004.03.3001
ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Galih Gin)
ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Galih Gin)
03.3001 ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR, KAMI MENJAWAB DAN MENANGGAPI
Assalamu alaikum wr wb,
Yth bpk AHMAD DIMYATHI
Pak DIM, ada pengamal baru yang bertanya sama saya,begini,sebenarnya mana yang benar PSW kah, PW kah ,MILADIYAH kah,jadi sy jawab aja "semuanya benar",kan tetapi org tsb belum puas dgn jwban saya,
tolong penjelasannya Pak DIM, jazaa kumullah......
KAMI MENJAWAB DAN MENANGGAPI
Evan Salez : Wa'alaikum salam,,menurut anda gmana?
3 Januari pukul 23:44 melalui seluler · Suka
Galih Gin Justru sy tny supaya sy bs jelaskan ke org tsb,
3 Januari pukul 23:47 melalui seluler · Suka · 1
Jaringan Bebas Loding Ini repotnya.. membeli buah untuk di bagi ke orang laen tp udah bilang manis...padahal yg beli blm tau rasanya, apa percaya kata penjualnya..apa percaya kata pembeli yg laen.. akhirnya yg repot siapa?... 1.tukang buah 2.pembeli 3.yg memakannya.. Jadi pertanyaannya biar nga malu hati bertanya "slah siapa dan mana yg bener"...?..bagus juga status,silakan yg berhak menjawab.. Sy ikut nyimak ajah...
4 Januari pukul 0:03 melalui seluler · Suka
Galih Gin JBL trims ya
4 Januari pukul 0:07 melalui seluler · Suka
Mariono Edan Yang betul itu yg memakannya,,jadi merasakan nikmat ,,yg ikut pw,nderek kanjeng romo yai ra,,yg benar2 terbukti. Bahkan,banyak miladiyah yg ikut ypw,,,benar,benar,benar. Coba,anda ikut,dan buktikan.
4 Januari pukul 0:11 melalui seluler · Suka · 1
Mcs New Kampret Ikut nyimak...ajah,sambil ngudud plus ngupi...di tunggu jbnnya..sok atuh mangga..
4 Januari pukul 0:13 melalui seluler · Suka · 3
Rawa Rubi sebagai wacana, sepeninggal Tuan Syaikh Mualif Istri Beliau Ndoro Mbah Nyai bagaimana caranya ?.
4 Januari pukul 0:15 · Suka · 1
Galih Gin Mariono,benar jg ya,yg memakannya yg nikmat,tp tetep aja sdh ngejelasinnya sbb msh ada beberapa,besok lg disambung....
4 Januari pukul 0:17 melalui seluler · Suka
Mariono Edan oke,,istirahat dulu
4 Januari pukul 0:21 melalui seluler · Suka
Rawa Rubi se tuju mas Mario@, Yang betul itu yg memakannya,,jadi merasakan nikmat ,, karena ni'mat agung adalam IMAN, apa lagi IMAN MUSYAHADAH.
4 Januari pukul 0:25 · Suka · 1
Viril kok susah",,, ibarat profesor menciptakan sesuatu yang istimewa,saat ada 2 atau 3 sesuatu yang sama pastilah profesor itu mampu membedakan mana yang asli mana yang bukan,,,, dados monggo fatihah ingkang katah d tujukan pada sang mualif sholawat wahidiyah,,tanyakan mana yang benar mana yang salah,,,, ila hadroti almukarrom mbah K.H Abdul Madjid R.A alfatihah.......7x
4 Januari pukul 1:29 melalui seluler · Suka
Gatotw Ongg Endeng ra mudeng q
4 Januari pukul 1:34 melalui seluler · Suka
Rawa Rubi Ndoro Mbah Nyai Istri Beliau Tuan Guru Mbah Yai adalah contoh, sebagai bukti Cinta pada Tuan Ndoro Mbah YAI Mu'alif dunia akhirat.
YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH...
4 Januari pukul 1:34 · Suka
Rawa Rubi Ndoro Mbah Nyai Ngrawuhi Kubro Di kedunglo hingga Akhir Hayat beliau.
lahal faatihah...
4 Januari pukul 1:37 · Suka
Rawa Rubi Ndoro Mbah Nyai Garwo Tuan Guru Mualif Ngrawuhi Kubro Di kedunglo hingga Akhir Hayat beliau.
lahal faatihah...
4 Januari pukul 1:44 · Suka
Wong Uton "Allahumma sholli alla sayyidina Muhammad"
4 Januari pukul 2:19 melalui seluler · Suka
Galih Gin Viril,mantab Rawa rubi,siip,jempol tuk mas rawa, klo seperti ini penjelasannya berarti semua baik ya, sy cuma kwatir sm pengamal baru tsb,ntar bisa jadi PENGAMAL BINGUNG nnt nya
4 Januari pukul 7:37 melalui seluler · Suka
Evan Salez Kasìh saja penjelasan"amalkan dg sungguh2,,tdk ada yg menyalahkan",jika ikut psw,miladiyah,ataupun ypw. Yg penting,SUNGGUH2...FAFIRRUU ILALLOH.
4 Januari pukul 8:00 melalui seluler · Suka
Wong Uton "Allahumma sholli alla sayyidina Muhammad"
4 Januari pukul 8:08 melalui seluler · Suka
Galih Gin Saudara evan trims ya atas sarannya,ntarlah klo ketemu orgnya sy britau.
4 Januari pukul 8:11 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi ;
Yaa Sayyidii Yaa Ayyuhal Ghouts ! YANG BENAR YANG SENANTIASA MENERAPKAN LILGHOUTS BILGHOUTS DENGAN BAIK DAN BENAR, MEREKA MENGIKUTI DAN TASLIM KEPADA BELIAU GHOUTSU HADZAZ ZAMAN RA HADROTUL MUKARROM KANJENG ROMO KH. ABDUL LATIF MADJID RA, IMAMUL WAHIDIYYIN/PENGASUH PERJUANGAN WAHIDIYAH DAN PONDOK PESANTREN KEDUNGLO AL-MUNADHOROH saat ini, BELIAU SEBAGAI PENERUS DAN PENGANTI KEPEMIMPINAN HADROTUL MUKARROM MBAH KH. ABDUL MADJID MA'ROEF MU'ALLIF SHOLAWAT WAHIDIYAH QS WA RA AL-GHOUTS FII ZAMANIHI DALAM PERJUANGAN WAHIDIYAH DAN PONDOK PESANTREN KEDUNGLO saat sekarang ini. BELIAULAH IMAM KITA YANG HARUS KITA IKUTI DAN TA'ATI SAAT INI DLM PERJUANGAN WAHIDIYAH. "ATHIIULLOH (LILLAH BILLAH) WA ATHIIURROSUL (LIRROSUL BIRROSUL) WA ULIL AMRI MINKUM (LILGHOUTS BILGHOUTS).
4 Januari pukul 8:23 · Telah disunting · Suka · 7
Galih Gin : ALHAMDULILLAH Pak DIM hadir menjelaskan,nnt klo ketemu sama org tsb sy britau,& semoga sy g ditanya lg sm org tsb.
4 Januari pukul 8:18 melalui seluler · Batal Suka · 1
Ahmad Dimyathi :
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
PERLU KITA FAHAMI BERSAMA SAUDARAKU SELURUH PENGAMAL SHOLAWAT WAHIDIYAH DIMANAPUN ANDA BERADA, FUNGSI/KEDUDUKAN POKOK PENGAMAL WAHIDIYAH ADALAH SAMA, YAITU BERHIDMAH KEPADA PERJUANGAN WAHIDIYAH, IKUT SERTA, IKUT GANDOL, IKUT2/NDEREK2 TUK MENGAMALKAN, MENYIARKAN DAN MEMBINA SHOLAWAT WAHIDIYAH DAN AJARAN WAHIDIYAH ATAU NDEREK2 DALAM PERJUANGAN FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW, NDEREK MAKMUM DIBELAKANG BELIAU MBAH YAHI MU'ALLIF SHOLAWAT WAHIDIYAH QS WA RA ALGHOUTS FII ZAMAANIHI SHOHIBUL WAHIDIYAH. MESTINYA DAN SUDAH SEHARUSNYA SAAT INI/ZAMAN INI SELURUH PENGAMAL WAHIDIYAH NDEREK MAKMUM AJA BELIAU GHOUTSU HADZAZ ZAMAN KANJENG ROMO KH. ABDUL LATIF MADJID RA, SEBAGAI IMAAMUL WAHIDIYYIN SAAT INI. PERLU ANDA KETAHUI ZAMAN MBAH YAHI QS WA RA, ADA SEORANG PENGAMAL WAHIDIYAH YANG DIBERI PENGALAMAN SEPIRITUAL, RUKYAH SHOLEHAH DIDAWUHI MBAH YAHI MA'ROEF RA, BAHWA SETELAH MBAH YAHI MU'ALLIF QS WA RA WAFAT NANTI, KYAI KEDUNGLO DAN IMAMUL WAHIDIYYIN ADALAH KANJENG ROMO KH. ABDUL LATIF MADJID RA. HAL INI JUGA TELAH DISOWANKAN KEPADA BELIAU MBAH YAHI MU'ALLIF QS WA RA SAAT ITU. JUGA PERLU ANDA KETAHUI, BAHWA SAYA SENDIRI PERNAH DIDAWUHI MBAH KYAI MUHAIMIN Ra, BAHWA ALGHOUTS SESUDAH MBAH YAHI QS WA RA WAFAT NANTI, SIFATNYA/WATAKNYA KERAS DAN TEGAS (Seprti Mbah Yahi Ma'roef RA, red.). DAN SAYA PERNAH MENDENGAR SENDIRI (KETIKA MELAYANI TAMU TUK SOWAN ) DAWUHNYA MBAH YAHI QS WA RA KETIKA ADA TAMU YANG SOWAN KETIKA ITU DI NDALEM UTARA, SBB. : "GHOUTS ITU IBARATNYA SEPERTI RAJA ATAU RATU, MENINGGAL GANTI-MENINGGAL GANTI". HAL INI SEPERTI YANG DIJELASKAN DALAM BUKU KULIAH WAHIDIYAH HALAMAN 138 - 150 HAL GHOUTSU HADZAZZAMAN RA, ALGHOUTS ITU MENINGGAL GANTI-MENINGGAL GANTI. MAKA SARAN SAYA CARILAH ALGHOUTS ZAMAN INI SAMPAI KETEMU. KALAU DAH KETEMU BERHIDMAHLAH , TASLIMLAH, IKUTILAH, MAKMUMLAH KEPADA BELIAU GHOUTSU HADZAZ ZAMAN RA, SEBAGAI REALISASI PENERAPAN AJARAN WAHIDIYAH "LILGHOUTS BILGHOUTS". ADAPUN YANG YANG DIMAKSUD 100 TAHUN DALAM HADITS ITU ADALAH ALGHOUTS YANG SEKALIGUS MUJADDID. SEKALI LAGI SAYA TEGASKAN DISINI, ALGHOUTS ITU "MENINGGAL GANTI-MENINGGAL GANTI" SAMPAI DEKAT HARI QIYAMAT NANTI...!. INI ADALAH SUNNATULLOH, FAKTA DAN REALITA KEHIDUPAN, YANG GAK MUNGKIN DAN BISA KITA INGKARI, KITA HARUS BERLAPANG DADA DAN MENERIMA DENGAN KENYATAAN INI !. YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !.
4 Januari pukul 8:37 · Suka · 3
Ahmad Dimyathi :
PERLU KITA FAHAMI BERSAMA SAUDARAKU SELURUH PENGAMAL SHOLAWAT WAHIDIYAH DIMANAPUN ANDA BERADA, FUNGSI/KEDUDUKAN POKOK PENGAMAL WAHIDIYAH ADALAH SAMA, YAITU BERHIDMAH KEPADA PERJUANGAN WAHIDIYAH, IKUT SERTA, IKUT GANDOL, IKUT2/NDEREK2 TUK MENGAMALKAN, MENYIARKAN DAN MEMBINA SHOLAWAT WAHIDIYAH DAN AJARAN WAHIDIYAH ATAU NDEREK2 DALAM PERJUANGAN FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW, NDEREK MAKMUM DIBELAKANG BELIAU MBAH YAHI MU'ALLIF SHOLAWAT WAHIDIYAH QS WA RA ALGHOUTS FII ZAMAANIHI SHOHIBUL WAHIDIYAH. MESTINYA DAN SUDAH SEHARUSNYA SAAT INI/ZAMAN INI SELURUH PENGAMAL WAHIDIYAH NDEREK MAKMUM AJA BELIAU GHOUTSU HADZAZ ZAMAN KANJENG ROMO KH. ABDUL LATIF MADJID RA, SEBAGAI IMAAMUL WAHIDIYYIN SAAT INI. PERLU ANDA KETAHUI ZAMAN MBAH YAHI QS WA RA, ADA SEORANG PENGAMAL WAHIDIYAH YANG DIBERI PENGALAMAN SEPIRITUAL, RUKYAH SHOLEHAH DIDAWUHI MBAH YAHI MA'ROEF RA, BAHWA SETELAH MBAH YAHI MU'ALLIF QS WA RA WAFAT NANTI, KYAI KEDUNGLO DAN IMAMUL WAHIDIYYIN ADALAH KANJENG ROMO KH. ABDUL LATIF MADJID RA. HAL INI JUGA TELAH DISOWANKAN KEPADA BELIAU MBAH YAHI MU'ALLIF QS WA RA SAAT ITU. JUGA PERLU ANDA KETAHUI, BAHWA SAYA SENDIRI PERNAH DIDAWUHI MBAH KYAI MUHAIMIN Ra, BAHWA ALGHOUTS SESUDAH MBAH YAHI QS WA RA WAFAT NANTI, SIFATNYA/WATAKNYA KERAS DAN TEGAS (Seprti Mbah Yahi Ma'roef RA, red.). DAN SAYA PERNAH MENDENGAR SENDIRI (KETIKA MELAYANI TAMU TUK SOWAN ) DAWUHNYA MBAH YAHI QS WA RA KETIKA ADA TAMU YANG SOWAN KETIKA ITU DI NDALEM UTARA, SBB. : "GHOUTS ITU IBARATNYA SEPERTI RAJA ATAU RATU, MENINGGAL GANTI-MENINGGAL GANTI". HAL INI SEPERTI YANG DIJELASKAN DALAM BUKU KULIAH WAHIDIYAH HALAMAN 138 - 150 HAL GHOUTSU HADZAZZAMAN RA, ALGHOUTS ITU MENINGGAL GANTI-MENINGGAL GANTI. MAKA SARAN SAYA CARILAH ALGHOUTS ZAMAN INI SAMPAI KETEMU. KALAU DAH KETEMU BERHIDMAHLAH , TASLIMLAH, IKUTILAH, MAKMUMLAH KEPADA BELIAU GHOUTSU HADZAZ ZAMAN RA, SEBAGAI REALISASI PENERAPAN AJARAN WAHIDIYAH "LILGHOUTS BILGHOUTS". ADAPUN YANG YANG DIMAKSUD 100 TAHUN DALAM HADITS ITU ADALAH ALGHOUTS YANG SEKALIGUS MUJADDID. SEKALI LAGI SAYA TEGASKAN DISINI, ALGHOUTS ITU "MENINGGAL GANTI-MENINGGAL GANTI" SAMPAI DEKAT HARI QIYAMAT NANTI...!. INI ADALAH SUNNATULLOH, FAKTA DAN REALITA KEHIDUPAN, YANG GAK MUNGKIN DAN BISA KITA INGKARI, KITA HARUS BERLAPANG DADA DAN MENERIMA DENGAN KENYATAAN INI !. YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !.
4 Januari pukul 8:37 · Suka · 3
Ahmad Dimyathi :
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !
Sikap Dan Kawajiban Salik
Agar berhasil dalam menuju sadar kepada Allah wa Rasulihi Saw, terdapat hal pokok yang harus diperhatikan oleh setiap salik :
1. Secara batin tidak berpaling dari gurunya, dan secara lahiriyah meninggalkan hal-hal yang berseberangan dengan guru.
2. Senantiasa berdo’a kepada Allah Swt agar kita mendapat barakah, karamah dan nadzrah dari Beliau Ra.
3. Senantiasa bersama (secara rohani) Beliau Ra, untuk memohon tarbiyah-Nya agar
terbebas dari kotoran hati, sehingga dapat sadar ma’rifat Billah wa Rasulihi Saw.
4. Jika seorang mursyid wafat, wajib bagi murid mencari mursyid pengganti untuk membersihkan jiwanya.
المُرِيْدُ ِذَا مَاتَ شَيْخُهُ وَجَبَ عَلَيْهِ اِتِّخَاذُ شَيْخٍ أَخَرَ يُرَبِّيْهِ
Murid, ketika Syeh (guru rohani)-nya mati, wajib baginya mengambil (mencari) Syeh penganti untuk membimbingnya.
Kitab al-Anwar al-Qudsiyah-nya al-Ghauts fi Zamanihi, Syeh Abdul Wahhab as-Sya.rani, w. 973 H, dalam bab “adabul murid.
5. Mendekat kepada Beliau Ra dengan pendekatan yang semestinya. Sebab pendekatan tersebut akan terbukalah pintu hadlratullah dalam diri mansia
قَلْبُ العَارِفِ حَضْرَةُ اللهِ وَحَوَاسُهَا اَبْوَابُهَا فَمَنْ تَقَرَّبَ بِالقُرْبِ المُلاَ ئِمِ فُتِحَتْ لَهُ اَبْوَابُ الحَضْرةِ
Hati orang yang Arif Billah adalah hadlrahnya Allah Swt. Seluruh indranya merupakan pintu hadrah-Nya. Barang siapa yang mendekat kepadanya dengan pendekatan yang semestinya, maka akan terbuka baginya pintu hadlrah tersebut.
4 Januari pukul 8:38 · Suka · 1
Ahmad Dimyathi Cara untuk memahami keberadaan dan tugas al-Ghauts Ra secara musyahadah, sama dengan cara memahami keberadaan Rasulullah Saw. Pemahaman kepadanya termasuk bagian dari ilmu mukasyafah (ketersingkapan mata hati).
Dan pembuktiannya hanya dapat dicapai melalui metode hidayah. Dan, memang tidak ada jalan bagi seseorang yang ingin memahami pribadi Beliau al-Ghaus Ra (baik pada saat ini atau masa lampau), kecuali melalui metode hidayah. Untuk mendapatkannya, seseorang harus melaksanakan mujahadah dengan sesuai petunjuk yang telah lazim. Tanpa melalui cara ini, seseorang akan mengalami kesukaran dalam memahami keberadaan Rasulullah Saw dan al-Ghauts Ra secara musyahadah.
4 Januari pukul 8:41 · Suka
Ahmad Dimyathi :
Mbah KH. Mundzir (Pengasuh ponpes “Ma’unah Sari” Bandar Kidul kota Kediri).
Ketika Beliau melaksanakan shalat istikharah untuk meminta petunjuk tentang pribadi Mbah KH. Abdul Madjid Ma'roef Muallif Shalawat Wahidiyah Qs wa Ra. Setelah salam shalat terakhir, Beliau Mbah Mundzir mendengar suara (al-Ghauts..al-Ghauts …al-Ghauts) dari arah langit yang diulang-ulang beberapa kali.
12. Bapak Abdul Jamil Ridwan (salah satu personil PW Pasuruan).
Pak Jamil bermimpi melihat Rasulullah Saw yang menyerahkan mandat kepimpinan ummat kepada Beliau Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Majid Ra, Pengasuh Perjuangan Wahidiyah.
13. Syeh Abdul Karim al-Jilly (al-Ghauts fi Zamanihi Ra, w. 826 H).
Beliau Ra bertemu Rasulullah Saw secara jaga, yang memberitahuka kepadanya, bahwa gurunya (Syeh Ibrahim al-Jabarti al-Yamani Ra) adalah al-Ghauts pada masa itu.
4 Januari pukul 8:43 · Suka · 1
Lare Segho Thiwull lalu apa saja bimbingan Mualif RA Didalam Wahidiyah , bapak Ahmad Dimyathi.?
4 Januari pukul 8:51 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi Aniq Henawi ; Lantas apa makna dari "ala ro'si kulli miati sanatin man yujaddidu laha dinaha" ???
Selasa pukul 19:48 · Suka
Ahmad Dimyathi :
Ketika Beliau melaksanakan shalat istikharah untuk meminta petunjuk tentang pribadi Mbah KH. Abdul Madjid Ma'roef Muallif Shalawat Wahidiyah Qs wa Ra. Setelah salam shalat terakhir, Beliau Mbah Mundzir mendengar suara (al-Ghauts..al-Ghauts …al-Ghauts) dari arah langit yang diulang-ulang beberapa kali.
12. Bapak Abdul Jamil Ridwan (salah satu personil PW Pasuruan).
Pak Jamil bermimpi melihat Rasulullah Saw yang menyerahkan mandat kepimpinan ummat kepada Beliau Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Majid Ra, Pengasuh Perjuangan Wahidiyah.
13. Syeh Abdul Karim al-Jilly (al-Ghauts fi Zamanihi Ra, w. 826 H).
Beliau Ra bertemu Rasulullah Saw secara jaga, yang memberitahuka kepadanya, bahwa gurunya (Syeh Ibrahim al-Jabarti al-Yamani Ra) adalah al-Ghauts pada masa itu.
4 Januari pukul 8:43 · Suka · 1
Lare Segho Thiwull lalu apa saja bimbingan Mualif RA Didalam Wahidiyah , bapak Ahmad Dimyathi.?
4 Januari pukul 8:51 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi Aniq Henawi ; Lantas apa makna dari "ala ro'si kulli miati sanatin man yujaddidu laha dinaha" ???
Selasa pukul 19:48 · Suka
Ahmad Dimyathi :
YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS !.
Mujadid dan Ghauts; Peranan dan Kedudukannya di Tengah Umat.
Banyak yang belum faham antara perbedaan Ghauts dan Mujadid. Apa tugas-tugasnya, sejak kapan keberadaanya di tengah-tengah umat. Hal ini penting di bahas karena masih banyak kaum Muslimin khususnya Pengamal Wahidiyah yang salah mempresepsikan atau bahkan tidak tahu sama sekali keberadaan Ghauts dan Mujadid di muka bumi. Ini bisa di maklumi mengingat pembahasan tentang Ghautsiyah dan Mujadid tidak banyak beredar di tengah-tengah masyarakat. Kali ini Aham sengaja menurunkan kembali tulisan pembahasan Mujadid dan Ghauts yang di muat pada edisi 17/Ramadhan 1419H/Desember 1998M. hasil wawancara reporter Aham Vety Arova dengan KH. Ahmad Baidhowi (alm). Konon edisi 17 tersebut merupakan edisi terbaik dibanding edisi sebelumnya maupun sedudahnya sebagaimana dawuh beliau Romo KH. Abdul Latif Madjid RA secara sirri kepada H. Indra Sukmana dari Cianjur.
Bisa Yahi jelaskan perbedaan antara Mujadid dan Ghauts ?
Menurut arti bahasanya, Mujadid berarti reformis atau pembaharu. Menurut Hadits Rasulullah SAW adalah orang yang di utus oleh Allah SWT pada setiap penghujung 100 tahun untuk memperbaiki (memperbaharui) persoalan agama umat. Mujadid ini datang setelah Rasulullah SAW wafat.
Ghauts secara harfiah berarti penolong. Menurut ulama Tasawuf adalah pemimpin para waliyullah di muka bumi. Tugasnya adalah sebagai penuntun, pembimbing kepada keselamatan dan kebahagiaan yang di ridhoi Allah wa Rasulihi SAW. Istilah Ghauts banyak di bahas dalam dunia tasawuf.
Apakah ada pembagian dalam Mujadid itu ?
Ada. Pertama, Mujadid sebelum Rasulullah SAW. Mujadid ini di pegang oleh Rasul Ulul ‘Azmi, yang selanjutnya di sebut Mujadid Tasyri’ (pembawa syariat) yang di dalamnya juga meliputi bidang tahqiq (tasawuf). DI mulai oleh Nabiyullah Nuh AS dan di tutup oleh beliau Sayyidul Anbiya’ wal Mursalin SAW. Adapun Nabi dan Rasul selain Ulul ‘Azmi bertugas meneruskan misi Rasul Ulul ‘Azmi tersebut.
Kedua, Mujadid setelah Rasulullah SAW. Mujadid setelah Rasulullah SAW ini secara garis besar ada dua. Yakni Mujadid Tahqiq dan Mujadid Ghairu Tahqiq atau Tasyri’ (fiqih) disini bukanlah tasyri’ pembawa syariat sebagaiman Rasul Ulul ‘Azmi. Melainkan Mujadid yang bertugas membangun dan mengembalikan syariat Rasulullah SAW sebagaimana mestinya. Sedangkan Mujadid Tahqiq adalah seseorang yang di utus oleh Allah SWT untuk membangun dan menghidupkan kembali ajaran dan tuntunan Rasulullah SAW untuk wushul makrifat kepada Allah SWT. Mujadid Tahqiqi disini adalah pemimpin para waliyullah (Sultanul Auliya’).
Kongkritnya bagaimana ?
Begini, Mujadid Tasysri’ di jabat oleh lima Nabi dan Rasul Ulul ‘Azmi (Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad SAW). Jarak antara Ulul ‘Azmi dengan yang lainya kurang lebih 1000 tahun. Para beliau Ulul ‘Azmi ini (Mujadid Tasyri’) membawa syariat sendiri-sendiri. Bila Ulul ‘Azmi ini wafat, maka digantikan oleh yang baru dengan syariat yang lebih sempurna. Adapun para Rasul yang bukan Ulul ‘Azmi bukan Mujadid, bertugas menyampaikan syariatnya Mujadid Tasyri’ sebelumnya. Sebagai contoh, para Rasul yang hidup diantara Nabi Nuh AS dan Nabi Ibrahim AS yaitu Hud AS dan Nabi Shaleh AS. Beliau berdua bertugas menyampaikan syariatnya Nabi Nuh AS. Begitu juga Rasul yang hidup di antara Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS, bertugas menyampaikan syariatnya Nabi Ibrahim AS, dan seterusnya. Walau sebagai penerus dan bukan Mujadid Tasyri’, dalam menjalankan tugas-tugas kerasulanya mendasarkan pada wahyu Allah SWT, bukan sekedar taklid atau mengikut.
Bagaimana halnya dengan tugas para nabi sebelum Nabi Nuh AS ?
Sebelum Nabi Nuh AS tidak disinggung soal Mujadid. Sebab waktu itu belum ada syariat. Jadi tugas para Nabi seperti Nabi Adam AS, Nabi Syis AS sampai nabi Nuh AS yang berjarak kurang lebih 1000 tahun itu terbatas soal tauhid, memperbaiki cara hidup dan meningkatkan kesejahteraan anak cucunya sampai datangnya Nabi Nuh AS, maka Allah SWT memberikan batasan-batasan antara ibu dan anak-anak, saudara laki-laki dan saudara perempuan, juga mengaktifkan kewajiban-kewajiban, melaksanakan adab-adab beberapa perintah yang disusul dan diikuti para Rasul Ulul ‘Azmi berikutnya hingga syariatnya lebih meningkat dan lebih sempurna (Islam) yang di bawa Sayyidul Anbiya’ wal Mursalin Nabi Muhammad SAW yang syariatnya meliputi syariat para Nabi dan Rasul sebelumnya. (Hasyiyah Showi juz 11 hal 29).
Setelah Rasulullah SAW wafat bukankah syariat agama sudah sempurna, tapi mengapa Allah masih mengangkat Mujadid ?
Sebelumnya kan saya jelaskan bahwa Mujadid sepeninggal Rasulullah SAW bukan sebagai Mujadid pembawa syariat, tetapi Mujadid untuk memperbaiki (memperbaharui) syariat Rasulullah SAW yang sudah tidak murni lagi. Nah, Mujadid sepeninggal Rasulullah SAW ini akan muncul setiap penghujung 100 tahun. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
yang artinya,”Sesungguhnya Allah mengutus seseorang setiap penghujung 100 tahun untuk memperbaiki (memperbaharui) persoalan agama umat.” (HR. Abu Dawud, Al Hikam, Baihaki, dari Abu Hurairah RA/ Sirojut Tholibin I hal 6, Syamsul Ma’arif III hal. 324, Da’watut Taamah hal. 5).
Sehubungan dengan hadits tersebut, pada kalimat yab’atsu, artinya mengutus utusan, beliau Shahibul Wahidiyah Sayyidul Ghauts Sayyid Abdul Madjid Ma’ruf QS wa RA menggaris bawahi dengan dawuhnya:
Yang artinya, ”Yang dimaksud Rasul disini (hadits ini) bukan Rasul pembawa syariat, tapi Rasul untuk menyempurnakan agama umat sehingga mencapai hakikat dan makrifat, sadar billah.” (Yawaqit juz II hal.
Ini menurut tinjauan kacamata tasawuf, yakni Mujadid Tahqiq.
Kalau Mujadid Tasyri’ wafat, penerusnya adalah para Nabi dan Rasul sampai datangnya Mujadid Tasyri’ berikutnya. Lantas siapa penerus Mujadid Tahqiq jika beliau wafat ?
Secara ototmatis para Ghauts yang bertugas diantara Mujadid Tahqiq yang meninggal dan Mujadid Tahqiq yang berikutnya. Dengan demikian maka setiap Mujadid pasti Ghauts, tetapi kalau Ghauts belum tentu Mujadid. setiap Ghauts itu pasti Wali dan setiap Walibelum tentu Ghauts. begitu pula para Rasul Ulul ‘Azmi pasti Mujadid Tasyri’, tetapi tidak setiap Nabi dan Rasul itu Mujadid Tasyri’.
4 Januari pukul 8:52 · Suka · 2
Muhammad Khoirudin Begitu sulitnya mencari pengganti guru untuk wusul sadar ...
4 Januari pukul 8:53 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi Sepeninggal Rasulullah SAW penggantinya adalah para Khulafaur Rasyidin yang sekaligus menjabat sebagai Quthubul Aqthab dan Ghauts di zaman itu. Siapa Ghauts pertama sepeninggal Khulafaur Rasyidin ?
Dalam kitab Yawaqit juz II hal. 82 ada keterangan bahwa Ghauts pertama menurut para ulama tasawuf adalah Sayyidina Hasan RA. Setelah beliau wafat di ganti Sayyidina Husein RA. Dalam kurun lain Ghauts fii zamanihi Syekh Abdus Salam bin Masyisy RA. Setelah beliau wafat di ganti oleh Syekh Abul Hasan Asy Syazali RA, diteruskan oleh Syekh Abbul Abbas Al Mursi RA. Begitu seterusnya.
Apakah para Ghauts itu mesti berdomisili di Timur Tengah, di Mekkah misalnya mengingat Ka’bah ada disana?
Selasa pukul 20:19 · Suka
Ahmad Dimyathi Apakah para Ghauts itu mesti berdomisili di Timur Tengah, di Mekkah misalnya mengingat Ka’bah ada disana?
Dalam kitab-kitab tasawuf tidak ada yang menerangkan bahwa Ghauts itu harus orang Timur Tengah apalagi di Mekkah. Contohnya Syekh Imam Ghazali dari Persia (Iran), Syekh Abdul Qadir Al Jaelani dari Baghdad (Irak).
Bagaimana proses pergantian dari Ghauts yang satu ke Ghauts berikutanya ?
Mengenai hal ini Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu haditsnya yang artinya kurang lebih:
”Sesungguhnya Allah mempunyai 300 wali di muka bumi ini yang hatinya seperti Nabi Adam AS, 40 wali yang hatinya seperti Nabi Musa AS, 7 wali yang hatinya seperti Nabi Ibrahim AS, 5 wali yang hatinya seperti Malaikat Jibril, 3 wali yang hatinya sebagaimana hati Malaikat Mikail, kemudian 1 wali hatinya seperti Malaikat Isrofil. Apabila wali yang satu itu meninggal dunia, Allah mengganti/mengangkat salah satu dari wali yang lima. Apabila salah satu dari wali yang lima meninggal dunia, Allah mengangkat salah satu wali dari yang tujuh. Apabila salah satu dari wali yang tujuh meninggal dunia, Allah mengganti salah satu dari wali yang empat puluh. Apabila salah satu dari wali yang empat puluh itu meninggal dunia, maka Allah mengangkat salah satu dari wali yang jumlahnya tiga ratus. Dan apabila salah satu dari wali yang tiga ratus meninggal dunia, maka Allah mengangkat salah satu dari sekian manusia beriman yang paling baik dalam segala bidang.” (Tafsir Sirojul Munir: 157, Siraajut Thalibin juz I: 161, Tanwirul Qulub: 414-415, Syawahidul Haq: 197, Al Haawi lilfataawi juz 11: 298 dan buku kuliah wahidiyah: 140)
Hadits di atas kan tidak menyinggung kata-kata Ghauts?
Memang benar, akan tetapi berkenaan dengan hadits diatas, ba’dul ‘arifin (ulama tasawuf) mengatakan:
”Wali atau yang disebut dalam hadits ini ialah Wali Quthub dan dialah Ghauts.” (Syawahidul Haq: 197)
Sehubungan dengan hadits tersebut, Syekh Sya’roni RA menafsirkan:
”Apabila Al Qhutub Al Ghauts meninggal, dalam kekosongan ini Allah mengganti mengangkat Ghauts yang lain.” (Yawaqit juz II: 80).
Beliau juga mengatakan:
”Semua zaman tidak akan sepi dari Rasul dan dialah Al Quthub, dialah tempat melihat Allah Al Haq di alam ini.” Ditegaskan lagi dengan Qaulnya: ”Maka bumi ini tidak akan sepi dari Rasul yang hidup Ruhani dan jasadnya, sedang dialah pusatnya (kegiatan) alam insani untuk menuju hakikat dan makrifat billah.” (Yawaqit juz II: hal 80).
Dari sini jelas dan tegas bila Ghauts meninggal,baik itu mendapat tugas merangkap sebagai Mujadid Tahqiq atau Ghauts penerus, Allah SWT akan mengangkat Ghauts yang lain.
Maksudnya Ghauts penerus?
Ghauts yang bertugas meneruskan amalan dan ajaran Ghauts yang merangkap Mujadid Tahqiq sebelumnya. Mbah KH. Abdul Madjid Ma’roef QS wa RA, Ghauts penerusnya adalah Hadratul Mukarrom Romo KH. Abdul Latif Madjid RA. Dasarnya, banyak diantara pengamal yang di dawuhi oleh Mbah Yahi Mualif Shalawat Wahidiyah QS wa RA yang menyatakan bahwa Romo Yahi Abdul Latif adalah pengganti Mbah Yahi. Antara lain remaja dari Ngawi dan Pak Masykur Sekdes Dadapan Gampengrejo melaui mimpi. Keduanya di dawuhi oleh Mbah Yahi dengan redaksi yang hampir sama, Kowe meluwo anakku Abdul Laif, Pimpinan Umum. Iku sing ono Lillah Billahe. (Kamu ikut anakku Abdul Latif saja, Pimpinan Umum Perjuangan Wahidiyah, itu yang ada Lillah Billahnya). Begitu dawuh Mbah Yahi QS wa RA kepada seorang remaja dari Ngawi.
Sedang untuk Pak Masykur Sekdes Dadapan, ketika dawuh Mbah Yahi sampai pada kata-kata Pimpinan Umum, Pak Masykur menangis sambil nida’ Yaa Sayyidi Yaa Ayyuhal Ghauts berulang-ulang sampai Mbah Yahi menyuruhnya berhenti menangis, seraya beliau dawuh; wis-wis, saiki shalato makmumo kono.” (Sudah-sudah, sekarang kamu shalat dan makmum sana). Pada waktu itu yang menjadi Imam adalah Romo Yahi RA, badanya besar sekali tidak seperti biasanya. Dan masih banyak pengamal lain yang di dawuhi Mbah Yahi dengan redaksi yang berbeda.
Apakah dawuh Mbah Yahi dalam mimpi itu Haq ?
Ya, Haq. Al ‘alamah As-Sufairi Al Halabi pengikut Madhzab Syafi’I RA mengatakan dalam Syarah bukhari:
”Sungguh sebagaimana syetan tidak mampu menyerupai Rasulullah SAW, begitu juga ia tidak mampu menyerupai Wali Kamil (Ghauts).” (Tanwirul Qulub: 520)
Apabila ada pengamal yang tidak yakin bahwa Romo Yahi RA adalah Ghauts Penerus, bagaimana metode untuk mengetahui Ghautsu Hadzaz zaman ?
Istikharahlah, dengan membaca Al Fatihah 1000x, memperbanyak “Yaa Ayyuhal Ghautsu Salaamullah alaika robbi nii bi-idnillah wandur ilayya sayyidii binadhroh muushilatil lil hadlrotil ‘aliyah” Dan ”Yaa Sayyidi Yaa Ayyuhal Ghauts.” Di perbanyak tiap malam sampai ketemu dengan Ghautsu Hadzazzaman. Dengan catatan jangan sampai di setir oleh nafsu, harus ikhlas dan niat akan mengikutinya. Sebab pada zaman Mbah Yahi QS wa RA ada orang yang bertanya pada beliau:
”Sekarang ini sudah zaman Imam Mahdi apa belum?” Mbah Yahi menjawab: Belum, coba kamu istikharah dengan membaca Al Fatihah 1000x.” Lain hari orang tersebut sowan dan mengatakan: ”Saya ketemu Imam Mahdi, saya diberi tahu bahwa Ghautsnya Panjenengan Yahi.” Tetapi sayang seribu sayang karena tujuanya hanya ingin tahu saja, setelah tahu hanya cukup tahu, tidak taslim, tidak nderek Mah Yahi QS wa RA, tidak menjadi Pengamal Wahidiyah.
Saran untuk Pengamal Wahidiyah ?
Di sarankan bagi pengamal yang belum yakin atau tidak yakin bahwa beliau Kanjeng Romo Pengasuh Perjuangan Wahidiyah sebagai Ghauts, agar mencari sampai ketemu, sebagaimana telah dituntunkan.
Selasa pukul 20:20 · Suka
Aniq Henawi ehm...., dalil lewat mimpi sepertinya kurang muqoyyid utk orang awam sprti saya
16 jam yang lalu · Suka
Ahmad Dimyathi ITU TERSERAH ANDA KANG ANIQ YANG BAIK ...., TUGAS KAMI HANYA NGASIH TAHU ... NGASIHN SARAN....DAN MENDOAKAN..., SEMOGA TULISAN TERSEBUT BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA...AMIIN !.
4 Januari pukul 8:54 · Suka
Ahmad Dimyathi PSW adalah lembaga hidmah yang berhidmah kepada Beliau Al-Ghouts Fii Zamanihi Mbah Yahi Mu'allif Sholawat Wahidiyah Qs wa Ra saat sugengnya Mbah Yahi Qs wa Ra dulu. Saya pernah berhidmah kepada Beliau Qs wa Ra saat sugengnya Beliau dulu, baik di nDalem maupun di PSW Pusat ketika itu. PW adalah lembaga hidmah yang berhidmah kepada Beliau Ghoutsu Hadzaz Zaman Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra Imamul Wahidiyyin saat sekarang ini. Saat ini sy berhidmah dlm Perjuangan Wahidiyah di PW Prop. Jabar.
4 Januari pukul 9:35 · Telah disunting · Suka · 5
Lare Segho Thiwull Lare Segho Thiwull lalu apa saja bimbingan Mualif RA Didalam Wahidiyah , bapak Ahmad Dimyathi.?
4 Januari pukul 9:11 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi SAUDARAKU LARE SEGHO THIWUL YANG DIRAHMATI ALLOH SWT, YANG KAMI TULIS TSB SEBAGIAN DARI BIMBINGAN MU'ALLIF SHOLAWAT WAHIDIYAH QS WA RA. SELAIN ITU, BIMBINGAN BELIAU ADALAH : PENGAMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH, AJARAN WAHIDIYAH (LILLAH BILLAH dst..), PENYIARAN WAHIDIYAH, PEMBINAAN WAHIDIYAH, PENDIDIKAN WAHIDIYAH, PERJUANGAN WAHIDIYAH ATAU PERJUANGAN FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW, DLL.
4 Januari pukul 9:25 · Telah disunting · Suka · 2
Lare Segho Thiwull termasuk untuk mengikuti Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid, apakah itu juga bimbingan Mualif RA .?
4 Januari pukul 9:22 melalui seluler · Batal Suka · 1
Cak Ode :: Tidak perlu masuk ke dalam koridor Benar-Salah.. atau Baik-Buruk.
Ada 17 perbedaan Eksistensi, dan 7 perbedaan Substansi.. antara:
PSW;
YPW-PUPW; dan
JPW - Miladiyah.
Realitas empiris kesejarahan menjadi legalitas autentik yang faktual atas dikotomi dalam komunitas pengamalan dan penokohan di Wahidiyah.
Dogma, dalil, hujjah, atau alasan pembenar terhadap masing-masing kelompok.. mudah dibuat dan dicari-cari.
Tentu, kita sepakat bahwa kita tidak mungkin ingkar terhadap Amalan, Ajaran, Aturan, Dawuh, Wasiat, Bimbingan, Itsbat, dan Keputusan beliau Muallif Sholawat Wahidiyah Ra.
4 Januari pukul 9:38 melalui seluler · Batal Suka · 2
Fafirruu Ilallaah Terus kalau Miladiyah lembaga hidmah yg berhidmah kemana kalau bukan ke beliau Mu'allif Sholawat wahidiyah Yg di asuh langsung oleh beliau Romo KH.Abdul Hamid Majid RA, Shohibul Miladiyah... Di lanjuttt... Yai...
4 Januari pukul 9:40 · Suka · 2
Ahmad Dimyathi : YA, MENGIKUTI BIMBINGAN MU'ALLIF QS WA RA, TUK MENERAPKAN LILGHOUTS BILGHOUTS SEPERTI PENJELASAN DIATAS.
4 Januari pukul 9:46 · Telah disunting · Suka
Lare Segho Thiwull jika seperti penjelasan diatas itu bukan bimbingan Mualif RA tp bimbingan anda bapak Ahmad Dimyathi.?
4 Januari pukul 9:51 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi :
Mujadid dan Ghauts; Peranan dan Kedudukannya di Tengah Umat.
Banyak yang belum faham antara perbedaan Ghauts dan Mujadid. Apa tugas-tugasnya, sejak kapan keberadaanya di tengah-tengah umat. Hal ini penting di bahas karena masih banyak kaum Muslimin khususnya Pengamal Wahidiyah yang salah mempresepsikan atau bahkan tidak tahu sama sekali keberadaan Ghauts dan Mujadid di muka bumi. Ini bisa di maklumi mengingat pembahasan tentang Ghautsiyah dan Mujadid tidak banyak beredar di tengah-tengah masyarakat. Kali ini Aham sengaja menurunkan kembali tulisan pembahasan Mujadid dan Ghauts yang di muat pada edisi 17/Ramadhan 1419H/Desember 1998M. hasil wawancara reporter Aham Vety Arova dengan KH. Ahmad Baidhowi (alm). Konon edisi 17 tersebut merupakan edisi terbaik dibanding edisi sebelumnya maupun sedudahnya sebagaimana dawuh beliau Romo KH. Abdul Latif Madjid RA secara sirri kepada H. Indra Sukmana dari Cianjur.
Bisa Yahi jelaskan perbedaan antara Mujadid dan Ghauts ?
Menurut arti bahasanya, Mujadid berarti reformis atau pembaharu. Menurut Hadits Rasulullah SAW adalah orang yang di utus oleh Allah SWT pada setiap penghujung 100 tahun untuk memperbaiki (memperbaharui) persoalan agama umat. Mujadid ini datang setelah Rasulullah SAW wafat.
Ghauts secara harfiah berarti penolong. Menurut ulama Tasawuf adalah pemimpin para waliyullah di muka bumi. Tugasnya adalah sebagai penuntun, pembimbing kepada keselamatan dan kebahagiaan yang di ridhoi Allah wa Rasulihi SAW. Istilah Ghauts banyak di bahas dalam dunia tasawuf.
Apakah ada pembagian dalam Mujadid itu ?
Ada. Pertama, Mujadid sebelum Rasulullah SAW. Mujadid ini di pegang oleh Rasul Ulul ‘Azmi, yang selanjutnya di sebut Mujadid Tasyri’ (pembawa syariat) yang di dalamnya juga meliputi bidang tahqiq (tasawuf). DI mulai oleh Nabiyullah Nuh AS dan di tutup oleh beliau Sayyidul Anbiya’ wal Mursalin SAW. Adapun Nabi dan Rasul selain Ulul ‘Azmi bertugas meneruskan misi Rasul Ulul ‘Azmi tersebut.
Kedua, Mujadid setelah Rasulullah SAW. Mujadid setelah Rasulullah SAW ini secara garis besar ada dua. Yakni Mujadid Tahqiq dan Mujadid Ghairu Tahqiq atau Tasyri’ (fiqih) disini bukanlah tasyri’ pembawa syariat sebagaiman Rasul Ulul ‘Azmi. Melainkan Mujadid yang bertugas membangun dan mengembalikan syariat Rasulullah SAW sebagaimana mestinya. Sedangkan Mujadid Tahqiq adalah seseorang yang di utus oleh Allah SWT untuk membangun dan menghidupkan kembali ajaran dan tuntunan Rasulullah SAW untuk wushul makrifat kepada Allah SWT. Mujadid Tahqiqi disini adalah pemimpin para waliyullah (Sultanul Auliya’).
Kongkritnya bagaimana ?
Begini, Mujadid Tasysri’ di jabat oleh lima Nabi dan Rasul Ulul ‘Azmi (Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad SAW). Jarak antara Ulul ‘Azmi dengan yang lainya kurang lebih 1000 tahun. Para beliau Ulul ‘Azmi ini (Mujadid Tasyri’) membawa syariat sendiri-sendiri. Bila Ulul ‘Azmi ini wafat, maka digantikan oleh yang baru dengan syariat yang lebih sempurna. Adapun para Rasul yang bukan Ulul ‘Azmi bukan Mujadid, bertugas menyampaikan syariatnya Mujadid Tasyri’ sebelumnya. Sebagai contoh, para Rasul yang hidup diantara Nabi Nuh AS dan Nabi Ibrahim AS yaitu Hud AS dan Nabi Shaleh AS. Beliau berdua bertugas menyampaikan syariatnya Nabi Nuh AS. Begitu juga Rasul yang hidup di antara Nabi Ibrahim AS dan Nabi Musa AS, bertugas menyampaikan syariatnya Nabi Ibrahim AS, dan seterusnya. Walau sebagai penerus dan bukan Mujadid Tasyri’, dalam menjalankan tugas-tugas kerasulanya mendasarkan pada wahyu Allah SWT, bukan sekedar taklid atau mengikut.
Bagaimana halnya dengan tugas para nabi sebelum Nabi Nuh AS ?
Sebelum Nabi Nuh AS tidak disinggung soal Mujadid. Sebab waktu itu belum ada syariat. Jadi tugas para Nabi seperti Nabi Adam AS, Nabi Syis AS sampai nabi Nuh AS yang berjarak kurang lebih 1000 tahun itu terbatas soal tauhid, memperbaiki cara hidup dan meningkatkan kesejahteraan anak cucunya sampai datangnya Nabi Nuh AS, maka Allah SWT memberikan batasan-batasan antara ibu dan anak-anak, saudara laki-laki dan saudara perempuan, juga mengaktifkan kewajiban-kewajiban, melaksanakan adab-adab beberapa perintah yang disusul dan diikuti para Rasul Ulul ‘Azmi berikutnya hingga syariatnya lebih meningkat dan lebih sempurna (Islam) yang di bawa Sayyidul Anbiya’ wal Mursalin Nabi Muhammad SAW yang syariatnya meliputi syariat para Nabi dan Rasul sebelumnya. (Hasyiyah Showi juz 11 hal 29).
Setelah Rasulullah SAW wafat bukankah syariat agama sudah sempurna, tapi mengapa Allah masih mengangkat Mujadid ?
Sebelumnya kan saya jelaskan bahwa Mujadid sepeninggal Rasulullah SAW bukan sebagai Mujadid pembawa syariat, tetapi Mujadid untuk memperbaiki (memperbaharui) syariat Rasulullah SAW yang sudah tidak murni lagi. Nah, Mujadid sepeninggal Rasulullah SAW ini akan muncul setiap penghujung 100 tahun. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
yang artinya,”Sesungguhnya Allah mengutus seseorang setiap penghujung 100 tahun untuk memperbaiki (memperbaharui) persoalan agama umat.” (HR. Abu Dawud, Al Hikam, Baihaki, dari Abu Hurairah RA/ Sirojut Tholibin I hal 6, Syamsul Ma’arif III hal. 324, Da’watut Taamah hal. 5).
Sehubungan dengan hadits tersebut, pada kalimat yab’atsu, artinya mengutus utusan, beliau Shahibul Wahidiyah Sayyidul Ghauts Sayyid Abdul Madjid Ma’ruf QS wa RA menggaris bawahi dengan dawuhnya:
Yang artinya, ”Yang dimaksud Rasul disini (hadits ini) bukan Rasul pembawa syariat, tapi Rasul untuk menyempurnakan agama umat sehingga mencapai hakikat dan makrifat, sadar billah.” (Yawaqit juz II hal.
Ini menurut tinjauan kacamata tasawuf, yakni Mujadid Tahqiq.
Kalau Mujadid Tasyri’ wafat, penerusnya adalah para Nabi dan Rasul sampai datangnya Mujadid Tasyri’ berikutnya. Lantas siapa penerus Mujadid Tahqiq jika beliau wafat ?
Secara ototmatis para Ghauts yang bertugas diantara Mujadid Tahqiq yang meninggal dan Mujadid Tahqiq yang berikutnya. Dengan demikian maka setiap Mujadid pasti Ghauts, tetapi kalau Ghauts belum tentu Mujadid. setiap Ghauts itu pasti Wali dan setiap Walibelum tentu Ghauts. begitu pula para Rasul Ulul ‘Azmi pasti Mujadid Tasyri’, tetapi tidak setiap Nabi dan Rasul itu Mujadid Tasyri’.
4 Januari pukul 8:52 · Suka · 2
Muhammad Khoirudin Begitu sulitnya mencari pengganti guru untuk wusul sadar ...
4 Januari pukul 8:53 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi Sepeninggal Rasulullah SAW penggantinya adalah para Khulafaur Rasyidin yang sekaligus menjabat sebagai Quthubul Aqthab dan Ghauts di zaman itu. Siapa Ghauts pertama sepeninggal Khulafaur Rasyidin ?
Dalam kitab Yawaqit juz II hal. 82 ada keterangan bahwa Ghauts pertama menurut para ulama tasawuf adalah Sayyidina Hasan RA. Setelah beliau wafat di ganti Sayyidina Husein RA. Dalam kurun lain Ghauts fii zamanihi Syekh Abdus Salam bin Masyisy RA. Setelah beliau wafat di ganti oleh Syekh Abul Hasan Asy Syazali RA, diteruskan oleh Syekh Abbul Abbas Al Mursi RA. Begitu seterusnya.
Apakah para Ghauts itu mesti berdomisili di Timur Tengah, di Mekkah misalnya mengingat Ka’bah ada disana?
Selasa pukul 20:19 · Suka
Ahmad Dimyathi Apakah para Ghauts itu mesti berdomisili di Timur Tengah, di Mekkah misalnya mengingat Ka’bah ada disana?
Dalam kitab-kitab tasawuf tidak ada yang menerangkan bahwa Ghauts itu harus orang Timur Tengah apalagi di Mekkah. Contohnya Syekh Imam Ghazali dari Persia (Iran), Syekh Abdul Qadir Al Jaelani dari Baghdad (Irak).
Bagaimana proses pergantian dari Ghauts yang satu ke Ghauts berikutanya ?
Mengenai hal ini Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu haditsnya yang artinya kurang lebih:
”Sesungguhnya Allah mempunyai 300 wali di muka bumi ini yang hatinya seperti Nabi Adam AS, 40 wali yang hatinya seperti Nabi Musa AS, 7 wali yang hatinya seperti Nabi Ibrahim AS, 5 wali yang hatinya seperti Malaikat Jibril, 3 wali yang hatinya sebagaimana hati Malaikat Mikail, kemudian 1 wali hatinya seperti Malaikat Isrofil. Apabila wali yang satu itu meninggal dunia, Allah mengganti/mengangkat salah satu dari wali yang lima. Apabila salah satu dari wali yang lima meninggal dunia, Allah mengangkat salah satu wali dari yang tujuh. Apabila salah satu dari wali yang tujuh meninggal dunia, Allah mengganti salah satu dari wali yang empat puluh. Apabila salah satu dari wali yang empat puluh itu meninggal dunia, maka Allah mengangkat salah satu dari wali yang jumlahnya tiga ratus. Dan apabila salah satu dari wali yang tiga ratus meninggal dunia, maka Allah mengangkat salah satu dari sekian manusia beriman yang paling baik dalam segala bidang.” (Tafsir Sirojul Munir: 157, Siraajut Thalibin juz I: 161, Tanwirul Qulub: 414-415, Syawahidul Haq: 197, Al Haawi lilfataawi juz 11: 298 dan buku kuliah wahidiyah: 140)
Hadits di atas kan tidak menyinggung kata-kata Ghauts?
Memang benar, akan tetapi berkenaan dengan hadits diatas, ba’dul ‘arifin (ulama tasawuf) mengatakan:
”Wali atau yang disebut dalam hadits ini ialah Wali Quthub dan dialah Ghauts.” (Syawahidul Haq: 197)
Sehubungan dengan hadits tersebut, Syekh Sya’roni RA menafsirkan:
”Apabila Al Qhutub Al Ghauts meninggal, dalam kekosongan ini Allah mengganti mengangkat Ghauts yang lain.” (Yawaqit juz II: 80).
Beliau juga mengatakan:
”Semua zaman tidak akan sepi dari Rasul dan dialah Al Quthub, dialah tempat melihat Allah Al Haq di alam ini.” Ditegaskan lagi dengan Qaulnya: ”Maka bumi ini tidak akan sepi dari Rasul yang hidup Ruhani dan jasadnya, sedang dialah pusatnya (kegiatan) alam insani untuk menuju hakikat dan makrifat billah.” (Yawaqit juz II: hal 80).
Dari sini jelas dan tegas bila Ghauts meninggal,baik itu mendapat tugas merangkap sebagai Mujadid Tahqiq atau Ghauts penerus, Allah SWT akan mengangkat Ghauts yang lain.
Maksudnya Ghauts penerus?
Ghauts yang bertugas meneruskan amalan dan ajaran Ghauts yang merangkap Mujadid Tahqiq sebelumnya. Mbah KH. Abdul Madjid Ma’roef QS wa RA, Ghauts penerusnya adalah Hadratul Mukarrom Romo KH. Abdul Latif Madjid RA. Dasarnya, banyak diantara pengamal yang di dawuhi oleh Mbah Yahi Mualif Shalawat Wahidiyah QS wa RA yang menyatakan bahwa Romo Yahi Abdul Latif adalah pengganti Mbah Yahi. Antara lain remaja dari Ngawi dan Pak Masykur Sekdes Dadapan Gampengrejo melaui mimpi. Keduanya di dawuhi oleh Mbah Yahi dengan redaksi yang hampir sama, Kowe meluwo anakku Abdul Laif, Pimpinan Umum. Iku sing ono Lillah Billahe. (Kamu ikut anakku Abdul Latif saja, Pimpinan Umum Perjuangan Wahidiyah, itu yang ada Lillah Billahnya). Begitu dawuh Mbah Yahi QS wa RA kepada seorang remaja dari Ngawi.
Sedang untuk Pak Masykur Sekdes Dadapan, ketika dawuh Mbah Yahi sampai pada kata-kata Pimpinan Umum, Pak Masykur menangis sambil nida’ Yaa Sayyidi Yaa Ayyuhal Ghauts berulang-ulang sampai Mbah Yahi menyuruhnya berhenti menangis, seraya beliau dawuh; wis-wis, saiki shalato makmumo kono.” (Sudah-sudah, sekarang kamu shalat dan makmum sana). Pada waktu itu yang menjadi Imam adalah Romo Yahi RA, badanya besar sekali tidak seperti biasanya. Dan masih banyak pengamal lain yang di dawuhi Mbah Yahi dengan redaksi yang berbeda.
Apakah dawuh Mbah Yahi dalam mimpi itu Haq ?
Ya, Haq. Al ‘alamah As-Sufairi Al Halabi pengikut Madhzab Syafi’I RA mengatakan dalam Syarah bukhari:
”Sungguh sebagaimana syetan tidak mampu menyerupai Rasulullah SAW, begitu juga ia tidak mampu menyerupai Wali Kamil (Ghauts).” (Tanwirul Qulub: 520)
Apabila ada pengamal yang tidak yakin bahwa Romo Yahi RA adalah Ghauts Penerus, bagaimana metode untuk mengetahui Ghautsu Hadzaz zaman ?
Istikharahlah, dengan membaca Al Fatihah 1000x, memperbanyak “Yaa Ayyuhal Ghautsu Salaamullah alaika robbi nii bi-idnillah wandur ilayya sayyidii binadhroh muushilatil lil hadlrotil ‘aliyah” Dan ”Yaa Sayyidi Yaa Ayyuhal Ghauts.” Di perbanyak tiap malam sampai ketemu dengan Ghautsu Hadzazzaman. Dengan catatan jangan sampai di setir oleh nafsu, harus ikhlas dan niat akan mengikutinya. Sebab pada zaman Mbah Yahi QS wa RA ada orang yang bertanya pada beliau:
”Sekarang ini sudah zaman Imam Mahdi apa belum?” Mbah Yahi menjawab: Belum, coba kamu istikharah dengan membaca Al Fatihah 1000x.” Lain hari orang tersebut sowan dan mengatakan: ”Saya ketemu Imam Mahdi, saya diberi tahu bahwa Ghautsnya Panjenengan Yahi.” Tetapi sayang seribu sayang karena tujuanya hanya ingin tahu saja, setelah tahu hanya cukup tahu, tidak taslim, tidak nderek Mah Yahi QS wa RA, tidak menjadi Pengamal Wahidiyah.
Saran untuk Pengamal Wahidiyah ?
Di sarankan bagi pengamal yang belum yakin atau tidak yakin bahwa beliau Kanjeng Romo Pengasuh Perjuangan Wahidiyah sebagai Ghauts, agar mencari sampai ketemu, sebagaimana telah dituntunkan.
Selasa pukul 20:20 · Suka
Aniq Henawi ehm...., dalil lewat mimpi sepertinya kurang muqoyyid utk orang awam sprti saya
16 jam yang lalu · Suka
Ahmad Dimyathi ITU TERSERAH ANDA KANG ANIQ YANG BAIK ...., TUGAS KAMI HANYA NGASIH TAHU ... NGASIHN SARAN....DAN MENDOAKAN..., SEMOGA TULISAN TERSEBUT BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA...AMIIN !.
4 Januari pukul 8:54 · Suka
Ahmad Dimyathi PSW adalah lembaga hidmah yang berhidmah kepada Beliau Al-Ghouts Fii Zamanihi Mbah Yahi Mu'allif Sholawat Wahidiyah Qs wa Ra saat sugengnya Mbah Yahi Qs wa Ra dulu. Saya pernah berhidmah kepada Beliau Qs wa Ra saat sugengnya Beliau dulu, baik di nDalem maupun di PSW Pusat ketika itu. PW adalah lembaga hidmah yang berhidmah kepada Beliau Ghoutsu Hadzaz Zaman Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra Imamul Wahidiyyin saat sekarang ini. Saat ini sy berhidmah dlm Perjuangan Wahidiyah di PW Prop. Jabar.
4 Januari pukul 9:35 · Telah disunting · Suka · 5
Lare Segho Thiwull Lare Segho Thiwull lalu apa saja bimbingan Mualif RA Didalam Wahidiyah , bapak Ahmad Dimyathi.?
4 Januari pukul 9:11 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi SAUDARAKU LARE SEGHO THIWUL YANG DIRAHMATI ALLOH SWT, YANG KAMI TULIS TSB SEBAGIAN DARI BIMBINGAN MU'ALLIF SHOLAWAT WAHIDIYAH QS WA RA. SELAIN ITU, BIMBINGAN BELIAU ADALAH : PENGAMALAN SHOLAWAT WAHIDIYAH, AJARAN WAHIDIYAH (LILLAH BILLAH dst..), PENYIARAN WAHIDIYAH, PEMBINAAN WAHIDIYAH, PENDIDIKAN WAHIDIYAH, PERJUANGAN WAHIDIYAH ATAU PERJUANGAN FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW, DLL.
4 Januari pukul 9:25 · Telah disunting · Suka · 2
Lare Segho Thiwull termasuk untuk mengikuti Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid, apakah itu juga bimbingan Mualif RA .?
4 Januari pukul 9:22 melalui seluler · Batal Suka · 1
Cak Ode :: Tidak perlu masuk ke dalam koridor Benar-Salah.. atau Baik-Buruk.
Ada 17 perbedaan Eksistensi, dan 7 perbedaan Substansi.. antara:
PSW;
YPW-PUPW; dan
JPW - Miladiyah.
Realitas empiris kesejarahan menjadi legalitas autentik yang faktual atas dikotomi dalam komunitas pengamalan dan penokohan di Wahidiyah.
Dogma, dalil, hujjah, atau alasan pembenar terhadap masing-masing kelompok.. mudah dibuat dan dicari-cari.
Tentu, kita sepakat bahwa kita tidak mungkin ingkar terhadap Amalan, Ajaran, Aturan, Dawuh, Wasiat, Bimbingan, Itsbat, dan Keputusan beliau Muallif Sholawat Wahidiyah Ra.
4 Januari pukul 9:38 melalui seluler · Batal Suka · 2
Fafirruu Ilallaah Terus kalau Miladiyah lembaga hidmah yg berhidmah kemana kalau bukan ke beliau Mu'allif Sholawat wahidiyah Yg di asuh langsung oleh beliau Romo KH.Abdul Hamid Majid RA, Shohibul Miladiyah... Di lanjuttt... Yai...
4 Januari pukul 9:40 · Suka · 2
Ahmad Dimyathi : YA, MENGIKUTI BIMBINGAN MU'ALLIF QS WA RA, TUK MENERAPKAN LILGHOUTS BILGHOUTS SEPERTI PENJELASAN DIATAS.
4 Januari pukul 9:46 · Telah disunting · Suka
Lare Segho Thiwull jika seperti penjelasan diatas itu bukan bimbingan Mualif RA tp bimbingan anda bapak Ahmad Dimyathi.?
4 Januari pukul 9:51 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi :
MF, KALAU LEMBAGA MILADIYAH DAN YANG LAIN SY SENDIRI KURANG JELAS KANG, SEBAB SY SENDIRI GA PERNAH DISANA, JADI GA TAHU. TANYAKAN LANGSUNG AJA KEPADA YANG BERSANGKUTAN.
4 Januari pukul 9:54 · Suka
Ahmad Dimyathi :
4 Januari pukul 9:54 · Suka
Ahmad Dimyathi :
KANG SEGO, ITU TERSERAH ANNGAPAN ANDA, MASLAHNYA ANDA BELUM TAHU, BELUM YAQIN, BELUM MENGENAL SECARA RUHANI/MUSYAHADAH SIAPA BELIAU GHOUTSU HADZAZ ZAMAN/SULTHONUL AULIYAK ZAMAN SEKARANG INI SEBAGAI PENGGANTI DAN PENERUSNYA MBAH YAHI QS WA RA. ITU MASALAHNYA ...
4 Januari pukul 10:02 · Suka
Cak Ode :: Study Komparatif Wahidiyah
Entitas Realitas PSW, YPW-PUPW, dan JPW-Miladiyah
Didasarkan pada Visi, Amalan, Ajaran, Aturan, Dawuh, Wasiat, Bimbingan, Ketetapan, dan Keputusan Muallif Sholawat Wahidiyah Ra.
4 Januari pukul 10:06 melalui seluler · Suka · 2
Muhammad Khoirudin Kalau zaman mualif yg mendeteksi siapa ghoust para ulama yg tidak senior lagi tapi benar2 bisa diuji kuwalitas teropong batinnya ....
4 Januari pukul 10:11 melalui seluler · Suka
Fafirruu Ilallaah Cak Ode Yg dimulyakan Allaah.. Tolong jelaskan 17.perbedaan Eksistensi 7.perbedaan Substansi biar kita2 yg bodoh ini bisa mengerti sedikit2 ya Yai... Ode
4 Januari pukul 10:20 · Suka · 2
Aldy Bsy Alhamdulillah dbhass lg....Insa Allah jwabanya pda pribadi masing2...akan tidak lama menemukan yg berhak qt ikuti..bkan cri yg pling bnar tp...yg bnar2 ptut qt ikuti...stelah spninggalan Mbah Yahi...
4 Januari pukul 10:34 melalui seluler · Batal Suka · 2
Aldy Bsy yg ad pmbnaran sndri mhon cpat dsmpaikan agar semua mnjadi tau..bkan utk sling mnylahkan tp pnyaringan...pndpat2yg ddpat brdsarkan pdnan yg kuat segi lahiriah maupun batiniah...toh masyrkat n pengamal wahidiyah akan trbuka hatinya sndri pda waktunya nti...mgikuti yg pnntas dikuti...amalany bnar tdak slah...lain sopirnya yg dbri mndat oleh juraganya...
4 Januari pukul 10:42 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi :
4 Januari pukul 10:02 · Suka
Cak Ode :: Study Komparatif Wahidiyah
Entitas Realitas PSW, YPW-PUPW, dan JPW-Miladiyah
Didasarkan pada Visi, Amalan, Ajaran, Aturan, Dawuh, Wasiat, Bimbingan, Ketetapan, dan Keputusan Muallif Sholawat Wahidiyah Ra.
4 Januari pukul 10:06 melalui seluler · Suka · 2
Muhammad Khoirudin Kalau zaman mualif yg mendeteksi siapa ghoust para ulama yg tidak senior lagi tapi benar2 bisa diuji kuwalitas teropong batinnya ....
4 Januari pukul 10:11 melalui seluler · Suka
Fafirruu Ilallaah Cak Ode Yg dimulyakan Allaah.. Tolong jelaskan 17.perbedaan Eksistensi 7.perbedaan Substansi biar kita2 yg bodoh ini bisa mengerti sedikit2 ya Yai... Ode
4 Januari pukul 10:20 · Suka · 2
Aldy Bsy Alhamdulillah dbhass lg....Insa Allah jwabanya pda pribadi masing2...akan tidak lama menemukan yg berhak qt ikuti..bkan cri yg pling bnar tp...yg bnar2 ptut qt ikuti...stelah spninggalan Mbah Yahi...
4 Januari pukul 10:34 melalui seluler · Batal Suka · 2
Aldy Bsy yg ad pmbnaran sndri mhon cpat dsmpaikan agar semua mnjadi tau..bkan utk sling mnylahkan tp pnyaringan...pndpat2yg ddpat brdsarkan pdnan yg kuat segi lahiriah maupun batiniah...toh masyrkat n pengamal wahidiyah akan trbuka hatinya sndri pda waktunya nti...mgikuti yg pnntas dikuti...amalany bnar tdak slah...lain sopirnya yg dbri mndat oleh juraganya...
4 Januari pukul 10:42 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi :
YA SILAKAN AJA DISAMPAIKAN SECARA JELAS DAN TEGAS, SECARA BAIK DAN BENAR (tidak ngawur, bodoh dan konyol) BAIK SECARA LAHIRIYYAH (SECARA ILMIYYAH - SECARA SYAR'I), MAUPUN SECARA BATINIYYAH/HAKIKAT (PENGALAMAN2 SPIRITUAL/MUKASYAFAH/RUHANI/DZAUQIYYAH), SEMOGA ADA MANFAATNYA....
4 Januari pukul 10:57 · Telah disunting · Suka · 2
Ahmad Dimyathi :
4 Januari pukul 10:57 · Telah disunting · Suka · 2
Ahmad Dimyathi :
IMAN BIL AQLI SATU LEVEL DENGAN IMAN BIL ILMI.
IMAN BI DZAUQI SUDAH DIBERI MAMPU MENYAKSIKAN AF'ALULLOH, SIFATULLOH.
IMAN MUSYAHADAH PUNCAK TERTINGGI DALAM KEIMANAN. HANYA ANBIYA' WAL MURSALIN, PARA SIDDIQIN MENEMPATI IMAN MUSYAHADAH.
4 Januari pukul 10:59 · Telah disunting · Suka · 2
Cak Ode :: 17 Perbedaan Eksistensi itu bisa dilihat, diraba, diterawang oleh akal yang waras, sehat, cerdas, dan intelek! antara lain:
#1 Nama
Jelas berbeda sekali antara PSW, YPW-PPK-PUPW, JPW-Miladiyyah.
Silahkan dibantah!
4 Januari pukul 11:04 melalui seluler · Suka · 3
Lare Segho Thiwull apakah admin digrup ini siap untuk tidak menghapus status dan coment" yg berbicara fakta .?
4 Januari pukul 11:09 melalui seluler · Batal Suka · 1
Cak Ode #2 Bentuk
Jelas sekali berbeda antara Organisasi kemasyarakatan keagamaan keislaman ketasawufan, Yayasan bercorak monarchy tirani kapitalis, Jam'iyah feodalis kulturalis.
Silahkan dibantah dengan cerdas rasional..
4 Januari pukul 11:10 melalui seluler · Suka · 1
Cak Ode # Pendiri
PSW didirikan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah Ra.,
YPW-PPK oleh PUPW,
JPW-Miladiyah oleh Panitia Miladiyyah Muallif Sholawat Wahidiyah (Imam Machrus Affandy, dkk.)
Monggo..
4 Januari pukul 11:14 melalui seluler · Suka · 2
Ahmad Dimyathi :
IMAN BI DZAUQI SUDAH DIBERI MAMPU MENYAKSIKAN AF'ALULLOH, SIFATULLOH.
IMAN MUSYAHADAH PUNCAK TERTINGGI DALAM KEIMANAN. HANYA ANBIYA' WAL MURSALIN, PARA SIDDIQIN MENEMPATI IMAN MUSYAHADAH.
4 Januari pukul 10:59 · Telah disunting · Suka · 2
Cak Ode :: 17 Perbedaan Eksistensi itu bisa dilihat, diraba, diterawang oleh akal yang waras, sehat, cerdas, dan intelek! antara lain:
#1 Nama
Jelas berbeda sekali antara PSW, YPW-PPK-PUPW, JPW-Miladiyyah.
Silahkan dibantah!
4 Januari pukul 11:04 melalui seluler · Suka · 3
Lare Segho Thiwull apakah admin digrup ini siap untuk tidak menghapus status dan coment" yg berbicara fakta .?
4 Januari pukul 11:09 melalui seluler · Batal Suka · 1
Cak Ode #2 Bentuk
Jelas sekali berbeda antara Organisasi kemasyarakatan keagamaan keislaman ketasawufan, Yayasan bercorak monarchy tirani kapitalis, Jam'iyah feodalis kulturalis.
Silahkan dibantah dengan cerdas rasional..
4 Januari pukul 11:10 melalui seluler · Suka · 1
Cak Ode # Pendiri
PSW didirikan oleh Muallif Sholawat Wahidiyah Ra.,
YPW-PPK oleh PUPW,
JPW-Miladiyah oleh Panitia Miladiyyah Muallif Sholawat Wahidiyah (Imam Machrus Affandy, dkk.)
Monggo..
4 Januari pukul 11:14 melalui seluler · Suka · 2
Ahmad Dimyathi :
SILAKAN DITULIS SEMUANYA DULU TAR SY TANGGAPI....DAN SAYA JELASKAN ....INSYA ALLOH....
4 Januari pukul 11:14 · Suka
Cak Ode #4 Tahun berdiri
PSW berdiri pada tahun 1964 (ekawarsa) di Kedunglo,
YPW-PPK tahun 1993 di Nganjuk,
JPW-Miladiyah tahun 1995 di Kebonan Lor.
Silahkan diluruskan..
4 Januari pukul 11:17 melalui seluler · Suka · 1
Rawa Rubi siapa yang membantah Ndoro Mbah Nyai Garwo Syaikh Mualif nglampahi kubro dimana?
4 Januari pukul 11:18 melalui seluler · Suka
Cak Ode #5 Lambang
Jelas berbeda!
4 Januari pukul 11:19 melalui seluler · Suka · 1
Cak Ode #6 Bendera dan warnanya
PSW berwarna Hitam Putih,
YPW-PPK berwarna Hijau,
JPW-Miladiyah berwarna Mbilung.
Catatan:
Dalam terminologi astrologi Kanjeng Sunan Kalijogo..
Hitam putih itu ki Semar Ismoyo,
Hijau itu Antogo,
Mbilung itu Manikmoyo.
4 Januari pukul 11:23 melalui seluler · Suka · 2
Cak Ode #7 Kekuasaan tertinggi
PSW memakai Musyawarah Kubro Wahidiyah,
YPW-PPK memakai SK PUPW,
JPW-Miladiyyah memakai Istikhoroh.
4 Januari pukul 11:25 melalui seluler · Suka · 1
Rawa Rubi keindahan obyek menipu yang melihat..
melewatkan tujuan IMAN musyahadah..
4 Januari pukul 11:32 melalui seluler · Suka
Cak Ode :: 17 perbedaan Eksistensi, 7 perbedaan Substansi, dan 1 perbedaan Essensi yang selengkapnya.. silahkan lewat inbox saja.
Yang pasti, tidak ada jabatan, pangkat, maqomat, atau seseorang pun yang mampu mencegah, menolak, membatalkan, atau menghalangi turunnya Hidayah AllahSWT, Syafaat Tarbiyah Rosulillah Saw., atau Tarbiyah Nadzroh Muallif Sholawat Wahidiyah Ra.
4 Januari pukul 11:34 melalui seluler · Suka · 2
Muhammad Khoirudin Lanjuut..
4 Januari pukul 11:44 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi :
4 Januari pukul 11:14 · Suka
Cak Ode #4 Tahun berdiri
PSW berdiri pada tahun 1964 (ekawarsa) di Kedunglo,
YPW-PPK tahun 1993 di Nganjuk,
JPW-Miladiyah tahun 1995 di Kebonan Lor.
Silahkan diluruskan..
4 Januari pukul 11:17 melalui seluler · Suka · 1
Rawa Rubi siapa yang membantah Ndoro Mbah Nyai Garwo Syaikh Mualif nglampahi kubro dimana?
4 Januari pukul 11:18 melalui seluler · Suka
Cak Ode #5 Lambang
Jelas berbeda!
4 Januari pukul 11:19 melalui seluler · Suka · 1
Cak Ode #6 Bendera dan warnanya
PSW berwarna Hitam Putih,
YPW-PPK berwarna Hijau,
JPW-Miladiyah berwarna Mbilung.
Catatan:
Dalam terminologi astrologi Kanjeng Sunan Kalijogo..
Hitam putih itu ki Semar Ismoyo,
Hijau itu Antogo,
Mbilung itu Manikmoyo.
4 Januari pukul 11:23 melalui seluler · Suka · 2
Cak Ode #7 Kekuasaan tertinggi
PSW memakai Musyawarah Kubro Wahidiyah,
YPW-PPK memakai SK PUPW,
JPW-Miladiyyah memakai Istikhoroh.
4 Januari pukul 11:25 melalui seluler · Suka · 1
Rawa Rubi keindahan obyek menipu yang melihat..
melewatkan tujuan IMAN musyahadah..
4 Januari pukul 11:32 melalui seluler · Suka
Cak Ode :: 17 perbedaan Eksistensi, 7 perbedaan Substansi, dan 1 perbedaan Essensi yang selengkapnya.. silahkan lewat inbox saja.
Yang pasti, tidak ada jabatan, pangkat, maqomat, atau seseorang pun yang mampu mencegah, menolak, membatalkan, atau menghalangi turunnya Hidayah AllahSWT, Syafaat Tarbiyah Rosulillah Saw., atau Tarbiyah Nadzroh Muallif Sholawat Wahidiyah Ra.
4 Januari pukul 11:34 melalui seluler · Suka · 2
Muhammad Khoirudin Lanjuut..
4 Januari pukul 11:44 melalui seluler · Suka
Ahmad Dimyathi :
AYO LANJUTIN KANG....JANGAN SETENGAH-SETENGAH TANGGUNG TU......
4 Januari pukul 11:57 · Telah disunting · Suka
Rawa Rubi tyada adab pd ahl bait,mlewatkn LILGHOUTS BILGHOUTS merasa memegang teguh?
mngalihkan iman musyahadah adl proyek setan
4 Januari pukul 11:46 melalui seluler · Suka · 1
Gatotw Ongg Endeng lanjut
4 Januari pukul 11:59 melalui seluler · Batal Suka · 2
Wong Uton "Allahumma sholli alla sayyidina Muhammad"
4 Januari pukul 12:52 · Suka · 1
Luqman Harist Hadir
4 Januari pukul 18:10 melalui seluler · Suka
Fafirruu Ilallaah Alkhamdulillaah sedikit2 kita tahu sejarah terbentukny lembaga hidmah Sholawat Wahidiyah yg semuanya baik. eee... Tapi pasti ada yg lebih baik secara Lahiriyah maupun Batiniah 'indallaah wa Rosulihi SAW wa Qautzi hadazzaman RA... Dilanjuuut...
4 Januari pukul 19:35 · Suka · 1
Evan Salez Lanjutkan,,enak bacanya,kalo santai,,hehe.,..
4 Januari pukul 19:51 melalui seluler · Suka · 1
Galih Gin wahai semua saudaraku,maaf ya sy telat hadir,maklum signalnya kurang mendukung, saya berharap jgn sampai ada nantinya yg bergelar PENGAMAL BINGUNG,mudah"an kita tidak termasuk YAKINNYA YAKIN IKUT IKUTAN HINGGA BERGELAR PENGAMAL BINGUNG.
4 Januari pukul 19:58 melalui seluler · Suka
Galih Gin Mas Roni Ahmad apa tu artinya,pke bahasa nasional aja mas,okeyyyyyy
4 Januari pukul 21:17 melalui seluler · Suka
Fafirruu Ilallaah Iya harus baik ilmiyahnya dan zdauqiyahnya dan bukan rekayasa biar tdk jadi pembohongan publik. kurang lebih itu artinya Galih gin
4 Januari pukul 22:57 · Suka · 1
Cak Ode :: Perlu juga diketahui bersama..
Betapa besar kasih sayang beliau Ndoro Mbah Nyai. Puluhan juta rupiah telah beliau sumbangkan untuk pembangunan kantor PSW Pusat di Jombang..
5 Januari pukul 0:32 melalui seluler · Suka · 1
Rawa Rubi tapi sayangnya gelinding da'wah jombangisme melewatkan lilghouts
lilghouts jombangisme bukan aturan Mualif
5 Januari pukul 1:10 melalui seluler · Suka
Rawa Rubi tapi sayangnya gelinding da'wah jombangisme melewatkan lilghouts
lilghouts jombangisme bukan aturan Mualif
5 Januari pukul 1:12 melalui seluler · Suka
Suyadi Ebiet YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS......Mbah Yai...... Nyuwun Agunging Pangaksami, Mbah Yai...... Al Fatehah.
5 Januari pukul 1:15 · Suka · 1
Rawa Rubi jombangisme mengusung dalil mujadid untuk Lilghouts, meremehkan ajaran Mualif tentang Ghouts.
5 Januari pukul 1:18 melalui seluler · Suka
Lare Segho Thiwull MUSYAWARAH KUBRO dan PERKEMAHAN KUBRO ada lah bukti LILGHOUST BILGHOUST , adakah yang masih ngengkel .?
5 Januari pukul 1:38 melalui seluler · Suka · 2
Suyadi Ebiet Maap Sebelumnya. Numpang Tanya.....Dengan Harapan Ada Yang Berkenan Menjawab. Yaitu. Sejak Kapan Lembaran Shalawat Wahidiyah Di Cetak Dan Diedarkan. Terima Kasih.
5 Januari pukul 1:56 · Suka · 2
Mariono Edan karena itu,,lilghauts bilghauts itu jangan asal karena benci,,,,mana bisa diterapkan ajaran wahidiyah,,saking lembutnya hati,sampai tdk mau mengakui romo adalah ghauts,malah bilang aneh2 ,hem,waras
5 Januari pukul 8:46 melalui seluler · Batal Suka · 2
Ahmad Dimyathi MA'AF YANG BERKOMENTAR NGAWUR, BODOH, KONYOL, MEMFITNAH, LINNAFIS BINNAFSI, DAN GA ADA SOPAN SANTUN KAMI BLOKIR/HAPUS !. MKASIH JAZAA KUMULLOH...AMIIN...
5 Januari pukul 8:57 ·
4 Januari pukul 11:57 · Telah disunting · Suka
Rawa Rubi tyada adab pd ahl bait,mlewatkn LILGHOUTS BILGHOUTS merasa memegang teguh?
mngalihkan iman musyahadah adl proyek setan
4 Januari pukul 11:46 melalui seluler · Suka · 1
Gatotw Ongg Endeng lanjut
4 Januari pukul 11:59 melalui seluler · Batal Suka · 2
Wong Uton "Allahumma sholli alla sayyidina Muhammad"
4 Januari pukul 12:52 · Suka · 1
Luqman Harist Hadir
4 Januari pukul 18:10 melalui seluler · Suka
Fafirruu Ilallaah Alkhamdulillaah sedikit2 kita tahu sejarah terbentukny lembaga hidmah Sholawat Wahidiyah yg semuanya baik. eee... Tapi pasti ada yg lebih baik secara Lahiriyah maupun Batiniah 'indallaah wa Rosulihi SAW wa Qautzi hadazzaman RA... Dilanjuuut...
4 Januari pukul 19:35 · Suka · 1
Evan Salez Lanjutkan,,enak bacanya,kalo santai,,hehe.,..
4 Januari pukul 19:51 melalui seluler · Suka · 1
Galih Gin wahai semua saudaraku,maaf ya sy telat hadir,maklum signalnya kurang mendukung, saya berharap jgn sampai ada nantinya yg bergelar PENGAMAL BINGUNG,mudah"an kita tidak termasuk YAKINNYA YAKIN IKUT IKUTAN HINGGA BERGELAR PENGAMAL BINGUNG.
4 Januari pukul 19:58 melalui seluler · Suka
Galih Gin Mas Roni Ahmad apa tu artinya,pke bahasa nasional aja mas,okeyyyyyy
4 Januari pukul 21:17 melalui seluler · Suka
Fafirruu Ilallaah Iya harus baik ilmiyahnya dan zdauqiyahnya dan bukan rekayasa biar tdk jadi pembohongan publik. kurang lebih itu artinya Galih gin
4 Januari pukul 22:57 · Suka · 1
Cak Ode :: Perlu juga diketahui bersama..
Betapa besar kasih sayang beliau Ndoro Mbah Nyai. Puluhan juta rupiah telah beliau sumbangkan untuk pembangunan kantor PSW Pusat di Jombang..
5 Januari pukul 0:32 melalui seluler · Suka · 1
Rawa Rubi tapi sayangnya gelinding da'wah jombangisme melewatkan lilghouts
lilghouts jombangisme bukan aturan Mualif
5 Januari pukul 1:10 melalui seluler · Suka
Rawa Rubi tapi sayangnya gelinding da'wah jombangisme melewatkan lilghouts
lilghouts jombangisme bukan aturan Mualif
5 Januari pukul 1:12 melalui seluler · Suka
Suyadi Ebiet YAA SAYYIDII YAA AYYUHAL GHOUTS......Mbah Yai...... Nyuwun Agunging Pangaksami, Mbah Yai...... Al Fatehah.
5 Januari pukul 1:15 · Suka · 1
Rawa Rubi jombangisme mengusung dalil mujadid untuk Lilghouts, meremehkan ajaran Mualif tentang Ghouts.
5 Januari pukul 1:18 melalui seluler · Suka
Lare Segho Thiwull MUSYAWARAH KUBRO dan PERKEMAHAN KUBRO ada lah bukti LILGHOUST BILGHOUST , adakah yang masih ngengkel .?
5 Januari pukul 1:38 melalui seluler · Suka · 2
Suyadi Ebiet Maap Sebelumnya. Numpang Tanya.....Dengan Harapan Ada Yang Berkenan Menjawab. Yaitu. Sejak Kapan Lembaran Shalawat Wahidiyah Di Cetak Dan Diedarkan. Terima Kasih.
5 Januari pukul 1:56 · Suka · 2
Mariono Edan karena itu,,lilghauts bilghauts itu jangan asal karena benci,,,,mana bisa diterapkan ajaran wahidiyah,,saking lembutnya hati,sampai tdk mau mengakui romo adalah ghauts,malah bilang aneh2 ,hem,waras
5 Januari pukul 8:46 melalui seluler · Batal Suka · 2
Ahmad Dimyathi MA'AF YANG BERKOMENTAR NGAWUR, BODOH, KONYOL, MEMFITNAH, LINNAFIS BINNAFSI, DAN GA ADA SOPAN SANTUN KAMI BLOKIR/HAPUS !. MKASIH JAZAA KUMULLOH...AMIIN...
5 Januari pukul 8:57 ·
aslkm....
ReplyDeleteSungguh perkara Gaib yg semua org tdk bs memahami & menelaah apa yg Mbah Yai ajarkan kpd kt semua.......Mengenai al Ghouts adalah perkara yg sgt luar biasa & tdk masuk akal (krn hanya bs diraba dgn dzauq yg murni). Mengenai "kubu" wahidiyah (*bukan kubu / perpecahan= tapi merupakan perkembangan) mrpkan hal yg sepele & hal yg biasa sja. Tdk prlu digonjang ganjingkan krn adanya rasa benar sendiri / fanatik buta,sehingga yg dilihat hnyalah benar salah semata.
Masalah siapa pribadi beliau ghouts sgtlah sukar ditemukan meskipun melalui mimpi/mukasyafah/riyadoh/istikaroh belaka krn itu mrpkan bagian dr rahasia keagungan Tuhan, krn apabila dlm keadaan mimpi/mukasyafah/riyadoh/istikaroh ada sebuah jawaban yg menentukn ttg siapa beliau ghouts belum bisa dinyatakan Haq apabila dlm hati org tsbt masih ada sedikit rasa fanatisme thdap org bersangkutan. Dlm hal tsbut bisa dipastikan Haq jika org yg mnta petunjuk tsbut 100% bs menghilangkan rasa fanatisme terlebih dahulu & menghilangkan ego yg tersembunyi dlm dirinya....setelah itu dilakukan bs dinyatakan 100% Haq apabila sudah ada petunjuk secara Yaqodzoh (bkn mimpi/kasyaf).
Jadi mnrut saya,maslah Ghouts tdk prlu dikoar-koarkan scara lahiriah krn bs menimbulkan fitnah & kerugian belaka. Biarlah mslh ghouts ada dlm keyakinan pribadi masing2....
Karena jika seorang ghouts wafat sebelum 100 thn dari dilantiknya seorang menduduki peringkat al qutbul ghouts, maka Alloh melalui Rosululloh memberikan sebuah otoritas kepada 2 orang penggantinya yang bergelar QUTBUL IMAMAIN (penerus ghouts yg wafat) yang hanya berjumlah 2 org dlm satu masa,yg satu berada di sebelah kanan ghouts yg mana senantiasa melihat alam malakut, yg satunya lg berada di sebelah kiri ghouts yg mana senantiasa melihat alam makhluk.