, ternyata orang tersebut adalah seorang perncopet yang ingin menarik jam tangan beliau Muallif SW, karena begitu sulit mendapatkan jam tangan tersebut si copet sampai menarik-narik tangan beliau. Melihat kejadian itu sahabat beliau Muallif yang saat itu jalan bersama langsung memegang copet itu dan hendak memukulnya tetapi oleh beliau Muallif dicegah dengan senyum beliau berkata "sampun mboten usah dingotenaken(sudah tidak usah dibegitukan)" lalu beliau melihat ke copet tersebut dengan tersenyum pula beliau berkata " jenengan kepingin jam niki tho, nek nyuwun sae nggeh kulo paringaken mboten usah ngrebut ngoten", kemudian beliau melepas jam tangannya dan diberikan jam tangan beliau ke copet tersebut.
Suatu hari ketika ada salah seorang Kyai yang sangat keras memusuhi Wahidiyah, bahkan sering menghujat pribadi beliau Muallif. sang Kyai tersebut bernama Kyai Mahrus Ali dari pondok pesantren Lirboyo, kediri. Suatu ketika ang kyai tersebut baru pulang dari pergi haji ke Tanah Suci, mendengar berita tersebut Mbah Yai Muallif Sholawat Wahidiyah langsung bersilaturohmi ke Kyai Mahrus Ali, Beliau membelikan sarung tenun terbaik dan mengantarkan sendiri ke rumah Kyai Mahrus Ali.
Akhlaqul Karimah yang begitu menampak pada diri beliau Muallif SW yang mencerminkan Akhlaq Rosululloh SAW. Sekalipun terhadap orang yang ingin berbuat jahat kepada beliau, sekalipun terhadap orang yang memusuhi beliau, Muallif Sholawat Wahidiyah KH. Abdul Majid Ma'ruf RA, tidak pernah menunjukkan akhlaq yang tidak terpuji.
5Suka · · Promosikan · Bagikan
Raden Batulawang, Insan Kamil, Syamsul Gybran dan 53 lainnya menyukai ini.
Tali Jagad Yaa sayyidii yaa ayuhal ghouts
Kemarin jam 13:28 · Suka
Fathiir Al Java'ni Ya sayyidi ya ayuhal ghauts,,,,,didik & bimbinglah kami atas izin Allah azza wa jalla
23 jam yang lalu · Batal Suka · 1
Ahmad Dimyathi