Friday, January 31, 2014


013.03.3001 - ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR ( Saudaraku Rudi Aja)

III. 03. 3001 "ANDA BERTANYA DAN BERKOMENTAR, KAMI MENJAWAB DAN MENANGGAPI"

Ahmad Dimyathi : mf MAS RUDI Aja sahabatku yg baik, MINTA TOLONG (SYAFAAT) LANGSUNG DENGAN MEMANGGIL-MANGGIL ROSULULLOH SAW ITU DIPERINTAHKAN DALAM AL QUR'AN DAN AL HADITS, APAKAH ANDA INGIN MENGETAHUINYA ?
Kamis pukul 10:39 · Suka · 1

Rudi Aja :  nggih pak dim pingin sanget.. sebelumnya trimakasih ilmunya !
Kamis pukul 10:54 · Batal Suka · 1

Indrie Kansllucetyya Untkx : goblok kok di pelihara.....
Kamis pukul 10:59 melalui seluler · Suka · 1

Ahmad Dimyathi : Kenapa sih kita harus memangil-manggil Rosululloh SAW ?

Alloh SWT berfirman di dalam hadist qudsi "Yaa Muhammad, Aku jadikan Engkau sebagai sebutan (panggilan), barangsiapa yang memanggil-manggil Engkau, maka sesunggunya dia telah memangil-manggil Aku, dan barang siapa yang cinta kepadamu, berarti dia juga telah mencintai Aku". ............Dalam hadits Rosululloh SAW bersabda MAN DZAKARONII FAQOD DZAKARULLOH WAMAN AHABBANII FAQOD AHABBALLOH WAL MUSHOLLI 'ALAIYYA NAATHIQUN BIDZIKRILLAH (Sa'aadatud Daroin) " Barang siapa dzikir kepadaku (lebih-lebih menyebut), maka sungguh ia dzikir kepada Alloh dan barang siapa cinta kepadaku, maka sungguh ia cinta kepada Alloh, dan orang yg membaca sholawat kpdku ia mengucakan dzikir kepada Alloh". Dan masih banyak lagi Hadits yg menjelaskan bahwa Dzikir (lebih2 menyebut) Nabi SAW adalah IBADAH !. Rosululloh SAW bersabda : "DZIKRUN 'ALAYYA 'IBAADATUN" !. YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !.
sekitar sejam yang lalu · Suka · 2

Ahmad Dimyathi : Waktu Rosulullah SAW lahir langsung Saajidan (bersujud) dan Dzaakiron (memanggil-manggil), lantas siapa yang dipanggil oleh Rosululloh SAW ketika sujud itu ? Ternyata yang dipanggil adalah "Ummatii-Ummatii" (ummatku-ummatku). Ternyata yang dipanggil adalah kita sebagai ummat Beliau, Beliau Rosululloh SAW sudah rindu kepada kita sbagai ummat-nya.

Jadi wajar kalau kita menyambut dengan rasa gembira panggilan Beliau dengan kalimat "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH" Juga ketika Beliau Rosululloh SAW akan meninggal dunia terdengar sayup-sayup oleh Syayyidina Ali KW dan lainnya, beliau Rosululloh SAW antara lain memanggil-mangil ummatnya dengan panggilan penuh kasih sayang dan Beliau Rosululloh SAW sangat prihatin sekali atas nasib kita ummatnya, sayup-sayup suaranya memanggil-manggil UMMATII-UMMATII.......( 'INDA WAFAATIHI ), maka wajar dan harus kita menjawab panggilan Rosululloh SAW tsb dengan kalimat YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH, YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH, dengan penuh ADAB, antara lain : Ikroman wa Ta'diiman wa Ta adduban (memulyakan, mengagungkan dan beradab), Tasyaffuan (memohon syafaat), Mahabbatan (cetusan rasa cinta yg mendalam), Syauqon (rindu yg sangat mendalam), Tadzallul wal Inkisar (merendahkan diri dan meratapi dosa2 kita), Tawajjuh dan Hudlur (Ingat membayangkan Beliau SAW dan hatinya merasa hadir) dihadapan Junjungan kita Rosululloh SAW !. YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
2 menit yang lalu · Suka · 3

Ahmad Dimyathi : Di dalam Al Quran surat al-Anfal ayat 33

"وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ" yang penjelasanya adalah : Alloh tidak akan menyiksa mereka, selama engkau (Nabi Muhammad SAW) ada di dalam hati mereka.

Jadi kesimpulannya: Jika kita jngin tidak disiksa oleh Alloh SWT (baik di dunia, lebih-lebih nanti di akhirat), hati kita harus senantiasa diisi dengan Rosulullah SAW. Mari kita selalu baca kalimat YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH dimanapun dan kapanpun berada, terutama dalam hati !
Kamis pukul 16:47 · Suka · 3

Ahmad Dimyathi : Di dalam kitab Zaadul Ma'ad karya Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dijelaskan, bahwa Rosulullah SAW berdoa "Yaa Alloh, Engkau telah berjanji kepadaku, bawah Engkau tiidak akan menyiksa ummatku se lama aku berada di hati mereka".

Jadi kesimpulannya: Jika kita tidak mau celaka, tidak mau diadzab oleh Alloh SWT, tidak mau disiksa oleh Alloh SWT, hati kita harus senantiasa diisi Rosulullah SAW, marilah kita selalu membaca kalimat YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH dimanapun dan kapanpun. Juga waktu-waktu tertentu marilah kita perbanyak membacanya misalnya kita baca 1000 kali, 5000 kali, 10.000 kali, 11.000 kali, atau setengah jam, 1 jam, 2 jam dst !. Khususnya bagi yang baru mengenal DAN ingin mengamalkan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH, Beliau Hadlrotul Mukarrom Mhah KH. Abdul Madjid Ma'roef Muallif Sholawat Wahidiyah QS wa RA (Al Ghouts Fii Zamaanihi RA) dan juga Hadlrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH. Abdul Lathif Madjid RA Pengasuh/Pemimpin Perjuangan Wahidiyah saat ini, memberikan Ijazah muthlaq kepada kita semua tanpa pandang bulu dan golongan untuk mengamalkannya dlm sehari 30 menit selama 40 hari !
YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
Kamis pukul 16:49 · Suka · 4

Ahmad Dimyathi : Kedekatan atau semakin dekatnya dengan Rosulullah SAW menyebabkan iman dan taqwa seseorang akan lebih meningkat dan unggul dengan yang lain. Oleh karena itu, dimanapun berada dan kapanpun saja mari kita senantiasa berhubungan rohani atau kontak batin dengan Rosulullah SAW, bisa dengan membaca sholawat apa saja atau membaca "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH"
Kamis pukul 16:50 · Suka · 4

Ahmad Dimyathi : Makna yang terkandung di dalam Surat An Nisa' ayat 64 :

وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا

Penafsirannya:
WALAU ANNAHUM IDZ DZOLAMUU ANFUSAHUM (Ketika mereka merasa diri-nya banyak dzolim, ketika mereka merasa banyak salah, ketika mereka me
rasa banyak perbuatan maksiat, ketika mereka merasa banyak dosa-nya) JAAUUKA (namun mereka mau datang kepadamu, mereka mau sowan kepadamu, mereka mau menghadap kepadamu, mereka mau beraudensi kepadamu (Rosulullah SAW) FASTAGHFAR-ALLOHA (di hadapan Rosulullah SAW mereka mau memohon ampun kepada Alloh atas segala dosanya, atas segala kedzoliman-nya, atas segala maksiatnya, atas segala kesalahannya, dengan penuh rasa inkisar wa iftiqor, merasa butuh sekali, nlongso berlumuran dosa) WASTAGHFAR LAHUMUR ROSUULU (maka Rosulullah SAW ikut memohonkan ampun, ikut mendoakan) LAWWAJADUALLOHA TAUBATAN ROHIIMA (maka pastilah mereka (yang mau datang kepada-mu Rosul SAW tsb) akan diampuni taubatnya, akan diampuni segala dosanya).

Kesimpulannya:
Jika kita ingin diterima taubat kita dihadapan Alloh SWT, maka kita wajib menghadap kepada Rosullullah SAW antara lain dengan banyak2 Sholawat apa aja atau nidak Rosul SAW "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH", karna nidak Rosul tersebut dimaksudkan untuk memohon syafaat kpd Beliau SAW. Para Ahlul Kasyfi menerangkan bahwa "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH" adalah "Iltijaa ul ummah ilaa Sayyidihim" mengungsinya ummat kepada PEMIMPINNYA yakni Nabi Muhammad SAW dan dalam
Tafsir Showi Juz 3 dijelaskan apabila kita memanggil2 Beliau dengan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH spontan Beliau Rosululloh SAW hadir didepannya untuk memberikan syafaat dan Beliau menjawab panggilan tsb dengan "MAA HAJATUKA YAA UMMATII".........? "APA GERANGAN HAJAT KEBUTUHANMU WAHAI UMMATKU....?. Sekalipun Beliau sudah di alam kubur, Rosululloh SAW diperlihatkan/diperdengarkan oleh Alloh SWT bacaan sholawat atau nidak Rosul oleh para ummatnya ! Dan masih banyak lgi dasar atau dalil2 yg berhubungan dengan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
Kamis pukul 17:05 · Suka · 2

Ahmad Dimyathi : Apa sih makna yang terkandung di dalam Al Ahzab ayat 21 (Laqod kana lakum fi rosulillahi uswatun hasanah... dan seterusnya) ?

Pasti ada di dalam pribadi beliau Rosulullah SAW suri tauladan, bahasa keren-nya adalah IDOLA (seseorang itu cenderung meniru idola-nya). Nah, jika kita mengidolakan Rosul, secara otomatis tingkah laku dan perbuatan kita ma'mun kepada Rosul (karena beliau adalah suri tauladan yang baik).

Trusss, siapa saja sih yang harus mengidolakan Rosul, "liman kaana yarjullaha wal yaumal aakhira wazakarallaaha kathiraa". yaitu bagi orang-orang yang ingin berjumpa/bertemu/beraudensi (sowan) dengan Alloh SWT dengan selamat (selamat dari siksa Alloh SWT).

Jadi kesimpulannya: Jika orang ingin benar-benar sampai/wushul kepada Alloh SWT dengan selamat, wajib hukum-nya menjadikan Rosulullah SAW sebagai suri tauladan dan IDOLA. Nah, karena Rosululloh SAW yang dijadikan tauladan, wajib hukum-nya senantiasa berhubungan (hubungan batin), dengan Rosulullah SAW, BERTA'ALLUQ BIJANAABIHI SAW, antaralain dengan cara memperbanyak bersholawat, sholawat apa aja atau memperbanyak membaca HATINYA SHOLAWAT yakni YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH. Dlm kitab TAWAZUN dijelaskan HATINYA Al Qur'an adalan Surah Yaasiin, sedangkan hatinya SHOLAWAT adalah asy-syiyaadah wa risaalah (YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH). Maka hubungan dengan Rosululloh SAW yaang masih bersifat FORMALITAS ALA SYARII'AH harus ditingkatkan menjadi semacam hubungan MOLEKULER yang lebih kokoh lahir dan batin. Bukankah Rosululloh SAW sendiri sesuai dengan kepribadian Beliau yang ROHMATAN LIL 'ALAMIIN dan BIL MUKMINIINA ROUUFURROHIIM telah meletakkan dan meratakan LEM PEREKAT hubungan terhadap sekalian para ummat ???.
Kamis pukul 17:11 · Suka · 2

Ahmad Dimyathi : Di dalam karya Syaikh Abdul Qadir Jaelani RA yaitu Kitab Fathul Rabbani menerangkan sebaga berikut : Jadikanlah segala urusanmu apa saja, baik urusan dunia (bekerja, belajar, makan, minum, dll) maupun urusan akhirat (sholat,zakat, puasa, hajji, bemujahadah, dll), harus senantiasa merasa HADIR dihadapan Rosulullah SAW. Mengapa demikian ? Karena beliau Rosululloh SAW berada di tengah-tengah antara hamba dengan sang Pencipta Alloh SWT. Satu-satunya yang menghantarkan seorang hamba kepada Tuhan Alloh SWT adalah Rosulullah SAW. Sehingga apa yang kita anggap baik itu adalah diperintahkan Rosul dan apa yang kita jauhi adalah karena larangan Rosul.

Kesimpulannya: Semua urusan dunia dan urusan akhirat harus senantiasa ma'mum dan berhubungan (kontak batin), berta'alluq dengan Rosulullah SAW.Ta'alluq Bijanaabihi SAW yg paling gampang antara lain adalah dengan nidak Rosul YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ! Cara Ta"alluq Bijanaabihi SAW ada 2 jalan, diterangkan dlm kitab Sa'aadaatud Daroini, pertama TA'ALLUQ SURIYYUN, kedua TA'ALLUQ MAKNAWIYYUN, silakan baca kitab tsb. !
Kamis pukul 17:17 · Suka · 2

Ahmad Dimyathi :Menyadari sulitnya mendekat (wushul) kepada Alloh SWT, kita harus mendekat kepada Rosululah SAW. Tidak mungkin kita sampai/wushul kepada Alloh SWT, tanpa melalui Rosuulullah SAW. Tidak mungkin kita kenal/ma'rifat kepada Alloh SWT, tanpa mengenal/ma'rifat kepada beliau Rosulullah SAW, Belaiu diutus ke dunia ini untuk memberi tahu, mendidik, memberikan rahmat, memberikan syafaat sehingga kita sadar dan mengenal Alloh SWT.

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa sowan, beraudensi kepangkuan Beliau Rosulullah SAW. Di mana saja dan kapanpun saja, baik lisan maupun dalam hati, marilah kita panggil-panggil Beliau dengan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH.
Kamis pukul 17:51 · Suka · 2

Ahmad Dimyathi : Mari kita dawamkan (dzikir) shalawat kpd beliau Rasulillah SAW. Disamping fadhilahnya sangat agung, shalawat merupakan thariqah wushul ilaLLAH yg paling gampang dan praktis, dmna syaikh, murobbi dan sanadnya langsung Beliau Rasulullah SAW. Dengan memperbanyak membaca shalawat, kita juga akan dianugerahi oleh ALLAH SWT mudah bermimpi bertemu dengan Beliau Rosululloh SAW. Bahkan menurut PENGALAMAN jika diperbanyak, hal ini banyak sekali orang yang mengalami diberi pengalaman RUKYAH SHOOLIHAH ATAU PENGALAMAN ROHANI, mendapat fadlol Alloh SWT dapat mimpi bertemu dengan Rosululloh SAW ! Bahkan banyak orang yang
dapat bertemu dengan Beliau Rosululloh SAW dalam keadaan yaqodhotan (melek-melekan/jaga). Dan Alhamdulillah tahaddus binnikmah nidak Rosul YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH tersebut menurut pengalaman, menurut kenyataan diberi faedah seperti tsb diatas, juga secara KASUNYATAN nidak YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH biberi manfaat diijabah doanya, memperoleh jalan kluar dari masalah/kesulitan2hidup yg dihadapi, baik soal ekonomi, terlilit hutang, anak nakal, penyakit dlsb. BANYAK yg merasakan/menyatakan setelah mengamalkan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH diberi ketentraman jiwa, ketenangan batin, semakin banyak mengingat Alloh, merasa dan menyadari banyak berlumuran dosa, shg banyak yg menangis, menyesali dosa dan kesalahannya, karena mersa takut kpd Alloh, terharu dan bersyukur kpd Alloh SWT !. Bahkan banyak semula jauh dari agama, kesukaannya/kebiasaannya molimo (main, madon, madat, minum, maling) banyak yang sembuh TOTAL, sadar, dpat berubah menjadi lebih baik, mau beribadah sholat dsb. yg sudah baik meningkat keimanan dan ketaqwaannya. Bahkan banyak yg sebelumnya non Muslim, seperti di BALI menjadi muslim yg taat sebab mengamalkan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH. INI bukan omong kosong bisa disurvay, bisa dibuktikan, termasuk ada teman saya bernama Budiyanto skrang berdomisili di Magetan, juga kawan Bpk KH. Mahdlor Cholili Bogor, kawannya seorang Cina dari kota Bekasi, dia ada kesulitan soal ekonomi, terus kawan Cina ini yg beragama non muslim suruh mengamalkan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH, ringkasnya cerita (Kisah selengkapnya bila diperlukan silakan menghubungi KH Mahdlor Cholili Katulampak Bogor), setelah mengamalkan dengan pengamalan 40 hri, dia memperoleh jalan kluar dari kesulitan hidup yg dialami, dan dia sekeluarga akhirnya masuk Islam, sebab dia waktu pengamalan pada hari yg ke 37, 38 dan 39 DIBERI YUKYAH SHOLEHAH/PENGALAMAN ROHANI dalam mimpinya didatangi oleh Beliau Rosululloh SAW dan juga didatangi oleh Nabi ISA AS ! Alhamdulillah hadzaa min fadli robbi, sebab hidayah taufiq Alloh SWT, sebab syafaat tarbiyyah Rosululloh SAW dan barokah karomah nadhroh Ghoutsu Hadzazzaman RA. SEKALI LAGI, INI REALITA PENGALAMAN YANG DIALAMI DAN DIRASAKAN OLEH PARA PENGAMAL SHOLAWAT WAHIDIYAH PADA UMUMNYA, YG SAAT INI JUMLAHNYA ADA JUTAAN ORANG DI DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI !. Bahkan perlu diketahui, Bapak Presiden kita, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pernah mengutarakan pengalaman Rohaninya/Rukyah Sholehahnya waktu Beliau bermunajad di Roudhoh di dekat makam Rosululloh SAW pada tahun 2004 sebelum menjadi Presiden RI, dengan memperbanyak membaca Nidak Rosul YAA SAAYIIDII YAA ROSUULULLOH, Beliau diberi dapat berjumpa dengan Beliau Rosuululloh SAW secara yaqodlotan, dan Beliau dapat berdialog langsung mengutarakan hajadnya, ini contoh pengalaman rohani Beliau, dan ini contoh berkah dan asrornya amalan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !.
Kamis pukul 19:26 · Suka · 2

Ahmad Dimyathi : Semua sholawat itu ditujukan untuk Rosululah SAW. Terdapat dua jenis sholawat, yaitu sholawat ma'tsuroh dan sholawat ghairu ma'tsuroh:

1. Sholawat ma'tsuroh adalah sholawat yang redaksinya langsung dikarang oleh Rosul sendiri, ciri-cirinya tidak ada kata "Sayyidi"/"Sayyidinaa" di dalam bacaannya, ini menunjukkan sikap rendah hati beliau, MENUNJUKKAN keluhuran budi Beliau SAW yg tidak pernah menonjolkan diri, selalu bertawaddlu', berlemah lembut kepada siapapun !. Contoh sholawat ini adalah sholawat yang kita baca pada saat Tahiyyat, juga Sholawat Ibrohimiyyah !.

2. Sholawat ghoiru ma'tsuroh adalah sholawat yang redaksinya dikarang oleh selain Rosulloh SAW, biasanya dikarang oleh para sahabat, tabiin, ulama', para Sulthoonu Auliya'/Al Ghouts dan lain sebagainya. Biasanya jenis sholawat ini redaksinya menyanjung Rosullulloh SAW, contohnya terdapat kata "Sayyidii"/Sayyidinaa.

Lantas mana yang lebih utama ? Jika kita melihat dari sisi siapa yang mengarang, jelas dan tegas lebih utama sholawat ma'tsuroh, karena dikarang langsung oleh Rosululloh SAW !. Namun jika kita melihat dari sisi redaksi sholawat tersebut, maka sholawat ghoiru ma'tsuroh yang paling tinggi menyanjung dan mengandung nilai ta'dhim terhadap Rosulullah SAW seperti ada tambahan kata SAYYIDINAA sebagai cetusan rasa ikrom, ta'dhim dan mahabbah terhadap Rosululloh SAW itulah sholawat yang paling utama. Sudah sewajarnya kita para umat menyebut Sayyidina, yg maksudnya Kanjeng, Gusti, Bendoro, Tuan, Pemimpin dsb. Karena Beliau Rosululloh SAW adalah SAYYIDUL WUJUD, SAYYIDUL AMBIYA' WAL MURSALIIN, SAYYIDUL KAUNAIN, SAYYIDUL KHOLQI AJMA'IIN, SAYYIDTS-TSAQOLAIN. SAYYIDNYA ANAK CUCU ADAM. Beliau Rosululloh SAW bersabda : "ANAA SAYYIDU WALADI ADAMA WALA FAHRO". (Aku adalah sayyidnya anak cucu Adam, dan Aku tidak membanggakan diri) !. YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ! ..Alloh sendiri memanggil Rosululloh SAW dlm Al Qur'an dengan PANGGILAN yang SANGAT indah dan mesra sekali seperti Yaa Ayyuhan nabiyyu.., Yaa Ayyuhar Rosuul.... , Yaa Ayyuhal Mudats-tsir......., Yaa Ayyuhal MUzammil......., berbeda dengan memangil nabi-nabi yang lain langsung menyebut namanya, misalnya Yaa Adam, Yaa Musa, Yaa Isa, Yaa Yahya..... dst, ini menunjukkan bahwa Alloh SWT sendiri memulyakan, mengagungkan, mencintai dan menghormati Beliau Nabi Muhammad SAW sbgai kekasih dan utusanNya yang mempunyai Akhlaq yang Agung (WA ANTA DZUU KHULUQIN 'ADHIIM), MAKA wajar bagi kita sbgai ummatnya memanggil Beliau SAW dengan panggilan YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH sbagai sanjungan dan cetusan yg mendalam rasa ikroman, ta'dhiiman, wamahabbatan waTA ADDUBAN terhadap Beliau Rosululloh SAW !. Baca Surat Annur ayat 63 dan Surat Al Hujurot ayat 2, fahami makna dan tafsirnya !. Ringkasnya, marilah kita gunakan 2 kemampuan yang Alloh SW berikan kepada kita, yaitu kemapuan yang bersifat lahiriyah (yg sangat terbatas) dan kemampuan batiniyyah (yg tidak terbatas) yakni dengan DO'A untuk mencapai KEBENARAN HAQIQI, keslamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin, dunia sampai akhirat ! Amiin !

2 comments:

  1. Ahmad Dimyathi Aldy Bsy

    berulang2 kali BELIAU MBAH YAHI N KANJENG ROMO YAHI DAWUH.....

    JANGAN SAMAPAI LEPAS LILLAH-BILLAH QTA.....

    YAA SAYYYIDII YAA ROOSULALLOH......................

    WATAMAMA MA'RIFATIKA YAA ALLAH..............

    Pada saat waktu sahur, seorang abid ( Ahli Ibadah) membaca Al-Quran, surah "Thoha" di biliknya, yang dekat dengan jalan lalu lalang orang.

    Selesai membaca Al-Quran, dia merasa amat ngantuk, kemudian tertidur.

    Dalam tidurnya itu dia bermimpi melihat seorang lelaki turun dari langit membawa senaskhah kitab.

    Lelaki itu datang menemuinya dan segera membuka kitab suci itu di depannya. Di bukanya surah "Thoha" dan ditatapnya halaman demi halaman oleh si abid. Si abid melihat setiap kalimah surah yg dibacanya itu dicatatkan sepuluh kebajikan sebagai pahala bacaannya "kecuali" satu kalimah sahaja yang catatannya hapus.

    Lalu katanya, "Demi Alloh, sesungguhnya telahku baca seluruh surah ini tanpa meninggalkan satu kalimah pun". "Tetapi kenapa catatan pahala untuk kalimah ini dihapus?"

    Lelaki itu berkata."Benar apa yg kau katakan itu. Engkau memang tidak meninggalkan kalimah itu dalam bacaanmu tadi. Dan, untuk kalimah itu telah kami catatkan pahalanya, tetapi tiba-tiba kami mendengar suara yang menyeru dari arah 'Arasy : 'Hapus catatan (pahala) itu dan gugurkan pahala untuk kalimah itu'. Maka, sebab itulah kami segera menghapusnya".

    Si abid menangis dalam mimpinya itu dan berkata, "Kenapakah tindakan itu dilakukan?".

    Lelaki itupun berkata "Penyebabnya engkau sendiri. Ketika membaca surah itu tadi, seorang hamba Allah melewati jalan di depan rumah mu. Engkau sadar hal itu, lalu engkau meninggikan suara bacaanmu agar didengar oleh hamba Allah itu.

    Kalimah yang tiada catatan pahala itulah yang telah engkau baca dengan suara tinggi itu".

    Si abid terjaga dari tidurnya. "Astaghfirulloohal-'Azhim! Sungguh licin virus riya' menyusup masuk ke dalam kalbu ku dan sungguh besar kecelakaannya. Dalam sekejap mata saja ibadahku dimusnahkannya.

    Mari niatkan segala Ibadah kita dengan penuh keikhlasan, dan resapi arti kalimah ta'awudz seumpama hendak membaca Al-Quran agar benar-benar terhindar dari Godaan Syaitan Yang terkutuk.
    Kemarin jam 7:57 · Suka · 5

    Badruz Badruzzaman Subhaanallooh...
    Kemarin jam 11:57 · Suka

    ReplyDelete
  2. YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !
    Tusiran Bekasi

    Pendapat ulama Ahlusunah wal jama'ah yang mensunnahkan pengucapan SAYYIDINA/SAYYIDI dalam bersholawat/nida' (panggilan) baik di dalam maupun di luar shalat.

    Kata-kata “sayyidina” atau ”tuan” "kanjeng" atau “yang mulia” seringkali digunakan oleh kaum muslimin, baik ketika shalat maupun di luar shalat. Hal itu termasuk amalan yang sangat utama, karena merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Syeikh Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri menyatakan:

    “Yang lebih utama adalah mengucapkan sayyidina (sebelum nama Nabi SAW), karena hal yang lebih utama bersopan santun (kepada Beliau).” (Hasyisyah al-Bajuri, juz I, hal 156).

    Pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi SAW:

    عن أبي هريرةقا ل , قا ل ر سو ل الله صلي الله عليه وسلم أنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَأوَّلُ مَنْ يُنْسَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأوَّلُ شَافعٍ وأول مُشَافِعٍ

    “Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Saya adalah sayyid (penghulu) anak adam pada hari kiamat. Orang pertama yang bangkit dari kubur, orang yang pertama memberikan syafaa’at dan orang yang pertama kali diberi hak untuk membrikan syafa’at.” (Shahih Muslim, 4223).

    Hadits ini menyatakan bahwa nabi SAW menjadi sayyid di akhirat. Namun bukan berarti Nabi Muhammad SAW menjadi sayyid hanya pada hari kiamat saja. Bahkan beliau SAW menjadi sayyid manusia didunia dan akhirat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani:

    “Kata sayyidina ini tidak hanya tertentu untuk Nabi Muhammad SAW di hari kiamat saja, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang dari beberapa riwayat hadits 'saya adalah sayyidnya anak cucu adam di hari kiamat.' Tapi Nabi SAW menjadi sayyid keturunan ‘Adam di dunia dan akhirat”. (dalam kitabnya Manhaj as-Salafi fi Fahmin Nushush bainan Nazhariyyah wat Tathbiq, 169)

    Ini sebagai indikasi bahwa Nabi SAW membolehkan memanggil beliau dengan sayyidina. Karena memang kenyataannya begitu. Nabi Muhammad SAW sebagai junjungan kita umat manusia yang harus kita hormati sepanjang masa.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca sayyidina ketika membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW boleh-boleh saja, bahkan dianjurkan. Demikian pula ketika membaca tasyahud di dalam shalat.

    ReplyDelete