YANG KONTRA PUN AKHIRNYA MENJADI PENGAMAL WAHIDIYAH
08.717 PENGALAMAN ROHANI/RUKYAH SHOLIHAH/PENGALAMAN SEPIRITUAL
Akhirnya yang kontra pun, jadi Pengamal Sholawat Wahidiyah. Sampaikah hadiah pahala kepada Ahli kubur/leluhur? Dalam kehidupan masyarakat kadang terjadi perselisihan tentang sampai atau tidaknya kiriman do’a kepada Ahli kubur/ leluhur kita yang telah mendahului, terkadang tradisi warisan para wali-wali Allah, warisan Kanjeng Sunan Wali Songo dan umumnya kaum muslimin dari generasi ke generasi seperti bacaan Tahlilan, Yasinan, kiriman Al-fatehah/ sholawat dalam acara selamatan kematian keluarga kita sampai hari ke 7, hari ke 40 dll, tak jarang di anggap sebagai amalan Bi’dah dan tidak akan sampai kiriman do’a itu oleh Sebagian golongan yang mengklaim dirinya sebagai pelopor kemurnian tauhid, terutama kaum Wahabi.
Padahal itu semua adalah bentuk do’a, Cuma lain bacaanya, dalam beberapa riwayat ketika Kanjeng Rosul SAW melewati kuburan sering mendo’akan ahli kubur seperti riwayat ini: Dalam riwayat Imam Tirmidzi dalam Sunannya, juz III, Kanjeng Rasul SAW setiap melewati kubur bersabda “Keselamatan atas engkau wahai ahli kubur, mudah-mudahan Allah mengampuni kami dan mengampuni kalian, kalian pendahulu kami dan kami mengikuti jejak kalian.” Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi dari Al-Waqidy. Kanjeng Nabi SAW telah melakukan ziarah kubur pada setiap tahun yang kemudian diikuti oleh sahabat Abu Bakar, Umar dan utsman. Yang artinya: “Nabi Muhammad SAW berziarah ke makam syuhada’ uhud pada setiap tahun, apabila telah sampai di makam syuhada’ uhud beliau mengeraskan suaranya seraya berdoa: keselamatan bagimu wahai ahli uhud dengan kesabaran-kesabaran yang telah kalian perbuat, inilah sebaik-baik rumah peristirahatan”.
Dalam hal ini di sampaikan Pramu Pusat pada saat MUJAHADAH KUBRO Memperingati Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW dan Haul Mbah KH. Abdul Madjid Ma'ruf QS wa RA (Mualif Sholawat Wahidiyah) Gelombang Remaja: Hari Sabtu tgl 09-06-2012 mulai Pukul 20.00- Selesai Tentang menghadiahkan pahala; Sahabat Ubai bin kaab mengutarakan kepada Rosululloh yang artinya “Yaa Rosul sungguh aku hadiakan pahala sholatku semuanya untukmu ya Rosululloh” kemudian Rosululloh mendawuhkan “Kalau begitu Allah SWT akan mencukupi kehidupan duniamu dan kehidupan akheratmu” maka kita di bimbing di sini untuk menghadiahkan kepada Rosululloh SAW, menghadiahkan kepada kekasih-kekasihNya/waliNya, para Auliya wal mursalim bahkan kepada jamiil mukminina wal mumi’nat. Lalu apa yang kita terima kalau amal kita hadiahkan semua? Jelas sekali dalam Al-Qur’an diterangkan “Barang siapa yang berbuat kebajikan maka Allah akan mengganti 10 kali lipat dari pada yang ia lakukan dan siapa yang berbuat kejahatan Allah membalas hanya dengan nilai yang Ia lakukan. Sungguh perhatian Allah sangat besar kepada kita semua. Hadirin-hadirot yang kami mulyakan, dalam hal ini pernah terjadi di kabupaten Pati insyaAllah beliau juga hadir di Mujahadah Kubro ini, Beliau Pak Nur Hamid. Keluarga Pak Nur Hamid ini terpecah menjadi dua pendapat. Satu pendapat bahwa menghadiahkan pahala kepada orang yang mati itu sampai dan yang satu berkata oh, itu tidak akan sampai.
Sehingga perpecahan itu menjadikan kerenggangan ukhuwah di antara keluarga Pak Nur Hamid. Namun atas pertolongan Allah walaupun beda pendapat tapi keduanya ada kata sepakat. “Bagaimana kalau kita matur kepada seorang yang istilah jawanya LINUWIH yang tau bahkan bisa membukakan rahasia (Istilah tasawuf bisa membukakan kasaf/ainul basyiroh) yang diberikan Allah kepada kita”. Sepakat dua pendapat yang berbeda untuk matur kepada Panjenengan dalem Kanjeng Romo K.H. Abdul Latif Madjid RA untuk menyampaikan kedua permasalahan tersebut. Setelah soan di dalem beliau bukan mimpi, tapi kasunyatan, matur kepada Beliau mengutarakan kedua permasalahan tersebut. Kemudian ringkasnya beliau “Ayo kita coba siapa saja, bapaknya siapa yang meninggal, ibunya siapa yang meninggal, mbahnya siapa saja yang meninggal, siapa namanya?” 3 orang di aturkan kepada beliau. Kemudian supaya di atur niatnya beliau membimbing, ayo coba nanti kalau sampai ya sampai kalau tidak ya tidak. Kemudian membaca Al-fatehah di hadiahkan kepada ketiga orang yang telah meninggal tadi. Dikala baca al-fatehah terus al-fatehah itulah salah satu di antara yang menghadap beliau itu gemetar, yang bergetar itulah yang semula tidak percaya bahwa hadiah itu sampai kepada alam barzah. Ternyata ia dibukakan ainul-basirohnya/ mata batinnya bisa melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata kita, dari bacaan al-fatehah tadi keluar sinar cahaya putih membesar memutar menyebar menuju ke kuburan ketiga orang yang telah di sebutkan tadi ayah, ibu dan kakeknya tadi. Bukan sekedar itu dia di beritahu leluhurnya di alam kubur keadaan ayah, ibu dan kakeknya yang berada di alam kubur dalam keadaan hitam pekat bergeliat-geliat menerima siksa malaikat Nungkar dan Nangkir hadirod, akhirnya sinar putih itu menyebar kepada ahli kubur leluhurnya, ibu dan kakeknya kemudian malaikat nungkar-nangkir tadi berhenti menyiksanya, sinar putih itu memancar menyelimuti tubuh yang telah meninggal tadi dan berubah bentuk dari tubuh hitam pekat menjadi manusia sebagaimana manusia pada saat didunia bahkan lebih cantik dan ganteng. Kemudian yang tidak percaya tadi berteriak menangis “Kanjeng Romo ini bapak saya, ini ibu saya, ini kakek saya” FAFIRRUU ILALLOOH Yaa sayidi yaa Rosululloh Yaa sayidi yaa Ayuhalghouts Al-Fatehah Cukup sekian semoga bermanfaat. Artikel ini saya Copas dari Grup:http://www.facebook.com/groups/180167492034079/ —
Oleh: Tusiran Bekasi
No comments:
Post a Comment